Rizieq Shihab Picu Keributan di Ruang Sidang
Oleh : Firza Ahmad )*
Rizieq Shihab terus membuat ulah walau sudah berstatus sebagai tersangka. Di ruang sidang, ia berani membuat keributan dengan menyalahkan Walikota Bogor Bima Arya. Di persidangan sebelumnya, ia juga menyalahkan majelis hakim. Entah apa yang merasukinya sampai bertingkah seperti itu.
Persidangan Rizieq Shihab masih terus berlanjut karena ia terlilit beberapa kasus, mulai dari kerumunan di Petamburan, Megamendung, sampai pemalsuan hasil tes swab. Walau bukti dan saksi sudah terpampang nyata, tetapi ia tetap berkelit dan ngotot ingin keluar dari bui sesegera mungkin. Emosinya makin memuncak ketika eksepsinya ditolak oleh majelis hakim.
Eks pimpinan ormas terlarang Rizieq Shihab masih saja murka ketika menjalani persidangan di Pengadilan Negeri. Padahal permintaannya untuk sidang secara langsung (bukan virtual) sudah dkabulkan. Namun ia tetap menampilkan akhlak terburuknya dan melontarkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan oleh seorang tokoh publik.
Begitu juga dengan di luar pengadilan, keadaannya juga sama kacaunya. Para fans Rizieq banyak yang ingin merangsek masuk, dengan alasan ingin mendukungnya. Padahal jumlah orang yang ada di dalam ruang sidang sangat dibatasi, karena masih pandemi, agar bisa physical distancing. Pendukung Rizieq sudah kehilangan akal sehatnya karena membela napi dan sudah cinta buta berujung derita.
Jaksa Penuntut Umum sampai ingin menjerat Rizieq dengan pasal 216 karena ia menghina pengadilan, saat dakwaan dibacakan. Karena ia dianggap tidak menghormati jalannya persidangan, dengan terus mengejek semua anggota majelis hakim. Sungguh ia telah kehilangan rasa malu karena bertindak seenaknya, dan terbukti hanya bisa ngomong kotor di depan umum.
Namun tingkah Rizieq malah didukung oleh tim kuasa hukumnya, terutama Aziz Yanuar. Aneh sekali ketika dua orang ini berkomplot untuk melawan hukum dan merasa sok tahu. Padahal sudah jelas perbuatan Rizieq salah besar, dengan membuat kerumunan dan menularkan corona ke 80 orang. Ia juga ketahuan memalsukan hasil tes swab.
Pada persidangan kasus pemalsuan tes swab, dipanggillah Bima Arya sebagai saksi. Ia mencecar walikota Bogor tersebut saat BAP-nya dibacakan. Karena dalam berita acara, disebutkan bahwa Rizieq berbohong. Sedangkan Rzieq menuduh Bima Arya-lah yang berkata dusta.
Aneh sekali ketika Rizieq malah emosi kepada Bima Arya, seperti maling teriak maling. Padahal sudah jelas ia kena corona dan dilarikan ke sebuah RS swasta di Bogor. Namun demi menjaga namanya (yang gak baik-baik amat) di depan pendukungnya, ia mempublikasikan hasil tes swab yang menyatakan dirinya negatif.
Padahal diketahui bahwa hasil tes swab itu palsu, karena sebenarnya Rizieq positif corona. Buktinya, semua orang yang berkontak dengannya, mulai dari sang istri hingga dokter yang merawatnya, terinfeksi virus covid-19. Hasil tesnya juga diragukan karena tidak dikeluarkan oleh lab di RS tersebut, melainkan di sebuah lembaga lain.
Bima Arya mempermasalahkan hasil tes itu karena Rizieq dirawat di wilayahnya. Namun Rizieq malah ngotot bahwa Bima yang bohong. Adu argumen terjadi dan membuat majelis hakim pusing. Terlebih, saat persidangan, Rizieq juga sempat-sempatnya menghina majelis hakim yang seharusnya dihormati.
Dari tingkah Rizieq kita bisa berkaca bahwa ketika seseorang bersalah, maka ia mengerahkan emosinya dan menyebut pihak lain yang bersalah. Padahal itu hanya modus untuk menutupi kebohongan dan rasa bersalahnya. Bagaimanapun Rizieq memberi alibi dan cercaan, ia tak bisa bebas, tetapi diancam hukuman 6 tahun penjara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Keributan di persidangan kasus Rizieq menunjukkan kualitasnya. Sebagai tokoh publik, ia terbukti hanya bisa besar omong dan menghina majelis hakim yang terhormat. Padahal hal itu sangat memalukan dan tidak pantas dilakukan oleh mantan pimpinan ormas. Tak hearn ormasnya dibubarkan karena ketuanya saja sering error.
)* Penulis adalah warganet tinggal di Bogor