Presiden Jokowi Mendukung Program AMANAH Sebagai Langkah Optimalisasi Ekonomi Lokal
Oleh: Rafi Al-Katiri )*
Presiden Joko Widodo menunjukkan dukungan penuh terhadap inisiatif AMANAH Aceh yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan kewirausahaan, terutama di pesantren atau dayah di seluruh Aceh. Program yang digagas oleh AMANAH ini sejalan dengan visi pemerintah dalam memperkuat sumber daya manusia (SDM) di daerah, serta membangun kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Dengan adanya program seperti ini, Aceh diharapkan bisa bangkit sebagai daerah unggul yang mampu memaksimalkan potensi lokal dan bersaing di tingkat nasional.
Salah satu program unggulan dari AMANAH adalah Dayahpreneur, sebuah program pelatihan yang bertujuan menciptakan wirausaha muda berbasis pesantren. Program ini memfasilitasi para santri untuk belajar keterampilan kewirausahaan di berbagai sektor, mulai dari perikanan, pertanian, hingga teknologi. Fokus utama Dayahpreneur adalah mengajarkan santri bagaimana menjalankan usaha sendiri dengan menggunakan teknologi modern, sehingga mereka dapat mandiri secara ekonomi setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren.
Program Dayahpreneur yang dikembangkan oleh AMANAH dengan fokus pada budidaya udang vaname berbasis sistem bioflok mendapat perhatian dan dukungan sebagai langkah nyata menuju Aceh yang lebih unggul. Dengan latar belakang keterbatasan lahan tambak, pengelola budidaya ini, Alimnur Haladin, menjelaskan bahwa sistem bioflok dipilih karena memungkinkan budidaya dilakukan di kolam terpal yang efisien, tanpa memerlukan lahan yang luas.
Teknologi bioflok memungkinkan budidaya dilakukan di lahan terbatas dengan efisiensi tinggi, dan ini sangat cocok diterapkan di lingkungan pesantren yang mungkin memiliki keterbatasan sumber daya lahan. Dengan pelatihan ini, para santri dilatih untuk mengelola usaha budidaya secara mandiri, yang diharapkan bisa menjadi sumber penghasilan bagi pesantren dan komunitas di sekitarnya.
Program budidaya udang vaname tidak hanya menjadi solusi inovatif dalam sektor perikanan, tetapi juga mencakup aspek pendidikan dan pemberdayaan ekonomi para santri. Melalui pelatihan yang dilakukan oleh AMANAH, para santri dilatih untuk mengelola budidaya dengan sistem bioflok secara mandiri, yang diharapkan mampu membentuk jiwa kewirausahaan dan mendorong mereka menjadi wirausaha muda di masa depan.
Alimnur Haladin juga berharap agar pelatihan budidaya semacam ini bisa terus dilaksanakan secara konsisten, bukan hanya di lingkup dayah, tetapi juga di lembaga-lembaga lainnya. Harapannya, inisiatif ini bisa membantu pesantren dan lembaga lokal untuk mandiri secara ekonomi serta menjadi percontohan dalam pengembangan wirausaha di Aceh.
Tidak hanya fokus pada sektor perikanan, program Dayahpreneur juga membuka peluang bagi para santri untuk mengembangkan usaha di sektor-sektor lain seperti ekonomi kreatif. Santri dari berbagai pesantren di Kabupaten Bireuen, Aceh, mengikuti pelatihan menjahit. Kegiatan ini diadakan oleh AMANAH untuk mendorong perekonomian lokal.
Pimpinan Dayah Syamsul Maarif Al Ahmad, Syeikh Baihaqi, menekankan pentingnya peran dayah dalam mendukung ekonomi lokal melalui bisnis konveksi yang hasilnya digunakan untuk membantu anak yatim dan mualaf. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas santri dan memperkuat ekonomi pesantren, dengan dukungan dari AMANAH berupa bantuan mesin jahit.
Selain mendukung pelatihan kewirausahaan, pemerintah juga memberikan perhatian serius terhadap pengembangan infrastruktur yang mendukung program-program seperti Dayahpreneur. Salah satu langkah nyata adalah pembangunan Gedung Baru AMANAH, yang dirancang untuk menjadi pusat pelatihan dan pengembangan keterampilan. Gedung baru ini diharapkan menjadi wadah yang lebih baik bagi pelatihan-pelatihan seperti budidaya udang vaname dan sektor usaha lainnya.
Selain manfaat ekonomi, program Dayahpreneur juga membawa dampak sosial yang signifikan. Dengan melibatkan santri dalam pelatihan kewirausahaan, pesantren tidak hanya mengajarkan nilai-nilai agama, tetapi juga nilai-nilai kemandirian, tanggung jawab, dan inovasi. Para santri yang terlibat dalam program ini diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu membawa kemajuan di komunitas mereka masing-masing. Melalui program ini, mereka akan terlatih untuk berpikir kreatif, memecahkan masalah, dan mengambil inisiatif dalam mengembangkan usaha yang berkelanjutan.
Dalam jangka panjang, program Dayahpreneur yang didukung oleh AMANAH dan pemerintah ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem kewirausahaan yang kuat di Aceh. Tidak hanya pesantren yang akan mendapatkan manfaat, tetapi juga masyarakat sekitar yang bisa terlibat dalam usaha-usaha baru yang diciptakan. Pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren ini juga akan membuka peluang lapangan pekerjaan baru, yang pada akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Dengan komitmen Presiden Jokowi dalam mendukung pengembangan ekonomi daerah melalui program AMANAH seperti Dayahpreneur, Aceh memiliki peluang besar untuk menjadi daerah yang lebih unggul, baik dari segi ekonomi maupun sosial. Sinergi antara pemerintah, pesantren, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi ini. Dengan memanfaatkan potensi lokal dan memberikan pendidikan keterampilan yang relevan, Aceh bisa tumbuh sebagai salah satu provinsi yang berdaya saing tinggi di tingkat nasional.
Dukungan yang diberikan oleh Presiden Jokowi terhadap program AMANAH Aceh menandai awal dari sebuah perjalanan menuju Aceh yang lebih mandiri, inovatif, dan unggul. Dengan semangat kolaborasi dan kerja keras dari semua pihak, masa depan Aceh yang lebih cerah bukan lagi sekadar impian, melainkan tujuan yang bisa diwujudkan bersama.
)* Pengusaha Muda