Program Vaksinasi Harapan Baru di Masa Pandemi
Oleh : Zainudin Zidan )*
Program vaksinasi di Indonesia rencana dilaksanakan dalam waktu dekat. Rencana ini menjadi harapan baru bagi Pemerintah maupun masyarakat di masa pandemi Covid-19.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan akan melakukan penyuntikan pertama vaksin Covid-19 pada akhir tahun ini. Tenaga Kesehatan mendapatkan prioritas untuk mendapatkan penyuntikan pertama vaksin Covid-19.
Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Achmad Yurianto, vaksin untuk 9,1 juta orang akan tersedia hingga akhir tahun 2020. Vaksin yang dipesan oleh pemerintah Indonesia dari Tiongkok merupakan produksi sinovac, sinopharm dan cansino.
Kini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama masih berupaya memastikan keamanan dan kehalalan vaksin Covid-19 tersebut. Mereka berangkat ke Tiongkok untuk melakukan inspeksi terhadap produsen vaksin.
Selain itu, pemerintah juga memesan vaksin produksi AstreZeneca dari Inggris. Namun, vaksin tersebut rencananya baru akan didatangkan pada Maret 2021 dengan jumlah 100 juta dosis vaksin.
Apabila Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM dan sertifikasi halal dari MUI dan Kemenag sudah dikeluarkan, itu artinya vaksin tersebut aman digunakan dan tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Selanjutnya, vaksin bisa diberikan kepada masyarakat.
Yuri mengatakan, meski tidak ada efek samping dari pemberian vaksin, pihaknya tetap meminta data sharing dari vaksin tersebut. Ia menuturkan bahwa pemerintah telah membentuk tim untuk melakukan evaluasi dari pasca vaksinasi, dimana hal ini sudah menjadi SOP global.
Dirinya menilai, pemerintah sudah menentukan orang-orang yang diprioritaskan untuk menerima vaksin Covid-19 pada tahap pertama. Selain tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik yang memberikan penegakan kedisiplinan protokol kesehatan seperti Satpol PP, TNI dan Polri juga menjadi prioritas. Petugas pelayanan publik juga termasuk pegawai yang memberikan layanan terhadap pengguna jasa bandara, stasiun dan pelabuhan.
Ia menuturkan, kelompok pertama yang menerima vaksin Covid-19 tersebut telah sepenuhnya dibiayai oleh APBN. Pemerintah juga sedang menyusun skema vaksinasi dengan pembiayaan secara mandiri.
Sementara itu menurut Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisamito, mengungkapkan alasan mengapa pemerintah hanya bisa memberikan subsidi kepada kelompok prioritas karena kelompok tersebut terdiri dari orang-orang yang paling berisiko tertular Covid-19 seperti para tenaga medis.
Hal ini karena mereka memiliki peran strategis dalam masyarakat akan divaksin lebih awal untuk menanggulangi status kedaruratan kesehatan masyarakat.
Di tengah pandemi yang belum berakhir, vaksinasi tentu menjadi harapan tersendiri bagi masyarakat Indonesia, dimana angka kejadian covid-19 belum menunjukkan penurunan secara signifikan. Hal ini tentu menjadi sinyal positif dalam perjuangan memerangi virus yang pertama kali muncul di Tiongkok tersebut.
Hingga saat ini sesungguhnya belum ada negara di dunia yang telah berhasil memproduksi vaksin secara massal.
Perlu diketahui juga bahwa suatu kandidat vaksin haruslah melalui serangkaian tahapan sebelum diproduksi massal dan diberikan pada masyarakat. Hal tersebut guna memastikan vaksin yang akan diproduksi terbukti aman dan efektif.
Mempertimbangkan peran penting serta dampak yang diberikan oleh vaksin Covid-19 sebagai upaya perlindungan masyarakat, pemerintah menilai, proses pengembangan maupun vaksinasi perlu dilakukan secara hati-hati, namun tetap tangga terhadap perubahan yang dinamis di masa pandemi.
Wiku juga menjelaskan, bahwa pemerintah terus melakukan koordinasi dengan pihak pengembang vaksin untuk memastikan bahwa vaksin-vaksin yang dikembangkan dapat lolos pada seluruh tahapan uji klinis, sebelum nantinya mendapat persetujuan dari BPOM untuk diproduksi secara massal.
Untuk bisa mencapai tahap vaksinasi, Indonesia telah melalui sederet tantangan dalam penanganan Covid-19. Hingga sekarang, perjuangan Indonesia dan seluruh negara di dunia pun masih panjang dalam memerangi pandemi Covid-19.
Di Indonesia, tercatat kasus terkonfirmasi Covid-19 telah mencapai 377.541 orang dan 12.959 orang diantaranya meninggal dunia.
Sebelumnya, Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Brotoasmoro mengatakan, vaksin merupakan bentuk upaya pembuatan kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. Ini merupakan pencegahan agar masyarakat tidak perlu terpapar penyakit dahulu untuk menumbuhkan kekebalan tubuh.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan 184 negara saat ini telah bergabung dengan fasilitas COVAX. Ekuador dan Uruguay menjadi negara terakhir yang baru saja bergabung.
Bangkit dari pandemi adalah sebuah harga mati. Pandemi virus corona telah membuat segala hal terdampak oleh sesuatu yang tak tampak. Sikap optimistis agar bisa terbebas dari pandemi tentu haruslah tetap dijaga.
)* Penulis adalah pengamat sosial politik, aktif dalam Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini