Polemik Politik

Salat Idul Fitri di Rumah Saja

Oleh : Lisa Pamungkas )*

Sebentar lagi ramadhan usai dan umat muslim salat Idul Fitri pada tanggal 1 syawal. Sayangnya saat ini masih pandemi, sehingga sangat riskan jika salat berjamaah di masjid raya atau lapangan. Lebih baik salat ied di rumah saja bersama keluarga inti, untuk mencegah terbentuknya klaster corona baru.

Idul fitri adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim karena bisa merayakannya bersama keluarga. Usai subuh, semua orang bersiap untuk salat ied lalu sungkeman dan bersalam-salaman untuk meminta maaf. Hari raya selalu meriah karena hanya ada sekali dalam setahun dan meja sudah dipenuhi dengan ketupat, opor ayam, rendang, dan kue-kue.

Salat ied saat idul fitri hanya dilakukan sekali setahun, tetapi tahun ini pemerintah menghimbau masyarakat untuk melakukannya di rumah saja. Pandemi yang masih melanda seluruh dunia membuat penyebaran corona makin meluas. Sehingga dikhawatirkan saat ada salat berjamaah di lapangan, akan terbentuk klaster baru.

Penyebab terbentuknya klaster baru karena saat salat berjamaah, safnya sangat rapat, sehingga menimbulkan kerumunan. Jika ada 1 orang saja yang jadi OTG, maka ia bisa menyebarkan virus ke seluruh jamaah. Kalau sudah begini, maka akan sangat susah karena penularan corona akan makin meluas, dan saat di-tracking juga sulit karena tidak ada data jamaah yang akurat.

Jangan lupakan fakta bahwa pasien corona masih membludak. Menurut data dari tim satgas covid-19, per hari ada lebih dari 4.000 pasien baru, sementara jumlah total pasien se-Indonesia ada sekitar 1,5 juta orang. Anda tentu tak mau jadi pasien corona berikutnya, bukan?

Kalaupun jamaah sudah mengenakan masker, mencuci tangan, membawa sajadah sendiri, tetapi agak susah untuk jaga jarak. Memang bisa diatur agar ada celah minimal 1 meter per orang. Namun jamaah salat ied selalu membludak, sehingga dikhawatirkan masjid raya atau lapangan tempat salat tidak cukup untuk menampung semua orang.

Salat idul fitri di rumah saja tetap sah, karena sudah memenuhi rukun-rukunnya: ada imam salat, jamaah, tempat yang bersih dan suci, dan dilaksanakan di waktu yang tepat. Jangan takut berdosa saat melewatkan kesempatan untuk salat di masjid raya, karena Allah maha penyayang dan pasti memberi toleransi karena saat ini masa darurat.

Imam besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar juga menganjurkan umat untuk melaksanakan salat idul fitri di rumah. Beliau menekankan wajibnya menjaga kesehatan diri dan keselamatan keluarga. Sedangkan salat di masjid itu hukumnya sunah.

Dalam artian, kita harus mengutamakan yang wajib, baru yang sunah. Jangan yang sunah dulu baru wajib, karena hukumnya tidak seperti itu. Lagipula salat idul fitri di luar rumah juga memiliki resiko tinggi.

Untuk melaksanakan salat idul fitri di rumah, maka kita bisa menyiapkan tempat di ruang tamu, jika tidak punya musala keluarga. Tempatnya harus bersih dan kalau bisa dilapisi karpet. Sajadah digelar dan salat idul fitri dilaksanakan dengan ayah sebagai imam. Usai salat 2 rakaat, maka bisa langsung melaksanakan sungkeman lalu sarapan bersama.

Dengan salat idul fitri di rumah saja, maka selain menghindarkan dari resiko terkena virus covisd-19, akan merekatkan hubungan antar anggota keluarga. Sebelum salat, semua anggota keluarga kerja bakti untuk membersihkan ruang tamu, dan bertambah kompak.

Umat islam dianjurkan untuk salat idul fitri di rumah saja, sama seperti tahun lalu, karena kita masih didera pandemi covid-19. Sabarlah dan berusaha untuk menahan diri, untuk tidak salat di masjid raya atau lapangan seperti biasanya. Salat idul fitri di rumah saja tetap sah dan berpahala.

)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih