Pengibaran Bendera Merah Putih Tandai Kembalinya Jembatan Teupin Redup di Aceh
ACEH – Pengibaran bendera Merah Putih menjadi simbol kuat bangkitnya kembali konektivitas dan harapan masyarakat Aceh seiring berfungsinya kembali Jembatan Teupin Redup yang sempat terputus akibat banjir bandang dan longsor pada akhir November 2025. Berkibarnya Sang Saka Merah Putih di atas jembatan tersebut merefleksikan kehadiran negara sekaligus semangat gotong royong seluruh elemen dalam mempercepat pemulihan pascabencana.
Ketua Mukim Juli Selatan, Kabupaten Bireuen, Zainuddin, menyampaikan bahwa kembalinya fungsi jembatan berdampak langsung terhadap normalnya aktivitas masyarakat yang sebelumnya terhambat. Ia menegaskan bahwa jembatan tersebut memiliki peran vital sebagai penghubung Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Bener Meriah.
Sejak jembatan kembali tersambung, aktivitas masyarakat di Juli Selatan berangsur normal. Ini sangat membantu warga yang sebelumnya kesulitan beraktivitas dan mengakses pusat ekonomi, kata Zainuddin.
Selama jembatan terputus, masyarakat terpaksa menyeberangi Sungai Peusangan menggunakan keranjang besi yang dikaitkan dengan kabel baja, sebuah kondisi darurat yang penuh risiko. Situasi tersebut tidak hanya membatasi mobilitas warga, tetapi juga menghambat distribusi bantuan kemanusiaan ke wilayah terdampak banjir bandang.
Zainuddin menyebutkan sedikitnya terdapat 12 gampong di kawasan Mukim Juli Selatan yang terdampak bencana. Dengan kembali dibukanya akses darat, penyaluran bantuan ke wilayah pengungsian hingga Kabupaten Bener Meriah kini dapat dilakukan lebih cepat dan terkoordinasi, meskipun di beberapa titik masih diberlakukan sistem putus sambung akibat longsor.
Nuansa haru dan syukur mewarnai pembukaan kembali jembatan tersebut. Ratusan warga bersama personel TNI melintasi jembatan sambil memanjatkan doa, diiringi kibaran Merah Putih sebagai simbol persatuan dan keteguhan bangsa dalam menghadapi bencana.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Abdul Muhari, mengatakan jembatan kini sudah dapat dilalui kendaraan roda empat dan dioperasikan secara terbatas untuk kepentingan distribusi logistik. Jembatan sudah bisa dilalui kendaraan roda empat dan saat ini diprioritaskan untuk mendukung distribusi bantuan dan logistik, ujarnya.
Penyambungan jembatan sepanjang 39 meter ini menggunakan material dari Kementerian Pekerjaan Umum dan dikerjakan oleh personel Batalion Zeni Tempur 16/Dhika Anoraga. Bupati Bireuen, Mukhlis, memimpin langsung tahap akhir penyelesaian sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah dalam mempercepat pemulihan infrastruktur strategis.
Warga pun menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah pusat dan kerja keras seluruh pihak. Terima kasih kepada pemerintah dan TNI. Jembatan ini sangat berarti bagi kami. Sekarang kami bisa kembali beraktivitas dengan aman, ujar Nurhayati, salah satu warga setempat.
Kembalinya Jembatan Teupin Redup diharapkan tidak hanya memulihkan mobilitas masyarakat, tetapi juga memperkuat optimisme bahwa negara selalu hadir dan sigap dalam memastikan keselamatan serta kesejahteraan rakyat di tengah situasi darurat.