Peran Strategis Ormas dalam Mengawal Pilkada 2024 yang Damai dan Kondusif
Jakarta – Organisasi masyarakat (Ormas) di seluruh Indonesia diharapkan dapat berperan aktif dalam menyukseskan pelaksanaan Pilkada serentak 2024. Dalam beberapa minggu terakhir, berbagai pejabat menegaskan bahwa kolaborasi Ormas dengan pemerintah menjadi kunci dalam memastikan proses demokrasi yang aman dan adil.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Ani Sofian menuturkan, secara esensi Pilkada merupakan momentum ujian bagi seluruh elemen bangsa, mengenai seberapa jauh nilai-nilai demokrasi yang telah menjadi bagian dari jati diri bangsa Indonesia. Pihaknya berharap kepada seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama serta masyarakat Kota Pontianak, untuk bersama-sama mewujudkan Pilkada yang damai. Tanpa adanya partisipasi dari seluruh elemen bangsa, Pilkada damai sulit tercapai. “Sinergi kita bersama akan membantu menghindarkan Pilkada dari politik uang dan kampanye hitam,” ujar Ani Sofyan.
Sementara itu, Penjabat sementara Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Jufri Rahman, mengajak semua elemen masyarakat berkontribusi dalam menciptakan Pilkada damai. Ia mengatakan, kedamaian adalah hal penting yang patut dijaga termasuk dalam masa berlangsungnya Pilkada, sekaligus menegaskan bahwa damai itu mahal, karena jika damai itu dirusak, maka ongkosnya akan lebih besar. “Damai itu mahal. Karena mahalnya harus kita jaga. Karena begitu damai itu dirusak sedikit saja, ongkosnya itu besar. Baik itu ongkos materil maupun jiwa,” kata Jufri Rahman.
Selain itu, di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Ketua KPU Kotim, M. Rifki mengajak tokoh masyarakat dan agama untuk ikut membantu sukses nya penyelenggaraan pilkada 27 November nanti dengan ikut serta mensosialisasikan pilkada di saat mereka bertemu langsung dengan masyarakat di dalam aktifitasnya.
Menurutnya sosialisasi pilkada untuk meningkatkan partisipasi masyarakat tidak bisa dilakukan sendirian saja oleh KPU, namun perlu bantuan pihak lain terutama yang aktifitasnya bisa bersentuhan dengan berbagai lapisan masyarakat. “Pada pilkada sebelumnya karena masih dalam kondisi pandemi covid, tingkat partisipasi masih rendah sekitar 60 persen. Sekarang saat pandemi berlalu kita punya target jumlah partisipasi pemilu mencapai 80 persen,” katanya.
Dengan meningkatnya ancaman seperti hoaks dan ujaran kebencian, Ormas diharapkan dapat memberikan edukasi politik yang tepat kepada masyarakat, mendorong penggunaan hak pilih dengan bijak, serta menjaga integritas proses demokrasi. Keterlibatan aktif Ormas tak hanya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilihan tetapi juga menjadi agen pemersatu di tengah dinamika politik yang kompleks.
Pilkada 2024 menjadi momentum bagi Ormas untuk menunjukkan komitmen dalam menjaga harmoni sosial dan kestabilan politik lokal. Kolaborasi ini diharapkan dapat membentuk budaya politik yang lebih sehat dan berkualitas, memperkuat demokrasi Indonesia ke depan.