Presiden Jokowi Pastikan Pembebasan Pilot Susi Air Terus Berjalan
Upaya membebaskan Pilot Susi Air, Philip Mark Mehtrens masih terus dilakukan. Langkah-langkah seperti negosiasi dengan melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat masih berlanjut. Langkah tersebut terus berlanjut karena alasan kemanusiaan.
Dalam upaya membebaskan kapten Philip Mark, Presiden RI Ir. Joko Widodo mengatakan, berbagai upaya untuk hingga kini masih terus dilakukan oleh pemerintah bersama aparat keamanan. Philip sendiri tercatat telah disandera oleh Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua pimpinan Egianus Kogoya sejak Februari 2023 lalu.
Dirinya mengatakan bahwa apa yang sudah diupayakan dan dikerjakan terkait pembebasan sandera tersebut tidak bisa diungkap. Pastinya pemerintah akan terus berupaya dalam membebaskan pilot asal Selandia Baru tersebut.
Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius Fakhiri masih mengedepankan proses negosiasi dengan melibatkan keluarga Egianus Kogoya, tokoh agama serta tokoh masyarakat, dan proses negosiasi masih tetap berlanjut.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo telah menggelar Operasi Paro 2023 yang melibatkan 965 personel, di mana personel tersebut sudah diterjunkan ke titik-titik tertentu untuk melaksanaan tindakan. Hal tersebut ia sampaikan dalam rapat kerja Komisi III DPR bersama Kapolri di Ruang Rapat Komisi III DPR.
Selain itu, Sigit juga menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan upaya diplomasi luar negeri dengan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Atase Kepolisian (Atpol) Selandia Baru, Australia Federal Police, Melanesian Spearhead Group (MSG), serta berbagai tokoh luar negeri lainnya. Di mana mereka semua menghormati kedaulatan Indonesia dan mengecam aksi penyanderaan yang dilakukan oleh kelompok KST.
Pada kesempatan berbeda, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyatakan, akan tetap mengutamakan negosiasi untuk membebaskan pilot Susi Air Philips Mark Mehtrens. Sebab KST sempat mengancam akan menembak mati kapten Philips.
Sebelumnya, Yudo telah angkat bicara terkait dengan ancaman yang dilontarkan oleh KST yang akan menembak mati kapten Susi Air tersebut. Ia mengatakan bahwa aparat gabungan TNI-Polri masih terus berupaya menyelamatkan Pilot Susi Air yang disandera oleh KST pimpnan Egianus Kogoya.
Yudo juga menjelaskan, bahwa salah satu kendala dalam operasi penyelamatan pilot Susi Air adalah kondisi cuaca dan medan. Sehngga membutuhkan proses waktu dalam operasi penyelamatan kapten philips.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengungkapkan cuaca yang tdak menentu di Papua Pegunungan menjadi salah satu sebab kesulitan dalam upaya penyelamatan kapten Philips. Meski demikian, dirinya sudah menegaskan bahwa personel TNI telah mengetahui titik keberadaan pilot Susi Air tersebut.
Meski pencarian pilot Susi air telah mengerucut, Julius mengaku bahwa TNI mengalami kendala dalam operasi penyelamatan. Bahkan, jalur radio komunikasi melalui saluran radio-pun juga masih terhambat sehingga menyulitkan aparat untuk melakukan komunikasi.
Di sisi lain, TNI tidak pernah mundur dan tetap konsisten untuk menjaga kedaulatan NKRI, salah satunya di Papua. TNI pun akan bertindak sesuai arahan panglima TNI untuk mengambil tindakan tegas tanpa ragu-ragu terhadap KST.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko mengungkapkan bahwa pendekatan halus dan tegas akan terus dilakukan pemerintah dalam upaya pembebasan Pilot Susi Air. Ia juga mengungkapan bahwa pemerintah akan terus berupaya untuk membebaskan kapten philips.
Menurutnya, saat ini pendekatan-pendekatan diplomasi, soft approach, hard approach. Masing-masing sudah tahu bagaimana melaksanakan perannya. Kepolisian, TNI serta kementerian luar negeri sudah semestinya tahun akan melakukan apa.
Tentu saja tidak mudah untuk melakukan dialog dengan KST, sehingga tidak ada target waktu kapan negosiasi akan terselesaikan, tetapi aparat keamanan akan selalu berupaya agar langkah persuasif yang dilakukan dapat menemui titik terang. Karena bagaimanapun juga, kesepakatan antara dua pihak juga tidaklah mudah.
Sebelumnya, TNI juga telah mengerahkan pasukan organik dalam operasi pembebasan Pilot Susi Air, Philip Mark Mehtrens. Pengerahan Prajurit organik tersebut dilakukan karena pertimbangan luasnya wilayah dan kondisi geografis Papua.
Kolonel Kav Herman Taryaman selaku Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih mengatakan, pengerahan prajurit organik tersebut dilakukan karena pertimbangan luasnya wilayah dan kondisi geografis. Herman mengungkapkan, jumlah prajurit TNI yang dikerahkan untuk membantu Polri dalam operasi tersebut jumlahnya normatif atau sesuai kebutuhan.
Terkait dengan kondisi kapten Philips, Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani menungkapkan bahwa pilot asal Selandia Baru tersebut masih dalam keadaan baik dan sehat. Tentu saja harapannya kondisi kesehatan kapten Philips akan tetap terjaga.
Faizal juga menungkapkan bahwa proses negosiasi yang dilakukan oleh berbagai pihak juga masih berlangsung, meski telah ada beberapa titik temu dari hasil negosiasi, namun situasinya masih terus berkembang.
Pemerintah memastikan bahwa upaya pembebasan terhadap pilot Susi Air, Philip Mark Mehtrens akan terus berjalan meski ada banyak kendala yang mempersulitnya. Harapannya upaya tersebut akan menemukan solusi agar Philip dapat dibebaskan dengan selamat.