Strategi Prabowo-Gibran dalam Membangun Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan
Oleh: Freddy Bastian *(
Kepemimpinan baru Indonesia di bawah Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka membawa harapan baru untuk pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Pasangan ini telah menetapkan target ambisius untuk membawa Indonesia ke tingkat pertumbuhan ekonomi 8% dalam dua hingga tiga tahun masa jabatan mereka. Visi ini bukanlah hal mustahil bila diiringi strategi yang tepat.
Prabowo Subianto, selama kampanye dan pasca terpilih, sering kali menekankan optimisme bahwa Indonesia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8%. Menurutnya, dengan sumber daya alam yang melimpah dan potensi ekonomi yang besar, Indonesia dapat menggerakkan ekonomi lebih cepat dari angka rata-rata pertumbuhan ekonomi yang stabil di kisaran 5% selama dekade terakhir.
Optimisme tersebut juga dipercaya sejumlah pihak di antaranya Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas. Dalam kunjungan kerja di hadapan anggota parlemen Uzbekistan Ibas mengatakan pemerintahan Indonesia mendatang di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan terus mendorong pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Ibas percaya pemerintahan baru akan fokus pada pertumbuhan ekonomi berkeadilan, sekaligus memastikan seluruh elemen masyarakat mendapatkan manfaat dan menjaga lingkungan, sehat, cerdas, sejahtera untuk generasi masa depan.
Pertumbuhan ekonomi tersebut juga disepakati oleh Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui asumsi makro ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan upaya kebijakan dan program untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan, dengan menjaga daya beli masyarakat, meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kemudian, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kualitas belanja Pemerintah, memperkuat dan memperluas hilirisasi, mempertajam kebijakan pemberian insentif fiskal untuk mendorong investasi, dan mempercepat transformasi ekonomi untuk produktivitas, daya saing dan penguatan industri strategis nasional.
Sebagai permulaan, Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,5% pada tahun pertama kepemimpinannya. Target ini dapat dicapai melalui kebijakan hilirisasi industri, terutama di sektor pertanian dan energi. Salah satu langkah konkret yang realistis adalah beralih dari ketergantungan pada impor diesel menjadi penggunaan biofuel yang diproduksi dari kelapa sawit. Langkah ini tentu akan memperkuat perekonomian nasional dan mengurangi ketergantungan Indonesia pada bahan bakar impor.
Target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% bukanlah sesuatu yang mustahil, tetapi memerlukan upaya yang lebih besar dan perubahan kebijakan yang revolusioner. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah memastikan bahwa target ini dapat diraih dalam jangka waktu yang realistis, mengingat kondisi ekonomi global yang fluktuatif dan tantangan domestik, seperti reformasi birokrasi dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih rendah.
Pengembangan SDM sebagai pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Tanpa peningkatan kualitas SDM, pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan sulit dicapai. Oleh karena itu, perlu adanya komitmen mengakselerasi pembangunan SDM, terutama melalui peningkatan akses pendidikan dan pelatihan vokasi yang dapat mencetak tenaga kerja siap pakai di sektor-sektor strategis seperti manufaktur dan teknologi.
Tak hanya itu, kebijakan hilirisasi menjadi salah satu pilar utama dalam strategi ekonomi Prabowo-Gibran. Hilirisasi berarti memproses bahan mentah dalam negeri menjadi produk yang lebih bernilai tambah sebelum diekspor. Dengan demikian, Indonesia dapat memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar dari sumber daya alamnya, terutama di sektor pertanian dan energi. Hilirisasi pertanian dan pangan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, memastikan ketahanan pangan, dan membuka lapangan kerja baru.
Salah satu visi besar dari Prabowo dan Gibran adalah menciptakan ekonomi yang inklusif, di mana setiap lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi. Gibran, yang memiliki latar belakang sebagai Wali Kota Solo dan dekat dengan rakyat, sangat paham pentingnya memberdayakan usaha kecil dan menengah (UKM). UKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, menyerap sebagian besar tenaga kerja, dan menghasilkan banyak produk domestik.
Dalam masa kepemimpinannya, Prabowo dan Gibran berencana untuk memberikan lebih banyak dukungan kepada UKM, baik dari sisi permodalan, teknologi, maupun akses pasar. Dukungan ini tidak hanya akan membantu UKM berkembang, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru yang sangat dibutuhkan di tengah tingginya tingkat pengangguran, terutama di kalangan generasi muda.
Keberhasilan Prabowo-Gibran dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi ini akan sangat bergantung pada implementasi kebijakan yang tepat dan konsisten. Jika semua rencana yang telah disusun dapat direalisasikan dengan baik, Indonesia dapat keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) dan bergerak menuju negara maju dengan ekonomi yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan.
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menawarkan visi besar untuk membawa Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan fokus pada hilirisasi industri, transisi energi hijau, pemberdayaan SDM, serta reformasi birokrasi, mereka optimis dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam beberapa tahun mendatang. Meski menghadapi tantangan besar, semangat dan komitmen keduanya menjadi harapan baru bagi masa depan ekonomi Indonesia yang lebih baik.
*( Penulis merupakan analis ekonomi daerah di Jakarta