Polemik Politik

Sandiaga Uno, Seorang Don Juan?

Kabar – kabar miring tersebut juga tentunya tidak akan muncul jika tidak ada sesuatu yang terjadi

Oleh : Ananda Rasti*)

 

Tak mungkin ada asap jika tak ada api. Begitu juga dengan berita – berita yang beredar mengenai skandal Calon Wakil Presiden (Cawapres) pasangan nomor 2, Sandiaga Uno. Kabar – kabar miring tersebut juga tentunya tidak akan muncul jika tidak ada sesuatu yang terjadi. Meskipun “perang” kampanye politik sudah mulai memanas menjelang 2019, isu – isu miring tidak mungkin muncul begitu saja jika tidak ada bibitnya.

Akhir – akhir ini publik dihebohkan dengan video chat Sandiaga Uno dengan seorang artis berinisial MZ. Dalam video tersebut memuat chat yang mengarah ke arah perselingkuhan Sandi dengan artis tersebut. Video itupun menjanjikan  kisah Sandi lainnya dengan artis berinisial TP dan DN. Belum diketahui siapa pembuat video itu, pun apakah benar isi pesan Whatsapp tersebut.

Sebelumnya, mungkin sebagian publik masih ingat kasus Sandi dengan penyanyi Dewi Perssik pada tahun 2008 di Bali, yang sempat viral di media sosial. Dewi Perssik yang pada saat itu tengah mengisi acara di Bali diminta membuka bajunya oleh Sandi. Meskipun sempat disangkal oleh Sandi maupun istrinya, namun Dewi Perssik membenarkan hal tersebut dengan lugas.

Belum habis isu dengan artis MZ, kembali muncul isu skandal Sandi dengan seorang Senior Channel Marketing Activation Manager at Unilever Food Solutions bernama Mirsya Budiarsi. Wanita cantik tersebut diduga menjadi simpanan Sandi, bahkan hubungan mereka sudah berlangsung lama, sejak Mirsya masih menduduki posisi karyawan biasa di Unilever. Nama dan kedudukannya di Unilever diduga semakin menanjak seiring servis yang dia berikan kepada Sandi. Berkat Sandiaga, Mirsya bisa memperoleh posisi di APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia), dan juga saat ini menjabat sebagai Direktur Marketing Look and Feel INAPGOC.

Indra Uno, kakak Sandi, kabarnya sudah mengetahui hubungan adiknya dengan Mirsya Budiarsi sejak lama. Tidaklah heran jika Indra menutup mata atas perbuatan adiknya. Karena ternyata sebelas dua belas dengan Sandi, sang kakak kabarnya juga punya hobi bermain perempuan. Beberapa waktu lalu Indra kepergok berduaan dengan seorang perempuan yang bukan istrinya di sebuah hotel di kawasan Jakarta. Sementara itu, dalam berbagai kesempatan, Mirsya kerap menemui Sandi. Tak hanya dengan Mirsya, Sandi juga disebut menjalin hubungan terlarang dengan wanita bernama Shinta Bubu dan Noriyu.

Hubungan antara Sandiaga dan Shinta Witoyo Dhanuwardoyo atau yang lebih terkenal dengan Shinta Bubu dikabarkan sudah terjalin sejak lama, bahkan jauh sebelum Sandi menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Berdasarkan kesaksian orang dekat mereka, ditambah dengan postingan di media sosial, Sandi dan Shinta Bubu sering bertemu dan menginap di hotel yang sama. Bahkan ketika Sandi sudah menjabat sebagai Wakil Gubernur pun, mereka kerap bertemu dan meluangkan waktu di hotel yang sama. Tidak hanya di hotel, keduanya kerap melakukan hubungan gelap di Kantor Wakil Gubernur Sandiaga. Shinta memungkinkan untuk melakukan pertemuan khusus dengan Sandi di kantor Wagub. Posisi Shinta sebagai penasehat program OK OCE membuatnya mempunyai akses bebas keluar masuk Kantor Sandi. Pertemuan gelap Sandi dan Shinta di Moskwa, Rusia pada 1 – 3 Agustus lalu juga tentulah bukan suatu kebetulan. Yang mengherankan, bukannya mengajak pasangan masing-masing, mereka justru bertemu secara gelap seolah menghindar dari publik. Jauh sebelum itu mereka juga pernah beberapa kali kepergok menginap bersama di hotel di Bali.

Berbeda kisah dengan Shinta Bubu, nama Noriyu mungkin tidak begitu asing. Dia adalah dr. Nova Riyanti Yusuf,Sp.KJ yaitu seorang psikiater sekaligus penulis beberapa novel. Noriyu juga merupakan anggota DPR periode 2009 – 2014 dari Partai Demokrat. Beberapa waktu lalu beredar potongan tangkapan layar dari aplikasi pesan messenger antara Noriyu dan seseorang bernama Miftah. Miftah Sabri dikenal sebagai pendiri Selasar. Selasar sendiri adalah platform digital pertama di Asia Tenggara yang digunakan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan wawasan dalam berbagai bidang keilmuan yang dijalankan oleh PT. Selasar Indonesia Baru. Kaitan Miftah dengan Sandi sendiri berawal dari hubungan bisnis. Sandi membutuhkan jasa Miftah sebagai konsultan untuk pengembangan aplikasi bisnis dan politiknya. Sedangkan hubungan Noriyu dan Sandi berawal dari perkenalan di dunia politik. Seperti diketahui suami Noriyu sendiri adalah merupakan anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra yang bernama Soepriyatno.

Noriyu juga berperan sebagai psikiater pribadi Sandi selain tergabung juga dalam project pembangunan Jakarta Institute of Mental Health. Ambisi Noriyu untuk mendirikan Jakarta Institute of Mental Health inilah yang membutuhkan peran Sandi yang pada saat itu menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI. Sebagai psikiater pribadi, Noriyu sudah banyak mengetahui orientasi seksual Sandi yang menyimpang. Sandi dikabarkan juga suka dengan kaum sejenisnya alias memiliki kecenderungan perilaku homoseksual. Tangkapan pesan messenger tadi berbunyi: “Kita kan punya sejarah bertiga di Kemang markas pak Habibie. Cukuplah itu jadi kenangan 3some kita saja”. Bertiga dalam pesan tersebut dimaksudkan pada Sandi, Miftah, dan Noriyu. Benar atau tidaknya kejadian ini, hanya dinding senyap gedung Adarolah yang menjadi saksi bisunya, ketika selama 15 tahun Sandiaga Uno menjadi Direktur di Adaro.

Sementara itu, situs bernama “Skandal Sandiaga” yang memuat skandal – skandal Sandiaga Uno telah diminta oleh pihak kepolisian untuk diblokir Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Kemenkominfo sendiri telah mengajukan pemblokiran pada Selasa (25/9) lalu. Sebab munculnya berbagai isu skandal Sandi dan viralnya situs tersebut, oleh sebagian pihak akan ditudingkan terhadap Timses pasangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin. Padahal seperti yang kita ketahui, kedua belah pihak sudah sepakat atas deklarasi kampanye damai beberapa waktu lalu.

Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni justru punya dugaan bahwa situs tersebut dibuat pendukung Prabowo Subianto – Sandiaga Uno sendiri, atau dengan kata lain mereka mencoba playing victim. Dugaan ini berkaca dari strategi Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat ikut serta dalam Pemilu Presiden AS. Trump kerap membuat materi kampanye hitam sendiri untuk meraih simpati publik.

Bagi seorang calon pemilih, sudah menjadi keniscayaan untuk mengetahui rekam jejak calon yang hendak dipilih. Jangan sampai terjadi peribahasa “membeli kucing dalam karung”. Bijaklah dalam memilih calon pemimpin, pilihlah dengan hati nurani, jangan terbawa provokasi ataupun hanya ikut – ikutan saja. Di balik benar atau tidaknya semua isu di atas, sebagai manusia biasa tentunya kita tidak akan mau memilih calon pemimpin yang “tidak setia”. Keluarga saja dikhianati, bagaimana masyarakat? Be wise, guys.

 

*) Penulis adalah pengamat masalah sosial politik

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih