Presiden Mengutamakan Kesehatan Rakyat Dibanding Ekonomi
Oleh : Ahmad Prasetyo)*
Pandemi Covid-19 saat ini masih berlangsung dan Pemerintah terus berjuang untuk mengatasi hal tersebut. Pemerintah Indonesia pun memastikan bahwa keselamatan rakyat adalah yang utama dibandingkan sektor lainnya.
Presiden RI Joko Widodo menegaskan fokus utama pemerintah dalam menangani pandemi covid-19 adalah tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan masyarakat. Menurut Jokowi, penanganan di sektor kesehatan yang baik menjadi kunci agar penanganan ekonomi juga dapat berjalan dengan optimal.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna untuk Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi Tahun 2021.
Kesehatan yang baik akan menjadi kunci ekonomi yang baik, kurang lebih kalimat itulah yang diucapkan presiden Jokowi.
Mantan walikota Surakarta tersebut telah meminta kepada jajarannya untuk fokus pada upaya penanganan pandemi Covid-19. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut meyakini, dengan penanganan pandemi yang baik maka kegiatan perekonomian juga akan membaik.
Jangan sampai kita men-starter bidang ekonomi namun urusan covid belum tertangani. Karena hal tersebut amatlah berbahaya.
Apalagi dengan adanya kasus positif covid-19 mencapai 194.109 orang. Dimana dari jumlah tersebut terdapat 138.575 dinyatakan sembuh dan 8.025 orang meninggal dunia.
Jokowi sebelumnya telah mengingatkan pada jajarannya dan kepala daerah agar menerapkan gas dan rem dalam menangani pandemi covid-19. Gas dan Rem dilakukan dengan tetap mempertimbangkan data kasus yang ada di suatu wilayah sebelum membuka sektor-sektor tertentu.
Ia juga memperingatkan tiga klaster penularan virus corona yang perlu diwaspadai. Hal ini menyusul jumlah kasus positif covid-19 yang terus meningkat dari ketiga klaster tersebut yakni klaster perkantoran, keluarga dan pemilihan kepala daerah.
Himbauan untuk mematuhi protokol kesehatan hanya fokus di tempat umum. Padahal ketiga klaster tersebut sangat wajib diwaspadai.
Dirinya meminta pada Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan pihak kepolisian agar mengawasi pelaksanaan pilkada dengan ketat dan sesuai protokol kesehatan.
Indonesia juga sudah mengantisipasi kedatangan virus corona dengan menyiapkan rumah sakit dengan fasilitas ruang isolasi sesuati standar kesehatan international. Terdapat 100 rumah sakit yang memiliki ruang isolasi di Indonesia.
Indonesia juga telah memiliki peralatan yang memadai. Selain itu, pemerintah juga membentuk tim gabungan dari unsur TNI, Polri dan kalangan sipil untuk mengagantisipasi meluasnya wabah covid.
Kita semua tahu bahwa penyebaran Covid-19 yang belum juga putus telah memaksa kita untuk tetap menjaga jarak sekira 1 meter dan mengurangi aktifitas di luar ruangan. Cara tersebut dipercaya ampuh untuk mencegah bertambahnya jumlah korban yang tertular virus corona.
Selain social distancing, terdapat pula istilah isolasi dan karantina yang tak kalah populer selama pandemi corona ini.
Istilah Isolasi sendiri dilakukan bagi seseorang yang jatuh sakit dan dipastikan sudah terkena covid-19, Agar orang di sekitarnya tidak terkena imbasnya, maka pasien ini memilih untuk mengisolasi dirinya dalam beberapa waktu sampai dirinya benar-benar sembuh
Jika sudah sembuh, orang ini juga belum diperbolehka untuk bepergian ke tempat ramai dan harus melakukan isolasi mandiri untuk memastikan jika virus corona sudah tidak menggerogoti tubuh lagi.
Selain itu ada juga istilah karantina di rumah, kegiatan tersebut merupakan upaya pencegahan yang dilakukan dengan cara mengasing diri. Para peserta karantina akan ditempatkan di ruangan khusus agar tidak terkontaminasi bagi dunia luar.
Kebiasaan menggunakan masker juga menjadi sangat penting, karena dengan memakai masker maka kita dapat mengurangi kemungkinan penularan.
Dari Ketiga hal yang sempat disinggung tersebut, himbauan itu bertujuan untuk membatasi penularan virus kepada orang-orang sehat yang ada di luar sana.
Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat total 184 tenaga kesehatan meninggal dunia selama pandemi virus corona. Beberapa tenaga kesehatan tersebut terkonfirmasi meninggal dalam keadaan positif Covid-19 dan suspek. Dari angka 184 tenaga kesehatan tersebut terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan perawat.
Kematian tenaga kesehatan saat pandemi Covid-19 mendapat sorotan masyarakat. Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono, mengatakan bahwa negara agar hadir dalam melindungi tenaga kesehatan yang berguguran akibat pandemi virus corona.
Kepentingan rakyat tentu harus terus diupayakan sampai nanti vaksin ditemukan. Hal ini tentu membutuhkan kerjasama dari berbagai kalangan baik medis ataupun non medis.
)* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI)