Side event KTT G20 Tunjukkan Papua Bagian Integral RI
Oleh : Saby Kossay )*
Side event Konferensi Tingkat Tinggi (KTT G20) yakni Women of Twenty (W20) diselenggarakan di Papua Barat. Masyarakat mengapresiasi pelaksanaan acara internasional tersebut karena menunjukkan bahwa Papua adalah bagian integral dari Rapublik Indonesia.
Presidensi Indonesia di KTT G20 tahun 2022 membuat acara ini diselenggarakan di negeri ini. Jika G20 diadakan di DKI Jakarta maka side event-nya, W20, berlangsung di provinsi Papua Barat. Panitia dan pemerintah daerah langsung bergerak cepat agar acara ini berlangsung dengan lancar.
Ketika Papua Barat ditunjuk jadi tempat penyelenggaraan W20 maka menunjukkan bahwa Papua adalah bagian integral dari RI. Papua adalah wilayah resmi Indonesia dan menjadikannya tempat dari forum internasional adalah cara untuk menunjukkan di mata dunia internasional, bahwa kecakapan masyarakat di sana juga diakui.
Sebagai wilayah paling timur di Indonesia, Papua dan Papua Barat memang rawan akan gangguan dari KST (kelompok separatis dan teroris). Mereka ingin membelot dan mendirikan republik federal Papua Barat. Alasannya adalah hasil penentuan pendapat rakyat puluhan tahun lalu tidak sah, yang menunjukkan bahwa mayoritas rakyat ingin bergabung dengan Indonesia.
Padahal menurut hukum internasional, seluruh wilayah di nusantara yang bekas jajahan Belanda otomatis menjadi bagian dari Indonesia, termasuk Papua (yang dulu bernama Irian Jaya). Jika menurut pada hukum ini maka sudah jelas bahwa provinsi Papua dan Papua Barat sah dan memiliki legalitas yang tinggi, dan tidak dapat diganggu-gugat oleh siapapun, termasuk KST.
Panitia W20 yang sebagian besar merupakan OAP (orang asli Papua) merasa bangga karena menjadi bagian dari sebuah perhelatan internasional. Jika Papua Barat menjadi tempat forum internasional ini maka menunjukkan bahwa pemerintah memberikan kepercayaan yang sangat besar kepada mereka. Setelah sebelumnya di sana ditunjuk jadi tuan rumah PON XX 2020.
Selain itu, jika KTT W20 diadakan di Papua Barat maka menunjukkan bahwa mereka adalah bagian resmi dari Indonesia. Masyarakat di Bumi Cendrawasih bangga menjadi WNI dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Mereka merasa diperhatikan oleh pemerintah karena ditunjuk jadi panitia penyelenggara forum kelas dunia, berarti ada kepercayaan yang tinggi terhadap warga sipil Papua.
Para anggota W20 adalah istri-istri dari kepala negara member G20. Selain itu, forum ini nanti akan dihadiri juga oleh perwakilan dari negara ASEAN dan Asia pasifik, serta negara-negara kepulauan. Jika W20 diadakan di Papua Barat maka menunjukkan kepada mereka bahwa Papua adalah wilayah resmi dan tidak terpisahkan dari Indonesia, buktinya ditunjuk menjadi tuan rumah.
Penunjukan Papua Barat sebagai lokasi acara KTT W20 memang sudah direncanakan, karena tamu yang akan datang adalah perwakilan negara kepulauan di sekitar Indonesia. Salah satu dari mereka pernah menentang delegasi Indonesia dan beropini tentang kemerdekaan Papua. Dengan penunjukan Papua Barat sebagai lokasi W20 tentu mereka akan malu dan sadar bahwa rakyat di Bumi Cendrawasih tidak menyetujui pembelotan.
Masyarakat Papua tak pernah berencana mengenai pemisahan diri dan mereka malah mendukung penuh KTT W20. Dengan begitu maka delegasi dari negara-negara kepulauan dan anggot W20 akan melihat dengan mata kepala sendiri. Betapa masyarakat Papua menikmati hidup saat jadi WNI dan pemisahan hanya isu dari segelintir kecil oknum.
Ajang W20 menjadi pembuktian besar bahwa Papua adalah bagian integral dari Republik Indonesia. Buktinya pemerintah mempercayai masyarakat Papua sebagai panitia penyelenggara dan mereka berusaha jadi tuan rumah yang ramah. Dunia internasional akan melihat betapa harmonisnya hubungan antara Papua dengan pemerintah pusat.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta