Siap Menang dan Siap Kalah Dalam Pilkada 2018
Oleh : Rivka Mayangsari )*
Pilkada serentak sebentar lagi akan dilaksanakan di tahun 2018 ini. Karenanya tak asing lagi bagi kita ketika melihat di media massa banyak pasangan calon kepala daerah yang sudah mulai berkampanye. Tidak hanya di surat kabar, namun iklan-iklan televisi juga menjadi lahan yang subur untuk berkampanye. Terlebih lagi media internet yang saat ini sudah menjadi kebutuhan banyak orang, kampanye menggunakan media internet terutama sosial media juga gencar dilakukan.
Keberhasilan calon pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk bisa maju dan terpilih tentunya membutuhkan strategi tersendiri. Tidak hanya dari usaha keras keduanya, tapi dibalik mereka juga ada tim sukses dan para pendukung setia. Strategi kampanye dari calon pasangan kepala daerah juga tidak lepas dari segala ide dan usaha tim suksesnya.
Berbicara tentang pilkada, tentunya ini bukanlah hal baru lagi. Setiap pemilihan kepala daerah berlangsung, ada harapan masyarakat untuk melihat daerahnya lebih maju dari sebelumnya. Karena itulah biasanya para pasangan calon kepala daerah akan memaparkan visi-misinya dalam memimpin daerah seandainya menang. Masyarakat pun dapat tergiur untuk memilihnya dengan melihat kampanye masing-masing paslon.
Tentu manusiawi jika para paslon kepala daerah sangat bersemangat di dalam berkampanye dan berharap menang. Begitu juga dengan para pendukung dan tim suksesnya juga menginginkan kemenangan dari paslon yang didukungnya, tapi perlu diingat bahwa setiap kompetisi pasti akan menemui 2 opsi, yakni menang dan kalah. Dari beberapa paslon, hanya akan ada 1 kepala daerah dan juga 1 wakil kepala daerah yang nantinya akan memimpin daerahnya.
Para paslon memang harus berjuang keras demi meraih simpati rakyat untuk bisa mempercayakan amanah kepemimpinan terseut kepadanya, namun jika seusai pemungutan suara, para paslon kepala daerah perlu berbesar hati dalam menerima apa pun hasil dari pemilihan suara tersebut. Yang perlu diingat, tetap gunakan cara-cara yang baik untuk memenangkan hati rakyat. Apa pun hasilnya itu adalah yang terbaik dan sesuai dengan keputusan rakyat. Tidak hanya pasangan calon, namun seluruh tim sukses dan para pendukung juga perlu mengambil sikap bijaksana dalam menyikapi kemenangan dan kekalahan pasangan calon kepala daerah yang didukungnya.
Tidak dapat dipungkiri, seringnya persaingan politik bisa menimbulkan konflik. Namun, kita perlu ingat bahwa demokrasi di Indonesia telah lama ditegakkan, diharapkan hal tersebut bisa menjadi rambu-rambu di dalam melakukan tindakan-tindakan politik secara jujur. Dengan adanya sikap siap menang dan siap kalah, maka para paslon akan lebih bisa berkampanye dengan tertib yakni mengambil simpati rakyat dengan cara-cara yang baik.
Sebenarnya kampanye siap menang dan siap kalah itu juga sudah disuarakan di tahun sebelumnya, namun ternyata belum efektif. Menurut Tjahjo Kumolo, selaku Mendagri mengatakan pada pilkada serentak tahun 2017 sikap siap menang dan siap kalah belum sepenuhnya terlaksana. Hal tersebut sangat disayangkan, ini bisa dilihat dari adanya pemungutan suara palsu. Ada pula pengerahan massa yang akhirnya berujung anarkis.
Konfik pilkada tersebut juga ada yang berujung hingga ke MK (Mahkamah Konstitusi). Seperti yang terjadi di tahun 2017 lalu di Kabupaten Intan Jaya Papua. Hal tersebut akibat sengketa tentang keputusan menang dan kalah Paslon Pilkada, meski telah ada surat putusan dari MK, namun pihak yang kalah belum bisa menerima keputusan tersebut. Hal itupun berujung pada pengrusakan kantor Kemendagri oleh beberapa orang yang akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.
Karena itulah dalam Pilkada tahun ini, pemerintah lebih meningkatkan lagi dalam mencegah adanya konflik tersebut. Perlu adanya pemetaan yang jelas terhadap daerah-daerah rawan konflik. Selain itu juga, partai politik pun diharapkan membantu mengedukasi masyarakat tentang budaya demokrasi yang berarti harus pula menerima kemenangan atau pun kekalahan dari pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang di dukungnya.
Sikap siap menang dan siap kalah perlu menjadi sebuah kesadaran bagi setiap paslon. Sikap tersebut diharapkan dapat membawa suasana politik yang aman dan damai. Meminimalkan terjadinya konflik antar para pendukungnya. Menjalankan politik secara jujur tanpa adanya kecurangan juga bagian dari sikap siap menang dan kalah dalam pilkada. Tidak hanya sekedar wacana, sikap ini perlu ditumbuhkan pada diri setiap paslon.
Kemenangan memang menjadi sesuatu yang diharapkan oleh setiap pasangan calon kepala daerah dan wakil daerah, namun tentunya juga perlu mempersiapkan seandainya kalah dalam pilkada. Kecewa sudah pasti akan dirasakan, meski begitu sikap dewasa dalam menerima kekalahan itu penting untuk tetap menjaga suasana kondusif di dalam berpoitik.
Namun, sayangnya menurut Kapolri, Jenderal Tito Karnavian mengatakan bahwa sebagian besar paslon jutru tidak siap kalah. Padahal sistem politik ini rentang memicu konflik sosial di masyarakat. Karena itulah diharapkan agar masing-masing paslon dapat menyadari bahwa kemenangan maupun kekalahan sama-sama harus dihadapi dan diterima sepenuh hati.
Tentunya politik ini sebenarnya tidak hanya berbicara tentang paslon pilkada, tapi juga relawan dan partai politik yang mendukungnya. Biasanya paslon didukung oleh partai politik karena kesamaan visi dan misi. Sementara relawan biasanya mendukung paslon karena sesuai dengan hati nuraninya.
Dalam mewujudkan siap menang maupun kalah di Pilkada 2018 ini, paslon perlu memberikan arahan kepada para pendukungnya. Dengan memiliki kemampuan mengendalikan diri dan tidak tersulit emosi atas hasil apa pun, akan berefek pula kepada sikap para pendukung dalam menyikapi kemenangan maupun kekalahan. Diharapkan paslon yang menjadi panutan pendukungnya itu dapat meredakan emosi masyarakat yang menjadi pendukung setianya.
Sikap paslon dalam menerima kemenangan maupun kekalahan dengan bijaksana ini akan memunculkan politik yang sehat. Para paslon akan fokus pada pemaparan program kerja mereka. Bukan malah memunculkan isu-isu negatif untuk lawan paslon lainnya. Selain itu, money politik juga tidak diperlukan. Dengan adaya siap menang mapun kalah, berarti akan fokus untuk mencari pemimpin terbaik. Siapa pun yang terpilih artinya itu adalah yang terbaik untuk memimpin daerah tersebut.
Sikap untuk menyogsong kemenangan memang diperlukan oleh para paslon, terutama di masa kampanye. Mereka harus optimis akan memenangkan pemilihan tersebut. Berbagai strategi soal pemaparan program kerja, menghimpun pendukung supaya dapat tahu ada dimana saja kekuatan mereka, serta berbagai hal lain yang diperbolehkan bisa menjad strategi jitu untuk memperbesar kemenangan. Rakyat indonesia saat ini sudah semakin berpikir maju, mereka tahu pemimpin yang berkualitas dan juga tahu bagaimana mempergunakan hak pilihnya demi kemajuan bangsa. Jadi, paslon kepala daerah bisa berfokus untuk memaparkan apa saja visi dan misi, program kerja seandainya terpilih nanti.
Tak lupa pula ketika hasil akhir pilkada tersebut diumumkan, barula para paslon bersiap untuk menerima hasil dari perjuangannya. Entah itu menang, atau pun kalah tetap lah baik demi kemajuan daerah tersebut. Dengan sikap itu, konflik sosial akan dapat diredam sehingga tetap damai setelah pilkada.
)* Penulis adalah Mahasiswi Universitas Lancang Kuning Pekanbaru