Pernyataan Tentang Bipang Tidak Salah
Oleh : Muhammad Yasin )*
Kata bipang menjadi viral setelah Presiden Jokowi menyatakannya sebagai oleh-oleh lebaran. Masyarakat langsung kaget karena ternyata artinya adalah makanan non halal. Banyak pihak yang membela Presiden, karena beliau mengira itu adalah jenis makanan ringan. Sehingga pernyataan beliau tidak salah.
Setiap pidato dan pernyataan Presiden selalu disimak baik-baik oleh masyarakat. Penyebabnya karena Presiden Jokowi adalah pemimpin kesayangan semua orang. Sehingga tiap ucapannya dinanti oleh banyak pihak.
Namun publik sangat shock ketika beredar video pendek saat Presiden mempromosikan kuliner di acara bangga dengan produk lokal. Beliau berpesan untuk tidak mudik lebaran, tetapi kita bisa memesan berbagai makanan khas daerah yang biasa dijadikan oleh-olah, untuk memesannya secara online. Salah satu yang disebut adalah bipang.
Menurut juru bicara Presiden Fadjroel Rahman, yang dimaksud dengan bipang adalah makanan ringan yang rasanya manis, yang terbuat dari beras dan dicampur dengan gula cair. Di pasaran, orang-orang sudah mengetahui bahwa bipang adalah makanan kecil yang sudah lama eksis. Makanan tradisional ini rasanya manis dan nikmat.
Mari kita soroti bipang yang merupakan oleh-oleh khas Pasuruan, Jawa Timur. Makanan ini bisa ditemui di toko Bipang Jangkar, Kecamatan Panggungrejo, Pasuruan. Ada bipang dengan berbagai varian dan ukuran yang bisa dipilih oleh pembeli. Ketika tidak bisa mudik, maka kita bisa memesan bipang ini via online shop.
Bipang Jangkar Pasuruan sudah ada sejak 1940. Berarti makanan ini melegenda karena tetap eksis dari sekarang. Bipang ini mungkin yang dimaksud oleh Presiden Jokowi, jadi jangan negative thinking dulu.
Kita memang lebih akrab dengan sebutan bipang untuk snack. Sehingga bisa saja Presiden mengira bipang Ambawang adalah salah satu varian jajanan baru. Pernyataan ini bukan sebuah blunder, melainkan kesalahpahaman yang harus diluruskan. Bisa saja Presiden mengira bipang yang ada di pidato itu adalah bipang snack, bukan makanan non halal. Karena tidak pernah mengkonsumsinya, dengan alasan non halal.
Apalagi pidato ini dibawakan di acara yang mempromosikan kuliner lokal. Jadi yang ditekankan adalah usaha untuk membuat masyarakat cinta produk-produk lokal yang beragam di Indonesia. Selain itu, durasi video yang beredar juga sudah diperpendek, sehingga konteksnya berbeda, dan membuat masyarakat jadi salah paham. Bisa jadi ada yang sengaja menyebarkannya dengan alasan politis.
Pernyataan bipang bisa ‘digoreng’ oleh oposisi, sehingga masyarakat diharap jangan bersumbu pendek. Harap melihatnya dengan bijak, karena Presiden sedang berusaha membuat seluruh WNI mencintai produk-produk Indonesia dan tidak brand minded dan impor minded.
Yang jelas, sejak video pidato ini viral, maka menunjukkan bahwa semua orang masih menyimak baik-baik ucapan Presiden. Jadi dugaan bahwa penggemar beliau menurun itu tidak benar. Karena rakyat masih mencintai pemimpinnya.
Sudahi saja polemik bipang, karena bisa jadi yang terpikir sebelum membaca teks pidato adalah bipang yang makanan ringan. Kita wajib berpikir positif dan tidak menghujat sembarangan.
)* Penulis adalah warganet tinggal di Semarang