Presiden Jokowi Gencarkan Pembangunan Smelter Demi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Oleh: Anggina Dewi*
Pembangunan fasilitas smelter tembaga dan pemurnian logam mulia di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), menandai langkah penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah dan nasional. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menekankan bahwa pengoperasian smelter ini diharapkan dapat mendongkrak produk domestik regional bruto (PDRB) di NTB dan Sumbawa Barat, serta memberikan manfaat yang besar bagi rakyat. Melalui investasi ini, Indonesia berpotensi mengubah posisi sebagai salah satu negara dengan cadangan tembaga terbesar di dunia menjadi negara dengan nilai tambah yang signifikan melalui pengolahan sumber daya alam.
Fasilitas smelter yang dibangun oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan industri hilir. Dengan kapasitas pengolahan mencapai 900 ribu ton/tahun, smelter ini dirancang untuk mengolah konsentrat tembaga dari tambang Batu Hijau dan tambang Elang, serta memproduksi katoda tembaga dengan kemurnian tinggi dan asam sulfat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan bahwa nilai tambah dari sumber daya alam tetap berada di dalam negeri, bukan hanya mengalir ke negara-negara yang memiliki fasilitas pengolahan.
Keberadaan smelter ini juga menjadi salah satu megaproyek tercepat yang pernah dibangun, dengan total investasi mencapai Rp21 triliun. Dalam waktu sekitar 14 bulan, fasilitas ini telah berdiri dan siap beroperasi, menunjukkan komitmen yang kuat dari Amman untuk berkontribusi pada perekonomian nasional. Selain itu, kehadiran smelter ini diharapkan dapat menciptakan ribuan lapangan kerja baru, yang penting bagi pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, menegaskan pentingnya hilirisasi sektor pertambangan untuk memperkuat daya saing industri manufaktur Indonesia di kancah global. Menurutnya, semua pengusaha yang telah mendapatkan izin penambangan dari pemerintah harus memiliki fasilitas smelter dan pemurnian. Dengan langkah ini, diharapkan tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan efek berganda melalui peningkatan lapangan kerja dan kontribusi pajak.
Selain itu, pembangunan smelter di Gresik, Jawa Timur oleh PT Freeport Indonesia, menjadi contoh lain dari komitmen pemerintah untuk mendorong hilirisasi. Smelter ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi sektor industri yang kini mencapai 31,54% terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Penjabat Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, optimis bahwa smelter ini tidak hanya akan meningkatkan ekonomi Gresik, tetapi juga menciptakan multiplier effect yang akan dirasakan di seluruh wilayah Jawa Timur.
Melalui pengembangan smelter, pajak yang dihasilkan dari kegiatan industri ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. Pajak mineral bukan logam dan bantuan (MBLB) serta pajak air permukaan dan tanah akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan daerah. Ini menunjukkan bahwa hilirisasi tidak hanya membawa keuntungan bagi perusahaan, tetapi juga bagi masyarakat luas melalui peningkatan pendapatan daerah.
Komitmen pemerintah untuk mendorong hilirisasi industri mineral merupakan langkah strategis dalam rangka memanfaatkan sumber daya alam secara optimal. Dalam konteks ini, keberanian dan niat baik dari perusahaan-perusahaan seperti AMNT dan Freeport menjadi kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan mengolah sumber daya alam menjadi produk bernilai tambah, Indonesia dapat memperkuat posisinya di pasar global dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Di era globalisasi ini, penting bagi Indonesia untuk tidak hanya menjadi penghasil bahan mentah, tetapi juga pemain utama dalam industri pengolahan. Keberadaan smelter tembaga dan fasilitas pemurnian logam mulia merupakan langkah konkret yang harus didorong oleh semua pihak, baik pemerintah, pengusaha, maupun masyarakat. Dengan bersama-sama berkomitmen pada hilirisasi, kita dapat memastikan bahwa sumber daya alam Indonesia memberikan manfaat yang maksimal bagi semua lapisan masyarakat dan menciptakan masa depan yang lebih baik.
Dalam konteks yang lebih luas, hilirisasi industri mineral di Indonesia adalah langkah penting dalam menciptakan ekonomi yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan menciptakan nilai tambah bagi rakyat Indonesia.
Pembangunan smelter tembaga dan fasilitas pemurnian logam mulia di NTB dan Jawa Timur adalah contoh nyata dari komitmen Indonesia dalam memperkuat sektor industri dan ekonomi nasional. Dengan pengelolaan yang baik dan berkelanjutan, fasilitas-fasilitas ini akan memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya ini harus terus didukung oleh semua pihak, agar manfaat dari sumber daya alam yang melimpah dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Ini adalah momentum bagi Indonesia untuk bergerak maju menuju perekonomian yang lebih berkelanjutan dan mandiri. Sebagai bangsa, kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil dalam pengelolaan sumber daya alam akan memberikan dampak positif bagi generasi mendatang. Dengan demikian, hilirisasi menjadi kunci untuk membangun ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dan memastikan bahwa Indonesia dapat bersaing di kancah global dengan produk-produk bernilai tinggi.
)* Penulis merupakan mahasiswi asal Jawa Timur