Semakin Brutal, KST Harus Ditindak Tegas
Oleh : Alfred Jigibalom )*
Kelompok Separatis Teroris (KST) masih menunjukan kebrutalannya, gangguan keamanan yang dilakukan oleh kelompok tersebut membuat masyarakat papua merasa tidak aman sehingga mereka harus meninggalkan tempat tinggalnya untuk mengungsi.
Kampung Nogoloit, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan merupakan tempat yang menjadi sasaran KST untuk melancarkan aksi brutal tersebut. Gangguan keamanan yang terjadi membuat warga yang tinggal di lokasi itu memilih untuk mengamankan diri mereka ke dalam kota.
Diketahui, kontak tembak antara aparat keamanan gabungan dengan KST pimpinan Yotam Bugiangge, terjadi di Kampung Nogoloit pada Jumat 25 Mei 2023 dan Senin 30 Mei 2023.
Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Panelewen menuturkan, terdapat 156 warga Nogoloit yang mengamankan diri ke Kenyam, mereka semantara ditampung di Gereja Siloam.
Menurutnya, warga takut untuk tetap tinggal di rumahnya masing-masing, karena sebelum terjadi kontak tembak pada senin lalu, KST sempat masuk ke toko-toko untuk meminta sejumlah uang kepada warga.
Karenanya kemudian warga meminta aparat keamanan untuk mengevakuasi mereka ke dalam kota Kenyam agar mereka tidak menjadi korban KST. Polres Nduga juga telah memberikan bantuan bahan makanan untuk para warga serta meningkatkan patroli dan lebih fokus melakukan penegakan hukum.
Aparat keamanan kemudian berhasil menangkap anggota KST berinisial MK yang diduga ikut terlibat dalam aksi pembunuhan 11 warga di Kampung Nogoloit pada September 2011. Selain itu, aparat juga menangkap seseorang yang diduga menjadi simpatisan KST. Sebelumnya KST tak segan-segan menjadikan Ibu-ibu dan anak-anak sebagai tameng dan merebut senjata dari aparat TNI.
Untuk menghadapi situasi terbaru terkait KST Papua, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono telah meningkatkan status operasi di Nduga, Papua pegunungan menjadi operasi siaga tempur.
Peningkatan siaga tempur dilakukan hanya di daerah-daerah rawan. Daerah-daerah rawan merupakan daerah operasi KST. Secara fisik, kekuatan alat utama sistem senjata dan persenjataan tidak ada perubahan.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Julius Widjojono mengatakan, perintah panglima TNI ini didasari aksi KST yang semakin brutal, agresif dan dinilai tak terkendali.
Selama ini TNI melakukan pendekatan humanis kepada KST dan simpatisannya, namun pendekatan tersebut harus tetap membutuhkan ketegasan dan sikap waspada.
Eksistensi KST di Papua dengan semua aksi bejadnya selama ini pasti menimbulkan rasa takut yang tak berkesudahan bagi masyarakat Papua. Tidak salah jika warga Papua meradang dan mengekspresikan kecemburuan mereka terhadap saudara-saudaranya sebangsa dan setanah air di wilayah lain yang boleh menikmati dinamika kehidupan normal tanpa rasa takut oleh serangan dadakan dari KST.
Ulah brutal dari KST telah membuat rakyat Papua menjadi semakin sengsara, hal ini disebabkan karena serangan dari KST membuat aktivitas masyarakat terhenti. Hal ini menunjukkan bahwa aksi teror di Papua dapat menghentikan aktifitas masyarakat seperti jual beli.
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Herman Taryaman mengatakan, KST di Intan Jaya belakangan ini sering melakukan gangguan terhadap TNI-Polri, bahkan meneror masyarakat. Karena itu masyarakatpun bersiaga dengan mengangkat panah untuk mengusir KST apabila datang ke kampung mereka.
Herman menjelaskan, KST dalam dua hari terakhir kerap melakukan penyerangan terhadap TNI-Polri di Kampung Sambili dan Kampung Bilogai. Kontak tembak antara KST pun tidak dapat dihindari.
Kejadian tersebut mengakibatkan masyarakat di Kampung Sambili, Kampung Kusage, Kampung Mamba Bawah dan Kampung Bilogai resah, karena KST kerap menjadikan warga sebagai tamengnya, hingga mengancam nyawa masyarakat. Namun demikian, dengan kelengkapan busur panah, warga di Intan Jaya sepakat untuk terlibat dalam upaya mengusir KST dari wilayahnya.
Herman juga menambahkan unsur Forkopimda Kabupaten Intan Jaya juga memberi atensi. Mereka sepakat untuk melawan gerombolan KST yang membuat situasi daerah tidak aman.
Ia menjelaskan, pihak TNI-Polri tentunya akan berada di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan rasa aman. Dan saat ini siaga 1 diterapkan guna mengantisipasi adanya serangan susulan.
Sebelumnya diberitakan bahwa KST telah melakukan penyerangan di wilayah Intan Jaya, Papua Tengah selama 2 hari. Awalnya KST yang dilengkapi senjata laras panjang menyerang aparat TNI di Kampung Sambili, Kampung Kusage, Intan Jaya.
Gerombolan KST dengan menggunakan 2 senjata api laras panjang berupaya menyerang TNI Yonif 305/TKR saat berada di Kampung Sambili menuju Kampung Kusage Kabupaten Intan Jaya.
Setelahnya, KST kembali menyerang Pos Brimob Polri di Kampung Bilogai. Namun Herman menyebut tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut meski sempat terjadi kontak tembak.
KST kerap menggunakan senjata saat dalam melancarkan aksinya, berbagai penyerangan yang dilakukan oleh KST tentu saja harus dihentikan. KST telah secara nyata menggerogoti keamanan dan kedamaian di Papua, rentetan peristiwa teror seperti pembakaran fasilitas publik dan penembakan telah membuat masyarakat Papua tidak menaruh simpati terhadap apa yang dilakukan oleh KST.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bali