Presiden Jokowi Apresiasi Bantuan BIN Bagi Penyintas Gempa Cianjur
Oleh : Dina Kahyang Putri )*
Buktikan hadirnya negara untuk masyarakat secara nyata, Presiden Joko Widodo langsung mengunjungi korban gempa Cianjur di Posko Bantuan yang didirikan oleh BIN hingga memberikan bantuan untuk renovasi rumah seluruh masyarakat yang sebelumnya telah rusak akibat bencana gempa bumi tersebut.
Tepat pada Kamis (8/12) Presiden RI, Joko Widodo datang langsung untuk mengunjungi Posko Bantuan yang telah didirikan oleh Badan Intelijen Negara (BIN) bagi para korban gempa di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Kehadirannya disambut dengan antusiasme yang sangat tinggi oleh warga setempat, bahkan tatkala beliau hadir, terlihat anak-anak di posko tersebut yang melakukan tari-tarian dengan tujuan menyambut Jokowi.
Pada kunjungan tersebut, beliau berniat untuk menyerahkan bantuan secara langsung kepada warga supaya bisa mereka pergunakan untuk melakukan renovasi rumah mereka setelah menjadi puing-puing akibat gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo yang telah terjadi beberapa waktu lalu.
Kemudian, bantuan renovasi rumah yang diberikan kepada warga Cianjur tersebut besaranya disesuaikan dengan separah apa kerusakan bangunan atau rumah yang mereka miliki akibat gempa bumi. Skema ini juga berkaca dengan pemberian bantuan kepada warga Palu, Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa waktu lalu.
Tentunya dengan adanya pembagian besaran yang disesuaikan dengan seberapa kerusakan rumah warga, maka bisa dikatakan memang bantuan yang diberikan oleh Pemerintah RI mengedepankan asas keadilan karena memang sangat disesuaikan dengan kebutuhan warga sendiri. Pembagian tersebut berdasarkan dengan kategori seberapa parah kerusakan rumah warga, yang mana terdapat 3 kategori, yakni rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan.
Presiden Jokowi pun menyampaikan bahwa pihaknya pada kesempatan tersebut sudah menyerahkan bantuan kepada kurang lebih sebanyak 8100 warga Cianjur yang terdampak gempa bumi.
Sebagai informasi, untuk pemberian bantuan tatkala di Palu, NTB, Jokowi menyampaikan bahwa besarannya adalah bagi rumah yang mengalami kerusakan berat diberikan bantuan senilai Rp 50 juta, kemudian untuk rumah dengan kerusakan sedang mendapatkan bantuan senilai Rp 25 juta dan untuk rumah yang rusak ringan memperoleh bantuan senilai Rp 10 juta.
Ternyata, berkaca dari besaran bantuan yang telah diberikan oleh Pemerintah kepada warga Palu, untuk warga Cianjur sendiri, Pemerintah kemudian memberikan tambahan nominal. Kepala Negara Presiden Jokowi menjelaskan bahwa sebelum benar-benar memberikan bantuan, dirinya sempat banyak melakukan perhitungan terlebih dahulu.
Bukan hanya itu, dirinya juga telah melakukan koordinasi secara langsung bersama Menteri Keuangan (Menkeu RI), Sri Mulyani dan menanyakan apakah memang masih terdapat dana yang bisa diberikan kepada masyarakat. Ternyata Bendahara Negara tersebut mengaku bahwa memang masih terdapat beberapa dana.
Alhasil, dengan tegas Jokowi memutuskan bahwa besaran dana untuk renovasi rumah bagi korban gempa Cianjur ditambahkan nominalnya. Dari yang sebelumnya untuk rumah dengan kerusakan berat adalah sebesar Rp 50 juta, ditambahkan menjadi Rp 60 juta, kemudian untuk kerusakan sedang yang sebelumnya Rp 25 juta menjadi Rp 30 juta dan untuk rumah rusak ringan yang sebelumnya Rp 10 juta menjadi Rp 15 juta.
Meski telah ditambahkan, namun RI 1 tersebut kembali menjelaskan bahwa bantuan bisa diambil oleh seluruh warga tapi secara bertahap, sehingga memang tidak bisa langsung sebanyak 100 persen diambil seluruhnya dalam satu waktu yang sama. Tentunya skema yang diberlakukan oleh Pemerintah ini menjadi solusi yang cerdas.
Pasalnya, kembali berkaca dari pembagian bantuan yang diberikan di provinsi lainnya, nyatanya ketika masyarakat memungkinkan untuk langsung mengambil dana bantuan tersebut secara 100 persen, ternyata uang yang mereka peroleh justru tidak dipergunakan untuk membangun dan melakukan renovasi pada rumah mereka.
Namun justru bantuan dari Pemerintah RI yang seharusnya ditujukan untuk melakukan renovasi rumah malah dipergunakan untuk membeli barang-barang lain seperti sepeda motor. Maka dari itu, untuk saat ini, skema pengambilan bantuan memang dirancang sedemikian rupa demi bisa meminimalisasi perilaku tersebut.
Besar sekali harapan dari Jokowi kepada seua masyarakat korban gempa Cianjur untuk bisa benar-benar mempergunakan bantuan yang disalurkan oleh Pemerintah sebagaimana mestinya. Beliau berpesan supaya bantuan itu memang dipergunakan untuk membangun kembali rumah-rumah mereka yang sebelumnya rusak akibat gempa bumi.
Bukan hanya itu, namun Presiden RI ketujuh tersebut mengingatkan kepada seluruh masyarakat, tatkala mereka hendak membangun rumah harus sesuai dengan arahan atau konstruksi yang memang telah digariskan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR). Pasalnya dengan begitu, maka konstruksi rumah yang dibangun akan disesuaikan dengan kondisi geografis sekitar dan memang akan dirancang untuk bisa tahan gempa.
Dengan kunjungan langsung yang dilakukan oleh Presiden Jokowi kepada warga penyintas gempa bumi Cianjur di Pokso Bantuan BIN hingga pemberian bantuan yang ditujukan supaya masyarakat mampu merenovasi rumah mereka setelah rusak dan menjadi puing-puing akibat gempa bumi, jelas sekali secara konkret merupakan bukti bagaimana negara hadir di tengah-tengah masyarakat untuk bisa menjamin kebutuhan mereka.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute