Perlu Peran Aktif Masyarakat Mencegah Covid-19
Oleh : Teguh Prabowo )*
Kita masih berada dalam masa pandemi akibat Corona. Penyakit yang belum ada vaksinnya ini sudah merenggut nyawa banyak orang. Agar tidak ada korban selanjutnya, maka perlu ada perhatian dan keaktifan dari seluruh elemen masyarakat, untuk bekerja sama menangani virus Covid-19.
Dari awal pandemi, presiden sudah menginstruksikan agar masyarakat mematuhi aturan seperti memakai masker dan menjaga higienitas. Mereka juga wajib menjaga jarak serta tidk boleh menyelenggarakan acara yang mengundang kerumunan orang. Peraturan-peraturan ini ampuh untuk mencegah penularan virus Covid-19.
Untuk mendukung pemerintah, sudah seharusnya seluruh elemen masyarakat juga membantu dengan ikut menjaga lingkungannya masing-masing agar tetap tertib dan taat aturan. Di gerbang perumahan maupun kampung disediakan tempat untuk mencuci tangan, sehingga warga yang habis bepergian bisa terjaga higienitasnya. Jika perlu, dibuat bilik untuk menyemprot cairan disinfektan.
Jika ada beberapa jalur untuk masuk ke kampung, maka bisa diportal oleh pak RW, dan menyisakan 1 saja untuk tempat keluar masuk. Hal ini untuk meminimalisir orang asing yang masuk ke dalam pemukiman dan bisa jadi ia adalah carrier Corona.
Kepedulian ini tidak hanya dari pejabat setingkat RT dan RW, tapi juga dari sesama tetangga. Jangan sampai ketika ada yang kena Corona, malah dicemooh dan diasingkan dari lingkungan. Seharusnya, pasien ditolong untuk bisa mendapat perawatan di Rumah Sakit secepat mungkin. Agar lekas sembuh dan tidak menular ke keluarganya. Ketika Rumah Sakit ternyata penuh dan pasien harus rawat jalan sambil isolasi mandiri, maka bisa diberi bantuan berupa suplai makanan dan minuman yang digantung di pagar rumahnya.
Bantuan dari sesama tetangga ini juga bisa berupa sembako dan bahan makanan pokok lainnya. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 ini, banyak yang kehilangan pekerjaan sehingga kesulitan untuk belanja. Di depan masjid atau balai RW bisa dipasang papan sebagai tempat untuk menggantungkan beras, gula, atau sayur-sayuran. Masyarakat yang membutuhkan bisa mengambil secukupnya dan yang kelebihan rezeki bisa memberi semampunya. Tak perlu menunggu bansos dari pemerintah, namun masyarakat bisa berdonasi sesuai dengan kemampuan mereka sendiri.
Anak-anak juga masih belajar di rumah karena merekalah yang rawan tertular virus Covid-19. Jadi pengajaran masih melalui sistem daring, jika bisa dilakukan sampai bulan januari tahun depan. Ketika keadaan benar-benar aman. Kepala sekolah juga tidak boleh memaksa murid untuk masuk sekolah di bulan juli, karena keselamatan mereka lebih penting. Sudah seharusnya beliau mendukung kebijakan pemerintah untuk melanjutkan school at home.
Kantor dan pabrik juga mulai dibuka kembali. Para pegawai bekerja lagi setelah sebelumnya work from home. Manajer kantor juga seharusnya menaati prosedur kesehatan untuk mencegah penularan virus Covid-19. Di antaranya pegawai tidak boleh lembur berlebihan, masuk kerja secara bergiliran agar bisa menaati aturan physical distancing, wajib pakai masker, dan di kantor wajib disemprot disinfektan 4 jam sekali.
Polisi sebagai pengayom masyarakat juga ikut menegakkan aturan demi mencegah penyebaran Corona. Jadi ketika Anda ditangkap karena ketahuan berkendara tanpa pakai masker atau nekat naik mobil dengan berdesak-desakan, jangan marah. Mereka hanya ingin seluruh masyarakat menaati aturan dari pemerintah. Karena semua ini tentu dibuat demi keselamatan kita bersama.
Tidak hanya presiden, mentri, dan pejabat, namun seluruh elemen masyarakat bisa membantu untuk mencegah penularan Covid-19 dan menanganinya. Taatilah protokol kesehatan, minimal memakai masker. Di pemukiman juga wajib ada tempat cuci tangan atau bilik higinenitas sebagai tempat penyemprotan cairan disinfektan. Semua ini dilakukan agar virus Covid-19 tidak makin menyebar di Indonesia.
)* Penulis adalah kontributor The Jakarta Institute