Polemik Politik

TNI Polri Terus Memburu KKB

Oleh : Alfred Jigibalom )*

TNI/Polri terus mengoptimalkan pemburuan terhadap KKB. Masyarakat mendukung penuh langkah aparat keamanan tersebut untuk mempercepat pemulihan keamanan di wilayah Papua.

KKB rupanya memiliki keahlian dalam melarikan diri, keahlian ini didasari oleh posisinya yang semakin terpojok. Kolonel Czi IGN Suriastawa selaku Kepala Penarangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, mengatakan bahwa saat ini aparat gabungan TNI-Polri tengah melakukan penyisiran ke lokasi-lokasi yang dianalisa sebagai tempat persembunyian kelompok kriminal bersenjata (KKB) atau Kelompok Separatis Teroris (KST) di sejumlah wilayah di Papua dan Papua Barat.

Suriastawa menegaskan, orang-orang yang tergabung dalam KKB tersebut memang harus diadili sehingga pencarian dan penyisiran akan terus dilakukan.

            Sampai saat ini, pihaknya tengah melakukan pengejaran dengan menyisir ke lokasi yang dianalisa sebagai tempat persembunyiannya, cepat lambat teroris KKB harus diadili.

            Suriastawa juga mengakui bahwa selama ini para miltan KKB kerap menyebarkan hoax yang menjerumuskan. Banyaknya informasi bohong yang terus disebarkan oleh KKB ini tentu saja membuktikan bahwa saat ini mereka memang tengah dalam posisi terdesak, posisi mereka kini terkepung oleh aparat gabungan TNI Polri.

            Terlebih, masyarakat Papua pun telah membenci para anggota KKB lantara kelompok tersebut kerap menebar teror, melakukan perampasan, memperkosa dan membakar rumah di tanah Cenderawasih.

            Pada kesempatan berbeda, Wakil Kepala Kepolisia RI Komjen Gatot Eddy Pramono mengatakan bahwa pihaknya telah memetakan empat kabupaten di Papua yang dianggap rawan aksi kekerasan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

            Empat kabupaten tersebut adalah, Intan Jaya, Mimika, Puncak dan Nduga. Empat Kabupaten ini juga telah dipetakan beberapa kelompok di setiap kabupaten.   

            Gatot menyebutkan, wilayah Intan Jaya terdapat tiga kelompok KKB  yang kerap melakukan kekerasan. Kelompok tersebut yaitu kelompok pimpinan Sabinus Waker, kelompok Undius Kogoya dan kelompok pimpinan Lewis Kogoya.

            Sementara di Kabupaten Puncak, terdapat lima kelompok yang berdiam di wilayah ini, yakni kelompok pimpinan Goliath Tabuni, Lekagak Telenggen, Peni Murib dan Kelompok pimpinan Ando Waker.

            Sedangkan di Mimika dan Nduga, masing-masing satu kelompok yakni di Mimika yang dipimpin oleh Joni Botak dan di Nduga yang dipimpin oleh Egianus Kogoya.

            Ia juga mengatakan bahwa sepanjang tahun 2021, Polisi mencatat sedikitnya terdapat 26 kasus penyerangan, penembakan dan kontak senjata yang dilakukan KKB di empat Kabupaten tersebut.

            Dari 26 kejadian tersebut, telah menyebabkan sejumlah orang meninggal dunia dan mengalami luka-luka.

            Saat ini sebanyak 31 orang anggota KKB telah ditindak. Dari 31 orang 22 orang di antaranya meninggal dunia.

            Sebelumnya seorang aktifis Papua di Manado, Tadeus Wenda pada Februari 2021 lalu, dirinya menilai bahwa gerakan separatis hanya akan merongrong keutuhan NKRI. Mahasiswa Papua di Sulawesi Utara secara tegas menolak setiap aksi separatis baik di Papua maupun di Sulut.

            Ia juga menghimbau kepada rekan-rekan mahasiswa Papua yang sedang menimba ilmu di Sulut agar tidak terpancing oleh isu-isu provokasi yang digencarkan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab.

            Dirinya juga berharap agar mahasiswa Papua di Sulut bersama elemen masyarakat lainnya untuk terus mendukung program pemerintah untuk kesejahteraan rakyat.

Aksi penyerangan yang dilakukan oleh KKB tentu menjadi ancaman yang serius terhadap kedaulatan NKRI dan jalannya program pembangunan di Papua yang tengah digalakkan oleh pemerintah.

Apalagi pada tahun ini, Papua akan menjadi tuan rumah perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON), tentu saja agenda besar ini jangan sampai mendapatkan gangguan dari KKB yang gemar memancing kericuhan.

Sebelumnya, Kabagpenum Divisi Humas Polri, Kombes Ahmad Ramadhan, melaporkan bahwa saat ini anggota KKB diperkirakan hanya menyisakan 150 orang militan saja.

            Sementara itu pimpinan KKB Terinus Enumbi muncul setelah seorang anak buahnya yang berinisial LW diamankan personel TNI Polri. Pentolan teroris di Papua ini ternyata sudah dua kali mengkhianati NKRI.

            Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi, Kombes Pol Iqbal Alqudusy mengatakan, bahwa Terinus Enumbi sudah pernah menyerahkan diri ke Pangkuan NKRI pada 2016 lalu. Namun pada 2018, dirinya kembali beraksi sebagai bagian dari KKB.

            Keberadaan KKB di Papua memang sudah sepantasnya diburu dan diberangus, demi terciptanya kedaulatan NKRI, apalagi mereka kerap melakukan teror dan provokasi untuk mencari dukungan demi ambisi kelompoknya.

)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Bali

Show More

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih