Percepat Vaksinasi untuk Kegiatan PTM di Papua
Oleh : Janet Theresia )*
Pemerintah terus mempercepat vaksinasi untuk kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), termasuk di Papua. Akselersi vaksinasi dikhususkan untuk melindungi siswa dan menyukseskan PTM agar tidak menciptakan klaster Corona baru.
Vaksinasi adalah usaha untuk memerangi Corona. Tak heran pemerintah berusaha keras agar seluruh WNI mendapatkan vaksin. Targetpun ditetapkan, dalam 12 bulan (terhitung sejak maret 2021) semoga program vaksinasi nasional selesai 100%. Vaksinasi memang harus berkejaran dengan waktu, karena makin banyak masyarakat yang divaksin, makin banyak pula yang selamat dari ancaman Corona.
Di Papua, vaksinasi juga diadakan, karena ada azas keadilan sehingga seluruh penduduk di semua provinsi di Indonesia wajib mendapatkannya. Presiden Jokowi meminta vaksinasi di Papua Barat dipercepat, dan ada prioritas bagi para pelajar dan mahasiswa. Tujuannya agar mereka bisa melakukan pembelajaran tatap muka dengan aman.
Vaksinasi memang baru ada untuk penduduk berusia di atas 12 tahun, tetapi para pelajar juga berhak mendapatkannya. Mereka yang duduk di bangku SMP dan SMA juga mau divaksin, agar selamat dari Corona dan bisa melakukan PTM tanpa rasa waswas. Para mahasiswa juga mau divaksin agar bisa belajar di kampus seperti biasa.
Presiden Jokowi menambahkan, tidak perlu takut akan persediaan vaksin. Sehingga Pemda Papua Barat harus menggencarkan vaksinasi, karena vial-vial vaksin masih banyak stoknya. Dalam artian, walau Papua jauh sekali dari Jakarta, tetapi jangan khawatir karena akan mendapatkan persediaan yang memadai untuk para penduduknya, dan bisa 2 kali injeksi vaksin.
Pemberian vaksinasi adalah hak bagi segala warga negara, termasuk di Papua. Masyarakat di Bumi Cendrawasih senang karena Presiden Jokowi memperhatikan mereka, khususnya masalah vaksinasi. Walau di sana jauh sekali dari Jawa, tetapi masih mendapatkan jatah, sehingga ada pemerataan. Vaksinasi adalah hak bagi seluruh WNI, termasuk yang tinggal di Papua.
Pemerintah memang selalu menambah jatah vaksin secara bertahap dan didatangkan langsung dari pabriknya di luar negeri. Vaksin yang ada juga tak hanya Sinovac, tetapi juga Moderna, AstraZaneca, Pfizer, dan beberapa merek lain. Hal ini sengaja dilakukan agar stok vaksin selalu aman, karena jika mengandalkan hanya 1 merek akan terlalu lama datangnya. Padahal vaksinasi selalu berpacu dengan waktu.
Vaksin-vaksin ini datang di Jakarta lalu didistribusikan ke seluruh Indonesia, termasuk Papua. Untuk distribusinya akan dibantu oleh aparat, karena mereka adalah sahabat rakyat. Aparat siap juga untuk mengirimkan vaksin ke Papua, karena wajib ada pemerataan distribusi vaksin.
Pembelajaran tatap muka di Papua sudah dilakukan beberapa minggu ini, walau masih secara terbatas dan ada sistem shift. Alias hanya 50% murid yang boleh masuk sekolah, sementara sisanya baru belajar offline keesokan harinya. Hal ini dimaksudkan untuk mematuhi protokol kesehatan jaga jarak, karena kapasitas ruang kelas maksimal 50%.
Para guru juga sudah divaksin, selain murid-muridnya, sehingga akan terhindar dari klaster Corona baru. Kalau bisa penjaga sekolah, petugas perpustakaan, dan staff administrasi juga sudah divaksin, agar benar-benar aman. Meski sudah divaksin, mereka masih harus mengenakan masker dan mematuhi protokol kesehatan lainnya.
Pembelajaran tatap muka mulai digencarkan di Papua, dan syaratnya harus dengan protokol kesehatan yang ketat. Vaksinasi juga diwajibkan agar para murid dan mahasiswa selamat dari bahaya Corona. Para guru juga wajib divaksin sebelum sekolah dibuka. Kasus covid memang sudah menurun tetapi vaksinasi masih diwajibkan, agar semua orang sehat tubuhnya.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bandung