Perangi Narkoba di Indonesia, Presiden Prabowo Instruksikan Langkah Strategis
Jakarta – Dalam upaya memerangi peredaran narkoba yang kian meresahkan, Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah untuk memberantas narkoba hingga ke akar-akarnya. Presiden Prabowo menilai, narkoba bukan hanya ancaman bagi generasi muda, tetapi juga bagi stabilitas dan masa depan bangsa. Oleh karena itu, sejumlah langkah strategis akan diterapkan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk memperkuat pengawasan dan kolaborasi antara lembaga pemerintah, pihak swasta, hingga masyarakat.
Dalam rapat koordinasi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), Prabowo menyatakan pentingnya implementasi empat strategi utama yang akan memperkuat upaya pemberantasan narkoba.
“Nilai-nilai anti-narkotika harus ditanamkan sejak dini di semua lapisan masyarakat. Kita akan menindak tegas para bandar, menggunakan teknologi canggih untuk pencegahan, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keberhasilan program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN),” ujar Presiden.
Presiden Prabowo menekankan pentingnya partisipasi semua elemen masyarakat dalam perang melawan narkoba.
“Perang melawan narkoba adalah tanggung jawab kita bersama. Setiap elemen masyarakat harus proaktif menjaga lingkungannya dari ancaman narkoba. Kita akan wujudkan Indonesia yang lebih bersih, aman, dan terbebas dari bahaya narkoba demi masa depan generasi mendatang,” tegasnya.
Dengan implementasi langkah-langkah tersebut, Presiden Prabowo berharap Indonesia dapat segera terbebas dari jerat narkoba, membangun generasi yang sehat, serta mewujudkan masyarakat yang berdaya dalam menghadapi tantangan bangsa.
Sebagai salah satu wilayah yang rentan terhadap peredaran narkoba, Provinsi Lampung menjadi fokus perhatian dalam langkah strategis ini. Kepala Bidang Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadilah Astutik, mengungkapkan bahwa daerahnya menjadi salah satu jalur utama perlintasan narkoba menuju berbagai wilayah lain di Indonesia.
“Narkoba beredar secara gelap di Lampung. Daerah ini merupakan daerah jalur perlintasan narkoba menuju daerah lain di Indonesia,” jelas Umi.
Umi Fadilah juga menambahkan bahwa narkoba menyasar masyarakat dari berbagai kalangan, baik dari segi profesi maupun usia. Pengungkapan kasus narkoba terbanyak, menurutnya, berasal dari penindakan di Pelabuhan Bakauheni, pintu masuk utama menuju Pulau Sumatera.
“Sementara pengungkapan kasus-kasus narkoba sejauh ini lebih banyak diekspos dari hasil penindakan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung,” ujarnya.
Di sisi lain, pengawasan terhadap Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan (Rutan) yang rawan menjadi tempat peredaran narkoba juga diperketat. Kepala Divisi Pemasyarakatan Papua Barat, Haposan Silalahi, menegaskan komitmen dalam menjaga keamanan dan kebersihan lapas dari peredaran narkoba.
“Penguatan pengawasan melalui sidak rutin merupakan langkah konkret dalam mematuhi Arahan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Kami berkomitmen untuk memastikan seluruh Lapas dan Rutan di Papua Barat menerapkan standar keamanan tertinggi dan bebas dari peredaran narkoba,” katanya.
Sebagai bagian dari strategi nasional, empat langkah yang digagas BNN RI juga mendapat sorotan. Pertama, menanamkan nilai-nilai anti-narkotika ilegal melalui edukasi kepada masyarakat sejak usia dini. Kedua, penegakan hukum yang tegas terhadap para bandar dan pengedar. Ketiga, penggunaan teknologi untuk meningkatkan efektivitas pencegahan dan pemberantasan. Terakhir, kolaborasi luas antara pemerintah, swasta, serta sektor pendidikan untuk menciptakan sinergi yang kuat dalam memerangi peredaran narkoba. []