Sambut Pemilu 2024, Junjung Tinggi Nilai Bangsa dan Tangkal Radikalisme Penghambat Kemajuan
Oleh : Clara Diah Wulandari )*
Menyambut pelaksanaan pesta demokrasi dan kontestasi politik dalam perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 mendatang, pentingnya bagi semua pihak untuk bisa terus menjunjung tinggi berbagai nilai bangsa dan menangkal penyebaran paham radikalisme karena akan sangat menghambat kemajuan Tanah Air.
Situasi dan kondisi akan bagaimana hiruk pikuk dalam politik nasional menjelang pelaksanaan pesta demokrasi dan juga kontestasi politik, yakni perhelatan Pemilu pada tahun 2024 mendatang memang semakin hari kian memanas saja. Maka dari itu, untuk bisa terus melanjutkan pembangunan yang selama ini sudah terjadi dan telah diupayakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat dibutuhkan sosok pemimpin yang memiliki integritas yang kuat.
Ketua Umum Cahaya Kebangkitan Nusantara (CKN), Dwi Urip Premono menyatakan bahwa seluruh masyarakat di Indonesia jelas meyakini dan sangat mengharapkan agar ada sosok Calon Presiden (Capres) mendatang yang memiliki kemampuan untuk bisa melakukan transformasi akan seluruh nilai bangsa dan kebudayaan di Indonesia serta untuk bisa melakukan percepatan pembangunan di Tanah Air.
Lebih lanjut, Alumnus dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) itu juga menambahkan bahwa harus ada pemimpin yang berpendirian bahwa visi besar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mampu terwujud apabila seluruh komponen bangsa bisa secara konsisten bahu membahu.
Adanya kerja sama dari semua pihak dan seluruh elemen bangsa memang merupakan hal yang sangat penting untuk terus dilakukan serta diupayakan demi bisa terus membangun bangsa dan negara ini dengan cara mengembangkan seluruh potensi akan berbagai sumber daya yang telah dimiliki oleh Tanah Air dalam semangat kerukunan, toleransi dan juga gotong royong yang kuat di tengah masyarakat.
Jelas sekali bahwa seluruh komponen bangsa juga harus terus bersatu padu dalam menanggulangi selgenap ancaman yang mungkin saja bisa terbentuk, semuanya juga harus bisa untuk menjarikan jalan keluar bagi setiap tantangan yang ada, termasuk juga bisa mendobrak setiap hambatan yang terjasi serta bisa mengatasi adanya gangguan.
Indonesia sendiri telah memiliki falsafah dasar negara Pancasila yang berisi 5 (lima) sila, yang mana seluruhnya hendaknya mampu untuk dijadikan pedoman bagi semua elemen masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, pedoman lain juga ada pada Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hingga adanya semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang telah digagas oleh para pendiri bangsa terdahulu.
Para pendiri bangsa telah menyadari bahwa memang tidak bisa dipungkiri kalau masyarakat di Tanah Air memiliki keberagaman yang sangat banyak, sehingga harus ada komitmen sangat kuat dari mereka semua untuk bisa bersatu di tengah perbedaan yang terjadi tersebut.
Ketika seluruh nilai bangsa telah berhasil diwujudkan dengan maksimal dan optimal, maka bukan tidak mungkin bangsa ini akan bisa menjadi sebuah bangsa yang mampu mencapai kehidupan sosial yang adil, makmur, sejahtera dan mandiri sebagai sebuah negara yang maju.
Beberapa ancaman yang harus senantiasa diwaspadai oleh segenap elemen bangsa adalah adanya paham radikalisme dan terorisme, kemudian adanya sikap dan perilaku intoleransi dalam hubungan antar umat beragama di Tanah Air. Selain itu, penggunaan isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) untuk kepentingan politik praktis tertentu.
Tidak hanya itu saja, namun ada ancaman lain berupa penyebaran berita bohong atau hoaks yang seringkali dijumpai melalui media sosial serta adanya ujaran kebencian yang terus merajalela. Bagaimana ekspansi akan budaya asing yang sama sekali tidak sesuai dengan norma serta tata nilai budaya bangsa juga patut untuk diantisipasi bersama.
Gangguan lain yakni adanya kegiatan separatisme di wilayah tertentu di Tanah Air serta tingginya tingkat kriminalitas di beberapa daerah yang memang wajib untuk segera bisa dicarikan solusinya. Ketua Dewan Pembina Ormas Cahaya Kebangkitan Nusantara (CKN), HM Idham Samawi mengingatkan sangat penting peranan dari Garus-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dalam terus membangun arah Indonesia di masa mendatang.
Namun, semenjak adanya amandemen ke-4 UUD 1945 maka sudah tidak ada lagi GBHN, sehingga seluruh program pembangunan memang mendasarkan pada visi dan misi yang dimiliki oleh Presiden beserta Wakil Presiden. Karena Indonesia memiliki posisi sebagai negara yang sangat seksi, sehingga memang seluruh sumber daya yang berada di Tanah Air harus mampu untuk dikelola demi kemakmuran bangsa.
Cara paling efektif dan optimal untuk bisa mencapai semua hal tersebut adalah dengan terus memperkuat soliditas antar warga negara di semua elemen bangsa dengan terus menjunjung tinggi berbagai macam nilai bangsa sendiri sehingga akan mampu untuk melakukan penangkalan kepada paham radikalisme, terorisme, separatisme dan intoleransi yang jelas sangat menghambat kemajuan bangsa.
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara