Polemik Politik

⁠Idul Fitri Momentum Rekatkan Bangsa dan Wujudkan Persatuan Pasca Pemilu 2024

Oleh : Fabian Aditya Pratama )*

Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah merupakan momentum terbaik untuk semakin merekatkan bangsa dan mewujudkan persatuan pasca pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024. Jangan sampai adanya residu perpecahan hanya karena perbedaan pandangan, pendapat atau pilihan politik justru malah merusak kedamaian dalam bulan suci Ramadhan hingga merusak suasana Lebaran.

Dalam momen yang penuh berkah, seluruh pihak sangat berharap agar kebahagiaan senantiasa hadir serta kedamaian mampu terjaga dalam hati setiap insan. Kebersamaan yang selama ini telah terjalin dengan baik di tengah masyarakat, supaya mampu tetap terpelihara dan semakin kokoh.

Maka dari itu, hendaknya kini saatnya bersama-sama untuk menjaga tali persaudaraan serta solidaritas, menjalankan nilai-nilai kasih sayang dengan penuh keikhlasan di setiap langkah kehidupan.

Setelah perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang baru-baru ini telah berlangsung, hendaknya segenap elemen bangsa kini sudah saatnya untuk kembali bersatu dan tidak terpaku pada adanya perbedaan, namun tetap terus membangun kebersamaan yang jauh lebih kuat.

Seluruh tangan masyarakat harus saling menggandeng satu sama lain dalam mengajak kepada merajut tali silaturahmi, semakin mempererat hubungan sosial serta memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Dengan semangat Idul Fitri diharapkan akan mampu mewujudkan kehidupan yang jauh lebih harmonis, damai serta jauh lebih sejahtera bagi masyarakat di Indonesia. Sekarang sudah saatnya masyarakat mampu bersama-sama melanjutkan perjalanan menuju kehidupan yang lebih baik setelah pelaksanaan pesta demokrasi.

Penjabat (Pj) Bupati Bolaang Mongondow Utara, Sirajudin Lasena mengatakan bahwa sudah menjadi kewajiban bagi seluruh pihak untuk menjadikan momentum perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijrah sebagai momen untuk semakin menyatukan hati dan pikiran satu sama lain serta semakin menguatkan ikatan persaudaraan.

Sudah saatnya seluruh masyarakat mampu kembali secara bersama-sama untuk membangun lingkungan yang inklusif dan bisa berdampingan secara damai. Hormati adanya perbedaan pendapat dan hargai keragaman budaya yang berada di lingkungan sekitar masing-masing.

Mari bersama menjadikan hubungan sosial jauh lebih harmonis sebagai pondasi utama dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera dengan semangat momentum perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.

Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak kepada para tokoh agama untuk bisa berperan aktif dan turut serta dalam membersihkan seluruh residu perpecahan pasca pelaksanaan Pemilu 2024 melalui berbagai mimbar keagamaan maupun media sosial.

Kini saatnya bangsa Indonesia mulai berkonsentrasi dalam memupuk kembali persatuan dan kesatuan warga negara setelah dihelatnya kontestasi politik beberapa waktu lalu dengan sangat baik dan lancar tersebut.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah Cholil Nafis sangat menyayangkan adanya beberapa narasi yang bersifat negatif yang terus saja muncul sebelum hingga usai pencoblosan, bahkan sampai saat. Padahal telah ada pengumuman resmi hasil rekapitulasi suara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Untuk itu, menjadi tugas dari berbagai kalangan termasuk tokoh agama untuk mampu menghilangkan sisa-sisa residu yang memicu terjadinya perpecahan dan disintegrasi bangsa di Tanah Air.

Persatuan umat dan bangsa harus menjadi agenda utama setelah pelaksanaan Pemilu 2024 dilakukan. Kemudian jika beberapa aspek politik sampai saat ini masih terus berjalan, hendaknya masyarakat tidak terlalu mengambil pusing akan hal tersebut agar bisa diproses oleh orang yang memang bersangkutan saja.

Tugas dari seluruh masyarakat termasuk para tokoh agama adalah bagaimana mewujudkan kedamaian dan persatuan agar keberlangsungan bangsa ini tetap mampu berjalan dengan baik tanpa adanya gangguan apapun.

Dalam berpolitik, hendaknya menjunjung tinggi politik keadaban, yang mana di dalam politik bukan hanya dijadikan sebagai sarana untuk mencapai kekuasaan saja, namun mampu memasukkan banyak ide baik untuk menunjang kehidupan berbangsa dan bernegara, membangun bangsa dengan baik, penuh keadilan, menegakkan hukum dan kesejahteraan masyarakat.

Senada, Badan Ekskutif Mahasiswa Nusantara (Bemnus) Wilayah Jawa Timur juga terus mendorong adanya penguatan literasi politik dan konsolidasi damai pasca Pemilu 2024. Sekretaris Daerah Bemnus Jawa Timur, Daming Laisow mengatakan bahwa setelah proses politik elektoral bernama Pemilu, bangsa Indonesia dihadapkan pada potensi keterbelahan dan polarisasi.

Konflik politik terus saja meruncing hingga berimbas pada terganggunya harmonisasi warga negara. Tentu saja pola sosial tersebut menjadi sangat berbahaya dan mengancam integrasi bangsa, terlebih juga sangat merusak kesucian bulan Ramadhan dan keberkahan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.

Terus tingkatkan kewaspadaan untuk mampu memfilterasi diri ketika berhadapan dengan adanya narasi yang negatif pasca pelaksanaan Pemilu, baik itu di ruang publik apalagi di ruang digital.

Alih-alih terus berkalut dalam situasi yang menegangkan pasca Pemilu, dalam momentum Idul Fitri hendaknya masyarakat dapat menjadikan momentum tersebut untuk merekatkan bangsa dan mewujudkan persatuan pasca Pemilu 2024.

)* Penulis adalah kontributor Nawasena Institute

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih