Penyintas Gempa Cianjur Apresiasi Tinggi Bantuan Kemanusiaan BIN
Cianjur – Para penyintas bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur memberikan apresiasi tinggi mereka atas seluruh bantuan kemanusiaan yang sudah disalurkan oleh Badan Intelijen Negara (BIN).
Bahkan, kedatangan Tim Kemanusiaan BIN di Kampung Cibereum Kaler, Desa Cibereum, Kec Cugenang langsung disambut haru oleh para pengungsi di tenda darurat yang sudah mereka bangun dengan seadanya.
Pasalnya memang sejauh ini, seluruh persediaan yang mereka miliki untuk bertahan hidup sudah semakin menipis dengan kondisi kesehatan yang telah menurun pula.
Salah satu warga, Iyum (54) mengaku bahwa bantuan dari BIN, utamanya adanya layanan kesehatan dari Medical Intelijen (MI) memang sangat membantu seluruh keluarga di pengungsian tersebut.
Bukan hanya terkait layanan kesehatan, namun bantuan lain seperti makanan dan aneka kebutuhan pun sangat disyukurinya.
“Alhamdulillah dari BIN layanan kesehatan membantu semua keluarga di sini. Bantuan makanan dan kebutuhan lainnya juga alhamdulillah dikasih. Mudah-mudahan ada lagi bantuan karena di sini masih banyak yg membutuhkan, sembako, obat-obatan dan kebutuhan balita,” ujar Iyum.
Sementara itu, Juru Bicara BIN, Prabawa Ajie menyatakan bahwa memang sejauh ini pihaknya terus melakukan upaya penyisiran lokasi hingga ke daerah terisolir bahkan sejak awal pasca-gempa terjadi.
“Hari ini merupakan hari ke delapan pasca gempa. Tim Kemanusiaan BIN kembali berusaha menyusuri tempat-tempat yang menurut kami perlu mendapatkan bantuan, perlu mendapatkan pemeriksaan kesehatan,” ucapnya.
Bahkan, Tim Kemanusiaan BIN sendiri sangat berusaha agar bantuan yang disalurkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di pengungsian.
“BIN memberikan bantuan yaitu makanan siap saji, makanan ringan seperti roti, kemudian kebutuhan pokok, minuman susu yang dibutuhkan oleh anak-anak kecil. Karena tadi ada keinginan ibu-ibu meminta bantuan agar anak kecil mendapatkan susu,” tegas Ajie.
Lebih lanjut, Juru Bicara BIN tersebut menggambarkan bagaimana kondisi masyarakat di tenda pengungsian itu.
Ternyata waktu itu, memang kondisi banyak warga yang kondisi kesehatannya menurun akibat memang kondisi tenda yang sangat seadanya.
“Pada kunjungan kami ini, banyak anak-anak maupun orang tua terjangkit penyakit ringan seperti flu, batuk, dan pilek. Pemicunya, karena tendanya sifatnya darurat jadi kalau malam mereka kedinginan, kalo siang kepanasan,” jelas Ajie.
Pihak BIN sendiri sejauh ini memiliki komitmen yang sangat kuat untuk terus berada di garda terdepan dalam menjaga keselamatan seluruh masyarakat Indonesia.
Bahkan, untuk bisa menjangkau seluruh wilayah terisolir, Tim Kemanusiaan BIN menjalin koordinasi dengan banyak pihak sekaligus.
Puluhan personel pun harus rela berjalan kaki demi bisa masuk ke Kampung Cibereum lantaran memang medan yang sulit untuk diakses. []