Perusuh Berhasil Ditangkap, Wamena Berangsur Kondusif
Oleh : Abner Wanggai )*
Presiden RI Joko Widodo mengatakan, sejumlah perusuh yang menyebabkan tewasnya puluhan warga Wamena, Papua, telah berhasil diamankan oleh aparat kepolisian. Situasi keamanan pun mulai berangsur pulih seperti sedia kala.
Kerusuhan di Wamena yang dipicu kabar hoaks memicu keprihatinan semua pihak. Presiden Jokowi pada senin (30/09) menyebutkan bahwa para perusuh tersebut merupakan kelompok kriminal bersenjata yang selama ini menyerang TNI/Polri di Papua
Oleh karena itu, Presiden juga menekankan bahwa kerusuhan yang terjadi di Papua bukan disebabkan oleh konflik etnis, melainkan ulah dari kelompok kriminal bersenjata.
Ia juga mengatakan, jangan ada yang menggeser – geser menjadi seperti sebuah konflik etnis, karena bukan itu permasalahannya. Karena masalah sebenarnya adalah kelompok kriminal bersenjata yang turun gunung dan melakukan pembakaran – pembakaran rumah warga.
Dengan suasana yang makin kondusif, mantan Gubernur Jakarta tersebut-pun menghimbau warga Wamena tidak perlu melakukan eksodus ke luar daerah. Dirinya mengatakan aparat keamanan sudah bisa mengamankan situasi.
Pihak kepolisian melalui Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas (pol) Brigjen Dedi Prasetyo juga telah menetapkan kelima tersangka terkait kerusuhan yang terjadi di Wamena. Papua. Dimana dari hasil pemeriksaan, 5 tersangka tersebut telah ditetapkan oleh Polres Wamena.
Di sisi lain Komisi Hak Asasi Manusia, mengutuk aksi kekerasan yang mewarnai kerusuhan di Wamena, Papua, selama beberapa hari terakhir dan menimbulkan puluhan korban jiwa.
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, kerusuhan di Wamena merupakan sebuah tragedi kemanusiaan yang harus diusut secara tuntas. Dirinya juga berharap agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi di masa depan.
Sementar itu, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Paulus Waterpauw meminta agar para pengungsi dapat kembali ke tempat tinggal mereka di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya. Paulus memastikan kondisi keamanan di Wamena telah mulai kondusif.
Paulus juga memahami, bahwa kerusuhan Wamena telah menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan yang mendorong warga mengungsi ke tempat yang dianggap lebih aman. Namun Paulus meminta agar warga tidak takut berlebih untuk dapat kembali ke Wamena setelah situasi kondusif.
Dirinya juga menghimbau kepada masyarakat Wamena, agar tidak berlarut dalam ketakutan dan trauma karena aparat keamanan siap mengamankan warga dari berbagai macam gangguan.
Mantan Kapolda Sumatera Utara tersebut kembali memastikan bahwa kondisi kemananan wamena sudah mulai kondusif.
Tercatat ada sekitar 115 pengungsi di kompleks Masjid Al Aqsa, sebagian pengungsi juga mengaku belum memutuskan akan segera kembali ke Wamena.
Sebut saja Ilham, 17 tahun, pemuda asal Makasar Sulawesi Selatan yang berprofesi sebagai tukang ojek di Sinakma, Kabupaten Jayawijaya mengaku terpaksa mengungsi karena takut. Ia juga mengatakan jika nanti sudah aman kembali, ia akan kembali ke Wamena.
Ada juga Rafika, 23 tahun, yang merupakan pendatang dari Maluku yang tengah melaksanakan bakti sosial di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Dirinya juga mengaku cukup trauma dengan peristiwa pada senin pekan lalu.
Sementara itu, Wakil Bupati Mimika, Johanes Rettob memastikan bahwa daerahnya tidak terimbas konflik horizontal di Wamena, Jayawijaya. Karena itu, Warga pendatang yang dievakuas atau mengungsi di Kota Timika dalam kondisi selamat dengan keamanan terjamin.
Diketahui, pada minggu lalu, 29 September 2019, terdapat 84 warga Jawa Timur yang datang dengan menumpangi pesawat hercules dan mendarat di Timika, dimana 46 orang diantaranya sudah pulang.
Selain menyampaikan kondisi pengungsi asal Jawa Timur, Rettob dan Emil juga membahas soal pelajar dan mahasiswa asal Mimika, yang belajar di jawa timur. Dirinya ingin memastikan warganya aman dan tidak terganggu secara mental dalam menempuh pendidikan tinggi di Jawa Timur. Rettob juga menempuh studi di Jawa timur, Ia juga membahas rencana pengembalian belasan pelajar asal Mimika ke Jawa Timur yang memilih untuk exodus.
Sebelumnya wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak juga mengatakan bahwa Mimika justru daerah yang aman, untuk itulah Mimika yang menjadi tujuan pendatang.
Oleh karena itu, Jika para pengungsi telah merasa aman, tentu solusi terbaik adalah kembali ke Wamena, dan yakin bahwa aparat TNI kan berjaga – jaga. Apalagi jika pelaku kerusuhan telah diamankan, sehingga tidak diperkenankan untuk exodus. Dengan kembalinya situasi keamanan di Wamena, maka diharapkan kehidupan masyarakat dapat kembali normal, sehingga pembangunan dapat terus dilaksanakan.
) *Penulis adalah mahasiswa Papua, tinggal di Jakarta.