Taati Protokol Kesehatan saat Idul Adha
Oleh : Hananta )*
Idul adha adalah hari raya di mana banyak orang yang berqurban sapi atau kambing. Di masa pandemi Covid-19, tentu tatacara pemotongan hewan qurban diubah. Harus sesuai dengan protokol kesehatan, agar tidak menimbulkan klaster baru. Panitia masjid juga wajib mensosialisasikannya kepada penyembelih dan penerima daging qurban.
Sebentar lagi kita merayakan hari raya idul adha. Di momen bahagia ini, ada yang istimewa yakni qurban sapi, kambing, atau domba. Jika dulu pemotongan hewan bisa dilakukan di lapangan atau halaman masjid, dan antara para penyembelih berada dalam posisi yang cukup dekat. Namun sekarang berubah, karena qurban harus sesuai dengan protokol kesehatan.
Mentri Agama Fachrul Razi menghimbau masyarakat untuk tertib dalam menaati protokol kesehatan, baik saat salat ied maupun ketika penyembelihan hewan qurban. Semua disesuaikan dengan tatanan kehidupan normal baru. Kemenag sudah mengeluarkan surat edaran nomor 21 tahun 2020 tentang penyembelihan hewan dan kehalalan daging qurban.
Pemotongan hewan qurban yang sesuai dengan protokol kesehatan diatur seperti berikut ini. Yang pertama, semua penyembelih wajib pakai masker dan sarung tangan, serta mengenakan baju lengan panjang. Sarung tangan juga hanya bisa digunakan sekali dan tidak boleh saling dipinjamkan. Ada pemisahan antar penyembelih jadi tetap menaati aturan jaga jarak.
Golok dan pisau yang dibuat untuk menyembelih juga wajib diasah agar hewan qurban lekas mati. Sebelum dibuat memotong sapi dan kambing, sebaiknya golok itu direndam dalam air panas agar lebih higienis. Begitu pula setelah dipakai menyembelih, harus lekas dibersihkan. Agar semuanya higienis dan tidak ada celah untuk menularkan virus Covid-19.
Masalah kebersihan lingkungan juga disorot. Panitia langsung sigap menyemprot dan membersihkan jalan yang dilewati hewan qurban serta halaman masjid atau lapangan, yang jadi tempat pemotongan sapi dan kambing. Jadi, saat malam hari, semua sudah bebas dari kotoran dan darah sisa penyembelihan. Karena higienitas adalah syarat jika ingin bebas Corona.
Selain itu, saat pembagian hewan qurban tidak boleh ada antrian seperti biasa, karena melanggar aturan jaga jarak. Panitia langsung membagikannya ke warga yang berhak menerima daging, dan wajib pakai masker. Juga wajib mengurangi kontak fisik dengan penerima. Jadi, plastik berisi daging diletakkan saja di depan rumah penerima, baru ia ambil sendiri.
Satriyo Krido Wahono, Kepala Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam LIPI menjelaskan bahwa protokol kesehatan ini tak hanya dilakukan saat penyembelihan hewan qurban. Namun juga dimulai sejak masa pemeliharaan, pembelian, pengiriman hewan, dan pembagian daging qurban. Juga berpedoman pada aspek ASUH (aman, sehat, utuh, dan halal).
Metode baru dalam pemotongan hewan qurban saat pandemi Corona ini sangat baik karena mampu meminimalisir penularan virus Covid-19. Penyembelih sudah dilengkapi pelindung saat bertugas, walau tidak memakai APD. Namun cukup memadai untuk melindungi diri dari serangan Corona. Asalkan sepulang dari tugas, ia langsung mandi, keramas, dan ganti baju.
Pada saat pembagian daging qurban, memang sebaiknya langsung diberi kepada penerima, yakni warga miskin yang berhak. Amat kasihan jika mereka lelah mengantri, dan jika ada gerombolan orang malah dikhawatirkan malah membuat klaster Corona baru. Daging yang sudah dibersihkan dimasukkan ke dalam 2 lapis plastik, agar bersih dan tidak mudah bocor.
Penyembelihan hewan qurban saat idul adha di masa pandemi Covid-19 harus sesuai dengan protokol kesehatan. Petugas harus pakai masker dan sarung tangan, serta pakai baju lengan panjang. Saat daging dibagikan, jangan ada kontak langsung dengan warga yang menerima. Semua ini dilakukan agar tetap aman dan kita bisa bebas dari Corona.
)* Penulis adalah warganet, aktif sebagai pengurus musholla di Jakarta