Sekda Manggarai Barat Bentuk Tim Khusus Dukung KTT ASEAN 2023
Manggarai Barat – Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi meminta kepada Sekda, Fransiskus Sales Sodo untuk membentuk tim khusus guna mendukung pelaksanaan KTT ASEAN Summit 2023 dan juga mematangkan persiapan kegiatan tersebut.
Menurut Bupati Edi, pembentukan tim khusus tersebut sangat penting karena perhelatan KTT ASEAN adalah kegiatan yang besar dan tidak bisa dianggap remeh. Maka dari itu, selaku tuan rumah, pihaknya benar-benar ingin melakukan persiapan yang sangat matang dan tidak main-main.
“Ini kegiatan skala besar, maka sebagai tuan rumah kita tidak boleh main-main,” tegasnya.
Mengenai tim khusus yang dibentuk, Edi meminta agar tim tersebut mampu untuk dilibatkan dalam segala urusan pelaksanaan KTT ASEAN 2023. Dalam pembentukan tim khusus tersebut, Sekda menjadi ketua umum, kemudian ketua pelaksananya adalah Staf Ahli, Elisabeth Maria Mersin.
“Segera bentuk panitia khusus. Tempatkan orang sesuai dengan tupoksi masing-masing,” pinta Edi. Pak sekda cukup sebagai ketua umum. Ketua harian saya tunjuk langsung ibu Lisa. Mengapa ibu Lisa? Sebab saya lihat dia, jaringannya cukup luas dan mobilitasnya bagus,” jelasnya.
Kemudian dalam tataran pelaksanaan, tupoksi dari Ketua Pelaksana menurut Bupati Edi adalah untuk mendukung Ketua Umum, sedangkan Ketum sendiri mengkoordinasikan seluruh tim khusus yang terlibat.
Mengenai penunjukan Kepala OPD yang merupakan Staf Khusus Bupati, dirinya menegaskan agar semua pihak tidak meremehkannya.
“Saya tidak mau dengar ada kepala OPD atau siapapun yang menganggap remeh, dengan alasan, ah, dia itu cuma staf khusus bupati. Jika ada yang mengganggap demikian, lapor saya atau wakil bupati. Dia saya tunjuk langsung,” tegas Edi.
Sementara itu, persiapan juga dilakukan pada sektor kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan, Paul Mami menjelaskan bahwa secara umum RSUD Komodo sudah siap digunakan.
Bukan hanya itu, namun akan juga ada keberadaan dokter ahli jantung yang disiagakan dan saat ini masih terus dikoordinasikan.
“RSUD sudah siap. Hanya sejumlah fasilitas yang masih kita tunggu dari Surabaya. Selain fasilitas, keberadaan dokter ahli jantung juga sedang kita koordinasikan, baik dengan pemerintah propinsi maupun dengan Kementerian Kesehatan,” pungkas Mami.