Warta Strategis

Mengantisipasi Kenaikan Kasus Baru Covid-19

Oleh : Dodik Prasetyo )*

Potensi lonjakan Covid-19 dipastikan akan terjadi pasca libur Idulfitri. Pasalnya, Masyarakat masih banyak yang memaksakan mudik meskipun Pemerintah tegas melarang kegiatan pulang kampung. Kini setiap fasilitas kesehatan diharapkan bersiap untuk mengantisipasi kenaikan kasus baru Covid-19.

Pasca lebaran rupanya angka kejadian terkonfirmasi Covid-19 mengalami kenaikan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat dalam tiga hari terakhir tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di Rumah Sakit Covid-19 di seluruh provinsi di Indonesia mulai mengalami kenaikan.

Azhar Jaya selaku Sekretaris Direktorat Jenderal pelayanan Kemenkes juga mencatat rata-rata BOR rumah sakit Covid-19 di empat provinsi telah berada di atas 50%. Jumlah tersebut tentu saja telah mendekati ambang batas aman BOR RS yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni sebesar 60%.

            Dirinya merinci, empat provinsi dengan BOR isolasi dan Intensive Care Unit (ICU) rumah sakit Covid-19 di atas 50 persen adalah Sumatera Utara dan Kalimantan Barat dengan BOR mencapai 58%. Lalu Sumatera Barat dan Riau dengan keterpakaian tempat tidur sebanyak 53%.

            Meski demikian, dirinya juga menegaskan bahwa pada pekan ini mulai muncul zona rumah sakit kuning, atau rumah sakit dengan keterisian di atas 60-80 persen.

            Dengan kondisi tersebut, Azhar meminta kepada seluruh rumah sakit Covid-19 di Indonesia untuk dapat meningkatkan kapasitas ruang rawat bagi pasien yang terpapar virus corona, dengan cara melakukan alih fungsi alias konversi tempat tidur dalam rangka memperkuat upaya antisipatif adanya lonjakan kasus covid-19 di Indonesia.

            Dirinya juga menuturkan, apabila terdapat rumah sakit yang masuk dalam zona merah atau BOR di atas 80%, maka pihak rumah sakit harus mengonversi minimal 40% tempat tidur rawat inap untuk pasien Covid-19, serta mengonversi minimal 25% ICU dari ruang rawat inap.      

            Selanjutnya, untuk zona kuning atau BOR di atas 60%-80%, dirinya meminta agar rumah sakit mengkonversi minimal 30 persen tempat tidur rawat inap untuk pasien Covid-19, serta mengonversi minimal 15% ICU dari ruang rawat inap.

            Sementara untuk zona hijau atau BOR di bawah 60%, maka pihak rumah sakit harus mengonversi minimal 20 persen tempat tidur rawat inap untuk pasien Covid-19, serta mengkonversi minimal 10% ICU dari ruang rawat inap.      

            Pada kesempatan berbeda, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyebutkan bahwa dalam enam hari terakhir, telah terjadi kenaikan kasus positif covid-19. Selain penambahan kasus harian, kasus aktif juga mengalami lonjakan dalam sepekan terakhir.

            Jika menengok data harian yang dirilis oleh Satgas Covid-19, tercatat kumulatif mingguan kasus covid-19 mengalami lonjakan. Pada periode 9-15 Mei misalnya, jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai 26.908 kasus. Kemudian dalam sepekan terakhir, 16-22 Mei naik menjadi 33.234 kasus.

            Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono memprediksi peningkatan kasus positif Covid-19 dalam waktu dekat. Hal tersebut terjadi sebagai dampak dari adanya mobilitas penduduk saat libur lebaran 1442 hijriah yang diperparah dengan adanya mutasi virus corona.

            Apalagi dengan adanya mobilitas penduduk pascalebaran yang terus terjadi hingga saat ini dan telah berdampak pada peningkatan jumlah kasus positif harian yang menembus angka 5.000 selama 4 hari terakhir.

            Untuk meredam kasus penyebaran covid-19, Dante mengajak seluruh elemen bangsa agar tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, termasuk vaksinasi yang akan terurs digalakkan setelah lebaran.

            Pada kesempatan berbeda, koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 wisma atlet Mayor Jenderal dr Tugas Ratmono mengingatkan kepada masyarakat Jakarta, untuk tidak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan. Sebab, mulai ada tren kenaikan jumlah pasien di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.

            Pada 18 Mei lalu, hanya ada 900 pasien yang dirawat di RS Wisma Atlet.  Namun jumlah pasien terus bertambah setiap harinya akibat pasien masuk lebih banyak daripada pasien yang keluar. Pada senin hari ini, total sudah ada 1.305 pasien yang tengah dirawat.

            Peningkatan kasus ini rupanya disumbang oleh klaster pemudik yang baru saja kembali ke Jakarta. Selain itu angka tersebut juga disumbah oleh klaster keluarga.

            Jika protokol kesehatan tidak diterapkan secara disiplin, maka bisa jadi RS Wisma Atlet akan menjadi penuh, dan menambah panjang masa pandemi Covid-19 di Indonesia. Sehingga kewaspadaan dan disiplin terhadap protokol kesehatan, harus tetap digalakkan.

)* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI)

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih