Revisi Otonomi Khusus Mengakomodir Kebutuhan Rakyat Papua
Oleh : Abner Wanggai )*
Tahun 2021 mendatang akan diadakan otonomi khusus jilid 2 di Papua. Peraturan pada Otsus ini akan direvisi agar sesuai dengan keadaan di lapangan. Masyarakat di Papua berharap perpanjangan otonomi khusus bisa membuat banyak kemajuan di sana. Rakyat butuh infrastruktur dan fasilitas agar hidupnya nyaman, berkecukupan, dan damai.
Otonomi khusus adalah keistimewaan yang diberikan kepada Papua sejak tahun 2001. Masa berlakunya 20 tahun dan selama itu di sana dilakukan berbagai hal untuk memajukan bumi cendrawasih. Seperti pembangunan wilayah terpencil dan penambahan jumlah provinsi dan kabupaten. Sehingga di Papua makin modern dan pengaturan wilayahnya juga terorganisir.
Tahun depan adalah saat untuk memperbarui otonomi khusus. Menurut Mentri Dalam Negri Tito Karnavian, Otsus akan diperpanjang. Baik di provinsi Papua maupun Papua Barat. Pemerintah sudah menggodok konsepnya sejak awal 2020 dan revisi ini diharap bisa lebih memajukan wilayah Papua. Tujuannya agar tidak ada kesenjangan ekonomi dan sosial di sana.
Namun sayang ada pihak yang kurang setuju dengan perpanjangan otonomi khusus. Mereka menganggap dana Otsus masih kurang dan belum ada pendampingan dari pemerintah pusat. Presiden siap mendengarkan aspirasi mereka, baik melalui anggota DPR dan DPD yang asli Papua maupun masyarakat langsung, via media sosial. Masukan ini penting untuk revisi Otsus.
Padahal selama ini sudah banyak sekali manfaat Otsus. Kapolda Papua, Inspektur Jendral Paulus Waterpauw mengungkapkan bahwa Otsus perlu diteruskan, karena banyak memberi kemajuan. Banyak putra Papua yang berhasil jadi sarjana, bahkan belajar di luar negeri dengan beasiswa. Contohnya Sherina Fernanda Msen, lulusan Universitas Corban, Oregon, Amerika.
Kemajuan lain yang dihasilkan otonomi khusus adalah pembangunan jembatan dan infrastruktur lain di Papua. Proyek ini sudah sesuai standar dan dijamin tidak merusak lingkungan. Jadi, para aktivis pecinta alam tidak usah khawatir bahwa semua hutan perawan di Papua akan dibabat demi kemajuan, karena pemerintah sudah mempertimbangkannya dengan baik.
Jika ada pembangunan infrastruktur maka yang dipikirkan adalah kebutuhan dari rakyat Papua. Mereka butuh jembatan agar transportasi lancar, dan jalan yang mulus agar tidak ada korban saat melintasi alam yang terjal. Masyarakat juga butuh fasilitas yang layak, agar kehidupan makin baik.
Paulus menambahkan, tidak ada daerah lain yang punya kekhususan seperti di Papua, jadi sayang kalau ditolak. Bahkan ia juga siap berkomunikasi dengan mereka yang merasa kecewa dengan otonomi khusus. Komunikasi ini sangat penting untuk menghindarkan dari kesalahpahaman. Karena otonomi khusus adalah keistimewaan dan bentuk perhatian pemerintah.
Edukasi tentang perpanjangan otonomi khusus sangat diperlukan agar tidak ada kericuhan yang menolaknya. Karena Otsus adalah program untuk memajukan Papua, agar kehidupan rakyat makin baik. Otsus mengakomodir kebutuhan rakyat Papua, seperti keinginan untuk punya jalan beraspal yang bagus. Karena selama ini masih ada jalan terjal dan menyusahkan rakyat.
Selain itu, rakyat Papua juga diuntungkan dengan program saat Otsus. Hal ini dibuktikan dengan kebaikan pemerintah yang memberi sampai 100 milyar pada otonomi khusus 2001 yang lampau. Sementara untuk Otsus tahun depan, dipastikan dananya akan naik. Karena menyesuaikan dengan nilai uang dan kebutuhan pembangunan infrastruktur yang makin banyak.
Jadi diharap masyarakat asli Papua merasa optimis dengan Otsus jilid 2, karena bertujuan mengakomodir kebutuhan rakyat di sana. Presiden sudah berjanji akan memajukan Papua, sejak 2014. Tujuannya agar di sana makin maju dan tidak ada perbedaan kemajuan antara Indonesia timur dan barat. Karena sesuai dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Otonomi khusus jilid 2 diharap bisa makin memajukan Papua dan mengakomodir kebutuhan rakyat Papua. Misalnya dengan pengaturan wilayah kota yang lebih terorganisir, banyaknya beasiswa kuliah sampai ke luar negeri, dan pembangunan infrastruktur. Semua proyek itu dilakukan demi kemajuan masyarakat Papua.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta