Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Membaik di Tengah Pandemi Covid-19
Oleh : Dafinda Rahman )*
Di tengah badai corona, ada kabar baik yang menyeruak ke publik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pulih, bahkan diklaim sebagai yang kedua terbaik di dunia, setelah RRC. Hal ini berasal dari laporan IMF di KTT G-20. Kabar baik ini tentu membuat publik senang, karena ada harapan yang positif untuk memajukan perekonomian Indonesia.
Pandemi yang sudah kita lewati selama kurang-lebih 8 bulan membawa efek negatif di awal, karena keadaan finansial negara sempat kacau. Daya beli turun dan hal ini tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan seluruh dunia. Krisis global membuat pemerintah berjuang keras agar tidak ada krisis moneter gelombang 2, seperti yang terjadi tahun 1998 yang lampau.
Saat pemerintah berjuang keras agar pertumbuhan ekonomi naik lagi, ada kabar positif. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah terbaik kedua setelah RRC, jika dibandingkan dengan negara kelompok G-20 lainnya. Hal ini sangat membanggakan karena posisi kita hanya selevel di bawah negeri tirai bambu.
Pernyataan Sri Mulyani melansir laporan IMF, yang dikemukakan di acara KTT G-290. Pada acara internasional tersebut, ada prestasi Indonesia yang membanggakan. Ibu Menkeu juga mengungkap bahwa perekonomian punya tekanan luar biasa sepanjang 2020. Namun nyatanya kita bisa menghadapinya dan semoga semua akan baik-baik saja ke depannya.
Namun Indonesia masih bertahan. Strategi pemerintah untuk tak melakukan lockdown di awal pandemi membuat kondisi ekonomi tidak terlalu terpuruk, walau kebijakan ini sempat diprotes sebagian orang. Memang jika tak ada lockdown khawatir ada penyebaran virus covid-19, namun sesungguhnya bisa dihindari dengan menaati protokol kesehatan.
Keputusan Presiden Jokowi untuk tidak lockdown baru terlihat hasilnya setelah beberapa bulan. Perekonomian negara lain yang melakukan lockdown total malah jatuh dan kita masih baik-baik saja. Walau masih berjuang, namun ada harapan untuk memajukan ekonomi agar pertumbuhannya makin baik lagi.
Sri Mulyani melanjutkan, pemerintah menjaga Indonesia agar mampu mengatasi corona dan sekaligus memulihkan kondisi finansial negara, menjadi ekonomi yang lebih sehat, kuat, dan membangun fondasi yang baik. Pernyataan ibu Menkeu ini membuat masyarakat lega karena pemerintah sangat concern dalam memulihkan ekonomi negara.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia naik 2% per kuartal. Walau nilainya tak terlalu tinggi, namun harus dilihat dari kacamata positif. Karena ada kenaikan walau sedikit. Lebih baik naik 2% daripada ekonominya stagnan, bahkan menurun. Kenaikan ini wajib disyukuri, karena menunjukkan kerja keras pemerintah agar tidak terjadi krisis yang parah di Indonesia.
Beberapa bulan lalu, pemerintah sudah mencanangkan program PEN (pemulihan ekonomi nasional) untuk menolong agar kondisi finansial negara pulih kembali. Di antaranya ada kemudahan untuk membayar cicilan bagi debitur, jika ia punya tanggungan di Bank atau perusahaan Finance. Ada pengurangan bunga dan masa pembayarannya diperpanjang, sehingga meringankan bebannya.
Mengapa hanya pengurangan bunga pinjaman bukan penghapusan? Karena Presiden Jokowi ingin mendidik mereka, bahwa setiap hutang harus dibayar lunas. Walau masa pembayarannya diundur. Mereka masih wajib bertanggung jawab atas perbuatannya. Ini adalah edukasi yang bagus karena sebagai mantan pengusaha kayu, Presiden juga mendidik pebisnis untuk tak lari dari hutang.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dianggap IMF sebagai terbaik kedua setelah RRC adalah kabar baik di tengah pandemi yang mencekam. Walau berada di bawah tekanan kuat, kita mampu menghadapi semuanya dan masih ada harapan positif ke depannya. Ketika ada kenaikan, maka hal ini adalah hasil dari kerja keras pemerintah dalam program pemulihan ekonomi nasional.
)* Penulis aktif dalam Milenial Muslim Bersatu