Pentingnya Budaya Disiplin Protokol Kesehatan Menghadapi New Normal
Oleh: Andi Faizah (Koordinator Forum Pegiat Media Sosial Independen Regional Surabaya)
Pandemi Corona Virus Disease 2019 atau yang biasa kita singkat Covid-19 ini telah masuk ke Indonesia sejak bulan Maret 2020 lalu. Namun penyebaran nya masih terus terjadi di seluruh wilayah Indonesia, kini pemerintah sedang mengkaji kebijakan dalam menghadapi Covid-19 yaitu kebijakan protokol kesehatan new normal, yang berarti tatanan kehidupan normal yang baru. Sesuai apa yang di katakan oleh Presiden Joko Widodo secara garis besar, yaitu mengajak untuk hidup damai berdampingan dengan Covid-19.
New normal diterapkan dengan menjalankan kehidupan yang baru melalui penerapan protokol kesehatan seperti tetap menjaga jarak, memakai masker ketika berada di tempat umum, serta rajin mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer bila tidak ada air. Hal demikian dilakukan secara teratruktur dan bertahap yang akan mencakup keseluruhan sektor kehidupan seperti bidang perekonomian, pendidikan, dan lain lain dengan penyesuaian yang diperlukan.
Menjadi suatu hal yang wajar bila perlu waktu penyesuaian atau transisi untuk melaksanakan sebuah perubahan pola kehidupan. Namun, yang terpenting adalah tidak menyebabkan hal yang merugikan di kalangan pribadi maupun orang lain. Kesalahan kecil dari perilaku kita di tengah pandemi bisa jadi menyebabkan hal yang besar bahkan sangat membahayakan. Oleh karenanya, budaya saling mengingatkan dan saling membangun kebiasaan disiplin antar satu dengan lainnya harus terus digenjot.
Apabila berkaca pada pelaksanaan PSBB beberapa waktu lalu, masih banyak masyarakat yang keliru terhadap penerapan protokol kesehatan, maka perlu diperbaiki dengan saling mengingatkan tersebut. Atau juga bisa melalui pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat atau sosok-sosok yang dipercaya.
Para pemimpin agama, pemimpin perusahaan, pemimpin organisasi sosial kemasyarakatan, sampai ketua RW dan RT perlu secara rutin diberi pengarahan tentang perlunya penerapan protokol kesehatan. Mereka perlu disadarkan untuk dapat membedakan antara mitos dan fakta terhadap Covid-19. Jika para tokoh masyarkat tersebut sudah memiliki keyakinan yang benar terhadap protokol kesehatan, mereka akan menyebarkan keyakinan itu kepada para pengikut, anggota-anggota, atau warganya. Hal seperti itu menjadi lebih mudah dan cepat dalam memahamkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan agar terhindar dari Covid-19.
Selain itu, mengontrol perilaku disiplin menerapkan atiran new normal dapat dibangun melalui upaya pemerintah bersama elemen-elemen masyarakat, memastikan kecukupan faktor-faktor pendukung, seperti halnya bantuan sosial dan bantuan medis bagi warga terdampak Covid-19.
Kita sadari bersama bahwa bantuan sosial dan medis dapat meringankan masyarakat miskin ataupun rentan miskin. Mungkin bagi orang yang berkecukupan, membeli masker seharga Rp5 ribu merupakan suatu hal kecil. Tetapi bagi mereka yang kekurangan, uang Rp5 ribu lebih baik diperuntukkan membeli sesuap nasi untuk dapat bertahan hidup. Pemenuhan kecukupan seperti itulah yang diharapkan dapat terealisasi demi kepentingan bersama.
Perlu diingat kembali, negara memiliki tanggung jawab terhadap seluruh warga Indonesia baik kaya maupun miskin, bahkan untuk masyarakat miskin, pemeliharaan telah diatur dalam Undang-undang. Akan tetapi, tidak serta merta terbatas hanya negara yang wajib membantunya, melainkan masyarakat yang berkecukupan patut juga bahu membahu, membantu antar sesama.
Sementara itu, pemberian sanksi-sanksi bagi para pelanggar diharapkan lebih tegas dan tetap mengandung edukasi dan literasi. Selain pelanggar jera dengan apa yang dilakukan, mereka juga bisa sadar dan mau untuk tidak mengulangi kekeliruan yang sudab diperbuat. Dengan literasi yang baik juga mampu menjadikan seseorang sebagai duta sehingga dapat menularkan dan mengajak orang lain tertib mematuhi protokol kesehatan.
Tertib dan disiplin dalam melaksanakan new normal harus terus ditingkatkan demi mempercepat penanganan pandemi Covid-19 guna menuju hidup yang penuh harapan. Maka dari itu jadikan protokol kesehatan New Normal ini ajang untuk mendisiplinkan diri, karena tidak dipungkiri, nyawa adalah taruhannya.
Sejatinya, new normal dengan protokol kesehatan Covid-19 merupakan wujud kepastian keberlangsungan masa depan bangsa. Sehingga sudah menjadi tanggung jawab masing-masing individu untuk ikut menyukseskan kemajuan Nusantara. Tak hanya itu, di tengah keterbatasan yang dialami Indonesia saat ini menjadi penentu keberhasilan bangsa melewati tantangan kesekian kalinya. Hal ini akan dicatat dalam sejarah bangsa Indonesia sendiri bahkan sejarah dunia.