STUDI ONLINE CEGAH SISWA TERPAPAR CORONA
Oleh : Ahmad Wiryawan )*
Angka penyebaran virus Corona yang semakin tinggi membuat pemerintah mengambil keputusan untuk merumahkan seluruh kegiatan yang dapat dikerjakan dari rumah sebagai bentuk pencegahan terjadap penyebaran Covid-19.
Demikian pun terjadi dalam dunia pendidikan nasional, mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai pada level universitas. Anak-anak dibawah umut 7 tahun yang biasanya menikmati proses pembelajaran dengan berinteraksi dan bermain harus mengorbankan hal tersebut dengan tinggal d rumah. Hal positif tentunya adalah kedekatan hubungan dengan keluarga akan semakin erat.
Pada tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas tidak jauh berbeda, lingkungan yang dulunya ramai dengan anak-anak yang lalu-lalang berpindah dari satu tempat ke tempat lain menjadi sepi karena kebijakan pemerintah merumahkan mereka semua. Belajar dari rumah mungkin bagi seluruh anak sekolah akan sangat setuju dengan kebijakan pemerintah tersebut, karena mereka tidak perlu bangun pagi dengan segala persiapan untuk masuk sekolah.
Jika dilihat lebih teliti lagi, banyak anak-anak yang memanfaatkan keputusan pemerintah tersebut sebagai kesempatan untuk berlibur bersama keluarga ataupun bermalas-malasan, namun di beberapa daerah tertentu justru dari pihak sekolah memberikan beban tugas yang cukup tinggi bagi anak didik mereka agar kualitas pengetahuan tetap terjaga.
Lain lagi bagi mahasiswa-mahasiswa yang mana mereka sudah terbiasa belajar dan mengerjakan tugas mandiri yang bertumpuk. sehingga belajar dari rumah bukan merupakan suatu hal baru sehingga adaptasi terhadap keputusan pemerintah tersebut dapat terlaksana dengan baik.
Dinamika belajar dari rumah yang begitu beragam membuat Kementerian Pendidikan dan Kebuyaan (Kemendikbud) seolah-olah menyatakan satu suara menyikapi hal tersebut. Kemendikbud mengimbau para pendidik agar dapat menghadirkan belajar yang menyenangkan dari rumah bagi siswa dan mahasiswa.
Belajar dari rumah menurut Kemendikbud, tidak berarti memberikan tugas yang banyak kepada siswa atau mahasiswa, tetapi menghadirkan kegiatan mengajar yang efektif sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Tenaga pendidikan juga demikian yaitu melaksanakan tugas-tugas administrasi sekolah di rumah masing-masing.
Kolaborasi dengan sejumlah komunitas pendidikan untuk memberikan dukungan platform pembelajaran daring (online) perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah melalui dinas pendidikan terkait. Platform tersebut menyediakan konten-konten pembelajaran daring yang dapat diakses secara gratis oleh guru, orang tua dan anak.
Platform daring juga dapat diakses secara mandiri, jika ada daerah-daerah yang tidak memiliki mitra komunitas belajar. Beberapa platform layanan e-learning yang dapat diakses secara online adalah google classroom, google scholar dan e-learning kelas pintar yang merupakan kreasi technopreneur Indonesia.
Kebijakan belajar dari rumah bagi seluruh peserta pendidikan dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka mencegah menyebarnya Covid-19. Kegiatan belajar mengajar konvensional tentunya melibatkan sejumlah banyak massa berkumpul yang dapat menyebabkan angka penyebaran meningkat. Bukan hanya di Indonesia, melainkan semua negara yang terpapar Covid-19 menerapkan kebijakan yang sama. Untuk itu, diharapkan adanya dukungan dari seluruh elemen masyarakat agar semua kebijakan pemerintah dapat berjalan demi kepentingan bersama.
)* Penulis adalah warganet tinggal di Tangerang