Rehabilitasi irigasi genjot produktivitas hasil pertanian
Pemerintah telah merehabilitasi tiga juta hektare saluran irigasi primer dalam lima tahun terakhir. Proyek rehabilitasi irigasi itu di antaranya irigasi primer Lodoyo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Rehabilitasi irigasi itu diharapkan dapat menggenjot produktivitas hasil pertanian di Indonesia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tiga juta hektare irigasi yang direhabilitasi merupakan target dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) dalam lima tahun.
“Perbaikan irigasi primer yang kita targetkan dalam rencana kita kan tiga juta hektare, dan ini salah satunya,” kata Jokowi ketika meninjau rehabilitasi irigasi Lodoyo melalui laman Sekretariat Kabinet, Kamis (3/1/2019).
Irigasi primer Lodoyo dibangun pada 1982 dan setelah tidak pernah ada rehabilitasi yang signifikan. Jokowi mengatakan irigasi Lodoyo direhabilitasi agar air yang ada tidak hilang di tengah jalan sehingga dapat terus mengairi sawah.
Daerah irigasi Lodoyo mencakup Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung seluas 12.217 hektare. Sumber air untuk daerah irigasi ini berasal dari Waduk Wlingi yang membendung Kali Brantas.
Proyek rehabilitasi itu dikerjakan mulai Februari hingga Desember 2018. Pengerjaan rehabilitasi saluran sepanjang 16,4 kilometer itu menggunakan anggaran sebesar Rp12,4 miliar.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 2006 tentang irigasi, jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagisadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
Irigasi primer dan sekunder penanganannya di bawah Kementerian PUPR, sedangkan irigasi tersier dan kuarter, penangangannya sampai ke pemeliharaannya oleh petani.
Kementerian Pertanian membantu meningkatkan pemberdayaan petani pemakai air dalam pengelolaan jaringan irigasi tersier melalui kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier. Jaringan Irigasi Tersier inilah yang masuk ke wilayah persawahan dan langsung berhubungan dengan para petani.
Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono
mengatakan rehabiltasi irigasi di Lodoyo dapat mengairi 12 ribu hektare
sawah.
Selama ini, problematika mendasar pertanian padi sawah
adalah ketersediaan air, meski Indonesia berada di daerah tropis dengan
curah hujan tinggi.
Saluran irigasi diyakini mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) pertanian 0,5. “Ada yang naik 1,” kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Pending Dadih Permana, dikutip Republika.com.
Kata
Pending, banyak daerah yang belum tersentuh jaringan irigasi atau
jaringan irigasinya rusak, meski lokasinya dekat dengan sumber air.
Akibatnya, tanaman padi sawah tidak cukup suplai air, sehingga hanya
mampu mencapai panen 1 kali setahun dengan Indeks Pertanaman 1,00.
Dilansir Detikcom, Pending mengatakan Indonesia memiliki 4,8 juta hektare sawah dengan irigasi teknis, di mana 46 persen saluran irigasi rusak.
Kementerian PUPR menargetkan pembangunan satu juta hektar irigasi baru dan merehabilitasi tiga juta hektar jaringan irigasi yang rusak mulai tahun 2015 hingga 2019 mendatang.
Berdasarkan RPJMN 2015-2019, pemerintah menargetkan mampu membangun 1 juta jaringan irigasi baru dan rehabilitasi 3 juta jaringan irigasi untuk mendukung program ketahanan pangan. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah memperhitungkan kebutuhan anggaran mencapai Rp72 triliun.
Pembangunan dan rehabilitasi irigasi tersebut mencakup irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi tambak, dan irigasi air tanah.
Pembangunan dan rehabilitasi
jaringan irigasi tersebut akan diarahkan pada irigasi di 13 provinsi
lumbung padi nasional, irigasi waduk, dan irigasi prioritas di provinsi
bukan lumbung padi nasional.
Provinsi lumbung padi nasional yang dimaksud antara lain adalah Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Sumatra Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
Sumber : Beritagar