PPKM Mikro Efektif Mengendalikan Virus Corona
Oleh : Adi Hidayat )*
Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dinilai jitu untuk mengendalikan virus corona. Buktinya, jumlah pasien corona di Bandung menurun daripada bulan lalu. Hal ini juga terjadi di daerah-daerah lain di Indonesia. Sehingga pemerintah memutuskan untuk memperpanjang PPKM hingga tanggal 22 maret 2021.
Setelah setahun pandemi, Indonesia belum bisa 100% bebas corona. Memang sudah ada vaksinasi nasional, tetapi program ini baru bisa selesai setelah 1 tahun, sehingga masih menunggu lama untuk membentuk kekebalan kelompok. Oleh karena itu, pemerintah memberlakukan PPKM sejak awal tahun, hingga 22 maret 2021. Tujuannya agar penularan corona lebih terkendali.
Hasil dari PPKM ini mulai muncul. Kapolrestabes Bandung Kombes Ulung Sampurna Jaya menyatakan bahwa di Kota Kembang statusnya turun dari zona merah ke zona oranye. Dalam artian, kedisiplinan warga Bandung saat PPKM berbuah manis sehingga jumlah pasien corona menurun dan mereka tak lagi berada di wilayah berzona merah.
Kombes Ulung melanjutkan, turunnya status Bandung dari zona merah ke zona oranye merupakan hasil dari kerjasama yang baik antara tim satgas covid-19 kota Bandung dengan Bhabinkamtibmas. Mereka berkoordinasi dan mengendalikan penularan corona sampai ke tingkat RT dan RW, dengan menerapkan PPKM yang sangat ketat. Sehingga masyarakat akan lebih disiplin dalam menerapkannya.
Kerja sama antara aparat dengan tim satgas covid-19 tentu amat baik untuk diterapkan di daerah-daerah lain. Karena masyarakat lebih segan jika berhadapan dengan polisi, sehingga mereka berdisiplin dalam menerapkan PPKM. Tidak ada yang berani melanggar, karena mereka sadar bahwa pembatasan mobilitas ini sebenarnya untuk kepentingan mereka sendiri.
Hasil dari PPKM juga terlihat dari turunnya jumlah pasien corona di Kota Kembang. Menurut data dari Tim Satgas Covid-19 Bandung, jumlah pasien corona di bulan februari 2021 mencapai 103 orang. Sedangkan per tanggal 13 maret 2021, pasien covid hanya ada 78 orang. Diharapkan di akhir bulan maret 2021, jumlah pasien corona akan makin menurun.
Sementara di seluruh Indonesia, jumlah pasien covid juga ada penurunan. Menurut data tim satgas covid-19, pada tanggal 28 februari 2021 ada penambahan 5.000 orang yang terinfeksi corona per hari. Sedangkan tanggal 13 maret 2021, jumlah pasen covid hanya 4.604 orang. Penurunan jumlah pasien ini sangat disyukuri, karena ada harapan untuk mengakhiri pandemi.
Saat ada PPKM, beberapa orang sempat mengeluh karena jam buka toko, rumah makan, dan tempat umum lain dibatasi hanya sampai jam 8 malam. Jadinya mengurangi jam buka mereka. Namun masyarakat harus paham bahwa PPKM sangat berguna untuk mengurangi penularan corona. Mereka harus mau berkorban sedikit saja, demi keselamatan nyawa banyak orang.
Selain itu, saat PPKM mikro diberlakukan, mobilitas warga juga benar-benar dibatasi. Ada jam malam dan masyarakat tidak boleh melintas di jalan sembarangan hingga pagi buta. Tentu ada pengecualian untuk mereka yang sedang urgent keperluannya, misalnya ambulans yang melaju ke Rumah Sakit, ibu yang akan melahirkan, dll.
PPKM mikro bukanlah program untuk mengekang kebebasan masyarakat. Akan tetapi, PPKM dibuat untuk kepentingan masyarakat sendiri. Walau ada pembatasan mobilitas dan jam berkegiatan di luar rumah, tetapi ada hasilnya. Yakni penularan corona yang makin terkendali sehingga jumlah pasien covid menurun drastis.
Tetaplah sabar dalam menjalani PPKM dan terus beradaptasi selama pandemi. Ingatlah manfaat dari progam ini dan berhenti mengeluh. Selain itu, kita masih harus menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Serta memperkuat imunitas tubuh dan menjaga higienitas lingkungan rumah dan sekitarnya.
)* Penulis adalah kontributor pertiwi media