Persatuan Elemen Masyarakat Pasca Pemilu 2024 Wujudkan Kondusivitas Idul Fitri
Oleh : Rivka Mayangsari*)
Suasana Hari Raya Idul Fitri yang kondusif merupakan harapan seluruh masyarakat. Tidak ada kejadian yang bisa mengganggu suasana yang nyaman, aman dan kondusif. Dibutuhkan peranan berbagai elemen masyarakat dalam menciptakan suasana yang kondusif di tengah masyarakat. Akan tetapi, pada Pemilu yang telah dilangsungkan beberapa waktu lalu, dinilai telah menimbulkan pergolakan dan perbedaan pilihan yang berujung pada memanasnya silaturahmi yang telah terjalin sebagai masyarakat antar umat beragama.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalbar, Prof. Dr. Ibrahim mengatakan tokoh agama menjadi penyejuk antar umat beragama, biarkan isu politik terjadi namun tidak memecah belah persatuan yang ada guna menghindari hal – hal yang tidak diinginkan kedepannya.
Sementara itu, Pengamat Sosial dan Politik Universitas Ngurah Rai, Dr. I Gede Wirata turut menyampaikan bahwa upaya menjaga suasana tetap damai perlu dilakukan, mengingat pada pelaksanaan Pemilu 2024 lalu, sedikit banyak terjadi gesekan karena perbedaan pilihan atau pendapat. Karena itu masyarakat harus terus merajut harmoni dan memelihara situasi tetap damai. Salah satunya dengan bijak memilah dan memilih informasi.
Akademisi di Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Salahudin Pakaya pun juga meminta masyarakat untuk menjaga kondusifitas pasca penetapan hasil Pemilu serentak 2024. Sengketa Pemilu saat ini sudah berproses, warga diharapkan mempercayakannya kepada Mahkamah Konstitusi (MK).
Masyarakat Indonesia menunjukkan kedewasaan politiknya dengan menerima hasil Pemilu 2024 dengan legowo. Perbedaan pilihan politik tidak menjadi alasan untuk perpecahan, melainkan sebagai dinamika demokrasi yang sehat. Semangat persatuan dan kesatuan bangsa mengalahkan ego dan kepentingan kelompok.
Sikap legowo masyarakat ini menjadi kunci terciptanya kedamaian dan kondusivitas di momen Idul Fitri 1446 Hijriah. Lebaran tahun ini menjadi momen istimewa untuk mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi, serta merajut kembali harmoni sosial pasca kontestasi politik.
Perayaan Hari Lebaran Idul Fitri yang hanya tinggal menghitung beberapa hari saja, menjadi momentum untuk aparat keamanan maupun elemen masyarakat untuk meliterasi masyarakat luas dalam menjaga persatuan pasca pelakasaan Pemilu yang sempat diwarnai polemik menuju kondusivitas dalam merayakaan hari Raya Idul Fitri 1445 H.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol. Sandi Nugroho mengatakan agar warga menjaga ketertiban selama kegiatan berlangsung, ciptakan suasana sejuk dimasyarakat pasca Pemilu 2024, sikapi hasil Pemilu dengan bijaksana dan penuh kedamaian, saling menjaga kerukunan dan tidak terpengaruh dengan hoaks di media sosial maupun isu politik yang bisa menimbulkan gangguan kamtibmas maupun gejolak masyarakat.
Sebelumnya Kapolres Salatiga, AKBP Aryuni Novitasari mengatakan semua lapisan masyarakat untuk menyikapi hasil pemilu dengan damai dan berperan aktif dalam menjaga kerukunan, baik antar warga maupun kerukunan antar umat beragama serta menjaga kesucian bulan Ramadhan dengan tidak membunyikan petasan maupun penggunaan Knalpot yang tidak standar.
Lebaran tahun ini menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa meskipun di tengah perbedaan pilihan politik. Semangat persaudaraan dan toleransi menjadi kekuatan utama dalam mewujudkan kedamaian dan kebahagiaan di momen Idul Fitri.
Bupati Boyolali, Jawa Tengah, M Said Hidayat menekankan kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) agar tetap menjaga situasi kondusif dalam berbagai bidang dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah atau Lebaran 2024. Dirinya menyebut bahwa hal yang terpenting yakni tetap menjaga kondusifitas, rasa aman, nyaman bagi masyarakat Boyolali, dan saudara-saudara kami yang akan mudik disambut dengan riang gembira dan rasa kekeluargaan yang harus dipertahankan.
Penjabat Bupati Subang, Dr. Drs. Imran mengatakan diharapkan menjaga keamanan dan ketertiban agar kondusif menjelang idul fitri 1445H, di utamakan di tempat ibadah serta konvoi-konvoi pada malam takbiran agar tidak terjadi gesekan yang bisa memicu konflik dan kecelakan lalu lintas, agar masyarakat merasa aman dan nyaman. Pantau jalur alternatif dan cek kesiapan pihak pengelola toll dalam rangka arus mudik lebaran. Komplek perumahan diedukasi dan diberi surat edaran terkait cek listrik, gas di rumah serta pintu-pintu rumah agar terkunci aman, supaya mudik tenang dan lancer.
Pemilu 2024 telah usai, dan kini saatnya rakyat Indonesia bersatu kembali. Perbedaan pilihan politik tidak boleh menjadi alasan untuk perpecahan. Persatuan dan kesatuan bangsa adalah kunci utama untuk mewujudkan kondusivitas Idul Fitri 1446 Hijriah.
Upaya hukum melalui jalur konstitusi adalah langkah yang tepat sehingga tentunya para kader partai akan taat kepada perintah partai dalam menjaga dan mengawal konstitusi. Elemen-elemen masyarakat, termasuk pemerintah, partai politik, tokoh agama, dan masyarakat sipil, harus bahu-membahu untuk menjaga perdamaian dan keamanan. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk meredakan ketegangan dan membangun kembali kepercayaan publik.
Partai politik harus menunjukkan sikap dewasa dengan menerima hasil pemilu dan tidak menghasut provokasi. Tokoh agama harus berperan sebagai penengah dan penyejuk di tengah masyarakat. Masyarakat sipil harus terus menjaga toleransi dan saling menghormati perbedaan.
Idul Fitri adalah momen yang tepat untuk mempererat tali persaudaraan dan persatuan bangsa. Marilah kita jadikan momentum ini untuk saling memaafkan dan melupakan perbedaan. Bersama-sama, kita ciptakan suasana Idul Fitri yang aman, damai, dan penuh kebahagiaan.
*) Pengamat Sosial