Resmi Buka ISF 2024, Indonesia Ubah Retorika Menjadi Aksi Nyata
Jakarta – Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2024 resmi dibuka hari ini, 5 September 2024, menandai komitmen Indonesia untuk mengubah retorika keberlanjutan menjadi tindakan nyata. Acara yang dihadiri oleh lebih dari 11.000 peserta dari 53 negara ini menjadi ajang penting bagi pemangku kepentingan untuk berdialog, berbagi inovasi, dan merumuskan langkah-langkah strategis dalam menghadapi krisis iklim global.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya pendekatan kolaboratif untuk menangani perubahan iklim. “Penyelesaian masalah ini membutuhkan pendekatan kolaboratif dan berperikemanusiaan, antara negara maju dan berkembang, tanpa mengorbankan kepentingan rakyat,” ujar Jokowi. Pernyataan ini menekankan perlunya kesepahaman global dalam menghadapi tantangan lingkungan.
Dalam forum ini, Presiden Jokowi juga menegaskan perubahan iklim tidak akan terselesaikan jika dunia masih menggunakan pendekatan ekonomi yang hanya menghitung keuntungan dan mementingkan ego masing-masing negara.
“Penyelesaian masalah ini membutuhkan pendekatan kolaboratif dan berperikemanusiaan, antara negara maju dan berkembang, tanpa mengorbankan kepentingan rakyat,” ungkapnya.
Presiden Jokowi menyoroti bahwa ekonomi hijau bukan hanya tentang melindungi lingkungan, tetapi juga menciptakan kesejahteraan berkelanjutan bagi rakyat.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia berkomitmen untuk mencapai net-zero emission dan berkontribusi bagi dunia.
“Indonesia berkomitmen untuk mencapai net-zero emission dan berkontribusi bagi dunia, dengan potensi energi terbarukan yang melimpah, seperti PLTS apung di Waduk Cirata dan hutan mangrove terbesar di dunia. Hutan mangrove Indonesia, yang merupakan terbesar di dunia, memiliki kemampuan penyerapan karbon yang jauh lebih baik dibandingkan hutan hujan tropis,” tegasnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, dalam pada kesempatan yang sama menyatakan ISF 2024 bukan hanya membahas tantangan krisis iklim, tetapi juga menjadi platform untuk inovasi, kolaborasi, dan harapan.
“Forum ini sangat relevan dengan kondisi global saat ini terkait isu keberlanjutan. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki narasi unik dan peran penting dalam mendukung aksi iklim global,” paparnya.
Luhut menekankan Indonesia memimpin pembangunan berkelanjutan melalui reforestasi dan investasi energi terbarukan,
“Inisiatif ini melindungi lingkungan, memberdayakan masyarakat, dan mempertahankan hak untuk tumbuh dan makmur. Setiap negara memiliki titik awal yang berbeda dalam transisi energi, sehingga kolaborasi menjadi kunci dalam agenda keberlanjutan,” tambahnya.
Forum ini juga menandai peluncuran berbagai inisiatif yang bertujuan untuk mendorong investasi dalam energi terbarukan dan praktik berkelanjutan.
ISF 2024 akan menghadirkan sesi pleno, diskusi tematik, dan dialog tingkat tinggi yang melibatkan para menteri dari negara tetangga dan CEO top dunia. Salah satu momen penting dalam forum ini adalah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di bidang transisi energi dan keberlanjutan.
Sebagai informasi, ISF tidak hanya akan berhenti disini. ISF tahun depan akan diadakan di Bali dengan agenda yang lebih besar, termasuk ekspedisi laut menurut penjelasan Luhut.
“ISF tahun depan akan diadakan di Bali dengan agenda yang lebih besar, termasuk ekspedisi laut,” kata Luhut.
*