Pers dan Milenial Mendukung Program Vaksinasi Covid-19
Oleh : Raza Rahardian*
Program vaksinasi corona nasional harus berhail 100%, jika kita ingin keluar dari fase pandemi. Oleh karena itu pemerintah meminta agar pers berperan dalam kampanye vaksinasi, karena media memiliki pengaruh yang besar kepada masyarakat. Selain itu, kaum milenial juga diharap ikut mendukung vaksinasi, agar program ini berhasil.
Ketika vaksin Sinovac sudah mendarat di Indonesia, maka masyarakat bersorak gembira, karena ada harapan baru untuk mengakhiri pandemi covid-19. Vaksinasi sudah dimulai sejak pertengahan januari, dan akan dilakukan secara bertahap. Rencananya program ini akan dilakukan selama setahun, karena jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 220 juta jiwa, sehingga harus mengantri giliran suntik.
Untuk mensukeskan vaksinasi corona nasional, maka pemerintah meminta para wartawan untuk ikut berperan serta. Karena mereka adalah ujung tombak penyebaran berita di masyarakat, sehingga wajib mendukung program ini. Berita yang disajikan harus selalu pro vaksinasi corona.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyatakan bahwa pers harus tetap mampu memainkan peran penting dan positif dalam menyampaikan informasi ke publik. Salah satunya terkait program vaksinasi covid-19. Ia juga memohon dukungan pers untuk menjelaskan ke masyarakat bagaimana pentingnya vaksin.
Persa sangat berperan penting dalam mensukseskan vaksinasi corona, karena masyarakat akan percaya keampuhan vaksin ketika membaca berita tentang keberhasilan program ini. Vaksin Sinovac terbukti efektif dalam menolak virus covid-19, dan sudah lolos uji BPOM. Serta mendapatkan sertifikat halal MUI. Jadi pers jangan malah memberitakan hal yang sebaliknya.
Kemudian, Yasonna juga meminta agar pers tidak ikut menyebarkan hoax tentang vaksin corona, karena akan menyesatkan masyarakat. Dalam artian, kekuatan media sangat dahsyat, sehingga jangan sampai salah tulis dan hanya menyalin berita palsu dari situs luar negeri. Saat media menulis tentang hoax, maka masyarakat akan takut divaksin.
Hal ini sangat mengerikan karena jika program vaksinasi corona gagal, tidak akan terbentuk herd immunity alias kekebalan kelompok. Padahal menurut dokter Wiku Adisasmito, juru bicara Tim Satgas Covid, kekebalan kelompok sangat penting agar kita semua bebas dari pandemi. Dalam artian, pers jangan asal menulis hoax hanya karena tergiur click bait.
Selain pers, kaum milenial juga mendukung vaksinasi corona. Karena selain wajib disuntik, mereka juga bisa berkampanye untuk mensukseskan program ini. Kaum milenial sangat kreatf dalam membuat campaign di media sosial dan hasilnya akan ada banyak orang yang mau divaksin. Karena mereka percaya akan efektivitas vaksin Sinovac.
Kaum milenial bisa berkampanye di media sosial seperti Twitter dan Instagram dan membuat konten positif mengenai vaksinasi corona nasional. Konten bisa berupa poster, tweet dan ajakan untuk mau divaksin kepada netizen di seluruh Indonesia. Selain itu juga ada meme dan kreasi lain yang berisi ajakan untuk vaksinasi.
Ada pula twibbon alias pigura yang membingkai foto profil kaum milenial, yang tersedia di situs resminya. Kaum milenial ramai-ramai mengedit foto dengan twibbon berisi tulisan tentang ajakan untuk divaksin. Sehingga teman-teman FB-nya akan mau juga mensukseskan vaksinasi corona nasional.
Kaum milenial merasa bangga dan berani divaksin, karena ingin sehat dan bebas dari virus covid-19. Karena jika pandemi terus-terusan berjalan, akan sangat susah. Sekolah dan kuliah harus online dan minim interaksi secara langsung. Sehingga akan menurunkan kemampuan sosialisasi.
Pers dan kaum milenial sama-sama berperan penting dalam mensukseskan vaksinasi corona nasional. Mereka paham bahwa program ini sangat penting untuk mengeluarkan masyarakat Indonesia dari fase pandemi yang menyakitkan, karena ada herd immunity. Semoga vaksinasi ini 100% berhasil dan kita semua bebas corona.
*Penulis adalah Kontributor Pertiwi Media