Oleh: Andika Pratama )*
Pemerintah dan aparat keamanan berupaya memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat selama perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan jajaran kepolisian untuk mengamankan perayaan tersebut dengan baik. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas keamanan dan menciptakan iklim bisnis yang kondusif. Selain pengamanan Natal dan Tahun Baru, Presiden juga mengingatkan jajaran kepolisian agar selalu berpihak dan membela kepentingan rakyat.
Sinergi antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam mencapai keamanan dan kenyamanan selama Nataru. Kerja sama ini memungkinkan pengamanan yang efektif dan efisien, serta meminimalkan potensi gangguan keamanan. Kepolisian, TNI, dan pihak terkait lainnya telah bersiap untuk menjaga keamanan di berbagai lokasi strategis seperti gereja, tempat wisata, pusat perbelanjaan, dan area transportasi.
Operasi Lilin 2024 yang dilakukan oleh Polresta Solo merupakan contoh nyata sinergitas ini. Sebanyak 899 personel gabungan dari TNI, Polri, satpol PP, linmas, dan organisasi masyarakat dikerahkan untuk menjaga keamanan selama libur Natal dan Tahun Baru. Pengamanan ini juga melibatkan pemuka agama Kristen dan Katolik untuk memastikan pengamanan di gereja-gereja berjalan optimal.
Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi menyebut pengamanan tahun ini akan difokuskan pada sejumlah titik strategis, seperti gereja, tempat wisata, pusat perbelanjaan, dan area transportasi. Menurutnya operasi Lilin adalah operasi rutin kepolisian untuk mengantisipasi Natal dan Tahun Baru. Iwan menjelaskan, pengamanan gereja akan dibagi menjadi tiga prioritas berdasarkan jumlah jemaat dan intensitas kegiatan ibadah. Prioritas pertama gereja dengan lebih dari 1.000 jemaat dan dua kali ibadah sehari akan dijaga 24 jam oleh 13–15 personel, ditambah elemen ormas atau satgas masyarakat. Ada 17 gereja dalam kategori ini.
Prioritas kedua Gereja dengan sekitar 500 jemaat dan ibadah 1–2 kali sehari. Ada 23 gereja dalam kategori ini. Dan prioritas ketiga Gereja dengan di bawah 500 jemaat dan satu kali ibadah sehari. Ada 5 gereja dalam kategori ini. Selain itu, Polresta Surakarta juga akan mendirikan enam pos pengamanan dan pelayanan untuk mengantisipasi lonjakan mobilitas masyarakat selama liburan. Lima pos pengamanan ditempatkan di lokasi strategis, yaitu Jurug, Faroka, Mahkota, Banyuanyar, dan Benteng Vastenburg serta satu pos terpadu di Terminal Gilingan.
Upaya pengamanan lalu lintas juga dilakukan dengan survei jalur oleh Jasa Raharja dan Korlantas Polri. Survei ini memetakan titik rawan kemacetan dan mempersiapkan langkah antisipasi seperti penerapan contra flow. Pembatasan kendaraan angkutan barang dengan sumbu tiga ke atas pada waktu tertentu dilakukan untuk mengurangi kepadatan di jalan raya. Langkah ini meminimalkan potensi kecelakaan dan memastikan kelancaran arus lalu lintas.
Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan A. Purwantono menyatakan komitmennya untuk mendukung upaya pengamanan Nataru dengan menyediakan rambu-rambu lalu lintas dan perlengkapan keselamatan lainnya. Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan diri dengan baik sebelum bepergian dan memastikan kendaraan dalam kondisi layak jalan.
Sementara itu, Kakorlantas Polri, Irjen Pol. Aan Suhanan menyatakan bahwa survei jalur dilakukan untuk memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat selama libur Natal dan Tahun Baru. Ia menekankan pentingnya intervensi untuk mengelola arus lalu lintas dan mengantisipasi kemacetan, terutama di jalur padat seperti Puncak Bogor dan Lembang. Ia juga menyebutkan bahwa prediksi tahun ini menunjukkan peningkatan mobilitas kendaraan sebesar 2,8% dibandingkan tahun lalu.
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menjaga keamanan selama Nataru. Mengikuti instruksi dari pihak keamanan, menghindari perilaku yang dapat memicu konflik, melaporkan kejadian mencurigakan kepada pihak keamanan, dan menggunakan teknologi untuk memantau keamanan merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan. Dengan demikian, masyarakat dapat berkontribusi aktif dalam menjaga keamanan dan kenyamanan selama perayaan.
Meskipun upaya pengamanan telah dilakukan, masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi seperti kemacetan lalu lintas, kepadatan penduduk di area strategis, dan potensi konflik antar kelompok. Oleh karena itu, perlu dilakukan koordinasi yang baik antara pihak keamanan dan masyarakat, peningkatan infrastruktur dan fasilitas umum, serta kampanye kesadaran masyarakat tentang pentingnya keamanan.
Dalam menjaga keamanan dan kenyamanan selama Nataru, perlu adanya kesadaran dan partisipasi aktif dari semua pihak. Sinergitas antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat merupakan kunci utama dalam mencapai keamanan dan kenyamanan. Mari kita bersama-sama menjaga keamanan dan kenyamanan selama momen ini.
Dalam jangka panjang, sinergitas antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat dapat menciptakan iklim keamanan yang stabil dan kondusif. Hal ini akan berdampak positif pada perekonomian, pariwisata, dan kualitas hidup masyarakat.
Sinergitas antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat merupakan kunci utama dalam mencapai keamanan dan kenyamanan selama Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Mari kita bersama-sama menjaga keamanan dan kenyamanan selama momen ini.
)* Penulis adalah Kontributor JabarTrigger.com