Perpindahan Ibukota, Upaya Memeratakan Kesejahteraan
Oleh : Brigita Putri )*
Pemerintahan Presiden Jokowi terus bekerja keras untuk memindahkan Ibukota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Perpindahan Ibukota itu merupakan salah satu cara untuk mempercepat pemerataan kesejahteraan.
Perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur sepertinya akan segera direalisasikan oleh Presiden RI Joko Widodo. Pemindahan lokasi IKN tersebut tentunya bukan tanpa makna khusus.
Fadjroel Rahman selaku Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi dalam keterangan tertulisnya mengatakan, Ibu Kota Negara yang baru berada di tengah wilayah geografis Nusantara, hal tersebut merupakan simbol transformasi progresif menuju Indonesia Maju.
Fadjroel mengatakan transformasi progresif menuju kebiasaan baru berprinsip pada Indonesiasentris, yang mana pemerataan pembangunan akan dilakukan di seluruh Indonesia. Transformasi progresif tersebut menandakan bahwa pemerintah serius dalam melindungi lingkungan dalam menghadapi perubahan iklim. Kemudian menghadirkan kualitas baru tata kelola pemerintahan serta transformasi progresif dan menyeluruh kehidupan sosial, ekonomi dan budaya.
Dirinya juga mengutip pernyataan Jokowi yang mengatakan bahwa perpindahan Ibu Kota Negara jangan dilihat sekadar sebagai perpindahan kantor pemerintah. Jokowi menginginkan adanya transformasi, pindah cara kerja dan perpindahan basis ekonomi. Fadjroel menilai, pemindahan Ibu Kota Negara merupakan bagian dari keberpihakan Jokowi. Supaya jajaran pemerintahan dan tatanan demokrasi kian solid dalam rangka pemerataan kesejahteraan.
Sementara itu Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyatakan, rencana pemerintah membangun Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur bukan sekadar memindahkan Ibu Kota Negara. Pratikno mengatakan, pemindahan ibu kota merupakan sebuah upaya untuk membangun sentra inovasi berkelanjutan yang akan menjadi motor kemajuan bagi Indonesia. Oleh karena itu, Pratikno meminta agar Ibu Kota baru tersebut tidak semata menjadi kantor pemerintahan, tetapi sebuah kota baru yang menjadi magnet bagi talenta-talenta hebat dan akan menjadi katalis bagi kemajuan Indonesia.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan, ibu kota baru akan memberikan peluang inovasi di berbagai sektor.
Ia mengatakanm Ibukota baru akan mengakomodasi kemajuan-kemajuan, baik di dalam negeri maupun yang berkembang di belahan bumi lainnya. Suharso juga menyebutkan bahwa adanya ibu kota baru tidak hanya menciptakan pemerintahan efektif tetapi juga pemerintahan yang melayani dan terbuka.
Kita tidak bisa menutup mata bahwa kemacetan di Jakarta sudah menjadi sebuah pertanda bahwa Kota Jakarta sudah sangat padat, bahkan bantara sungai saja menjadi pemukiman yang hampir tiap tahun didatangi banjir. Untuk itu, Pemerintah pusat berupaya untuk mencari pengganti kawasan ibu kota negara, selain lebih aman dari bencana, ibu kota baru juga dianggap sebagai salah satu upaya pemerataan pembangunan di Indonesia.
Pakar Sosiologi Perkotaan Universitas Indonesia (UI) Paulu Wirutomo menuturkan, jika sebuah kota sudah mendekati titik–titik kepadatan yang sudah sangat membahayakan hidup orang, maka sebaiknya dicari jalan upaya penyebarannya agar sebuah kota dapat kembali berkembang. Strategi penyebaran penduduk yang paling efektif menurutnya yaitu dengan pemindahan ibu kota.
Pada kesempatan sebelumnya, pakar Tata Kota, Yayat supriatna menyatakan pemindahan Ibu Kota Negara keluar Pulau Jawa akan memberikan dampak ekonomi yang luar biasa, yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 0,1 persen sampai 0,2 persen.
Ia juga menyatakan bahwa pemindahan Ibu Kota Negara dapat menurunkan kesenjangan antarwilayah. Pemindahan Ibu Kota ke luar Pulau Jawa tentu dapat mendorong perdagangan antar wilayah, terutama perdagangan antara Pulau Jawa dengan wilayah di luar pulau jawa, serta antar wilayah di luar pulau jawa.
Ibu kota negara tentu merupakan barometer kota-kota lainnya di Indonesia, tentunya ibu kota baru tersebut harus dapat mencerminkan peradaban yang berakar pada nilai budaya masyarakat Indonesia yang majemuk berasaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Presiden Joko Widodo pernah mengatakan, Ibu Kota baru akan dirancang secara modern, dimana nantinya terdapat rumah sakit hingga universitas internasional, yang menggabungkan sistem pendidikan Indonesia dan luar negeri. Sehingga diharapkan anak-anak Indonesia tidak perlu belajar ke luar negeri untuk mendapatkan pendidikan dengan kualitas setara sekolah internasional.
Pemindahan Ibu Kota tidak hanya memindahkan kantor dan urusan administrasi saja, tetapi pemindahan Ibu Kota juga diharapkan akan memberikan dampak positif di berbagai sektor, tak terkecuali ekonomi, pembangunan dan pendidikan.
)* Penulis adalah Koordinator Forum Literasi Publik Kalimantan Timur