Polemik Politik

Mengapresiasi Keberhasilan Aparat Keamanan Menindak KST Papua

Oleh : Alvaro Hukubun )*

Tidak sedikit pihak yang mendukung penuntasan segera terhadap Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua oleh aparat keamanan demi pembangunan kesejahteraan masyarakat di Papua. Aksi yang dilakukan oleh KST Papua telah meresahkan bangsa Indonesia khusus masyarakat yang tinggal di Papua. Hal tersebut tentu saja membuat aparat keamanan harus bertindak secara tegas kepada KST yang telah membuat ulah di Papua.

KST Papua juga diketahui melibatkan pelajar SMP dan SMA untuk menyerang personel TNI. Masyarakat setempat pun juga mulai gerah dan hendak mengusir para anggota gerombolan KST agar meninggalkan kampung mereka. Hal tersebut menunjukkan bahwa warga asli Papua-pun menolak kedatangan KST.

            Salah satu anggota KST yang menyerahkan diri mengaku, bahwa banyak di antara mereka yang tidak benar-benar menginginkan kemerdeaan Papua dan membentuk Republik Federal Papua Barat. Ada yang hanya ikut-ikutan dan tergiur akan tawaran KST yang menjanjikan hidup enak. Apalagi KST juga mengizinkan anggotanya untuk memegang senjata api yang dianggap bisa digunakan untuk bergaya.

            Aparat keamanan juga tak pernah berhenti untuk tetap siaga di Papua, walau kondisi geografis yang sulit, namun aparat tetap berusaha menguasai medan dengan menjelajahi tiap inci wilayah Papua. Tidak ada kata putus asa, karena negara harus dibela dari kelompok separatis, meski keselamatan diri menjadi taruhannya.

            Masyarakat Papua juga memberikan apresiasi kepada aparat keamanan atas segala upaya yang telah dilakukan guna melindungi masyarakat Papua. Apalagi aparat keamanan berhasil menemukan lokasi markas KST dan langsung diserbu oleh aparat keamanan untuk membasmi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut.

            Aparat keamanan juga melakukan penyerbuan terhadap markas besar KST Papua di Kabupaten Yahukimo Papua Pegunungan pada 1 Agustus 2023 lalu. Buntut dari penyergapan tersebut adalah sebagai salah satu balasan atas penyerangan pos Brimob Paradiso.

            Penyerangan pos Brimob Paradiso tersebut menyebabkan tembakan yang diduga berasal dari anggota KST Papua berinisial AS setelah diselidiki oleh Satgas Damai Cartenz. Kemudian tak selang berapa lama, markas besar KST Papua ditemukan oleh aparat keamanan dan mereka siap untuk menggerebeknya.

            Kapolda Papua Mathius D Fakhiri memastikan hasil penggrebekan tersebut akhirnya menewaskan dua orang anggota KST Papua. Memang sempat terjadi perlawanan yang akhirnya menewaskan dua anggota KST dan melukai satu anggota Brimob Bharatu Jogianus Ricko yangg terkena luka tembak di paha sebelah kiri. Beberapa barang bukti juga ditemukan di tempat kejadian, di antaranya enam senjata api, beberapa amunisi dan barang bukti lainnya yang sudah berhasil diamankan oleh aparat keamanan.

            Mengetahui kabar tersebut, tentu saja masyarakat yang tinggal di Papua khususnya Papua Pegunungan merasakan kelegaannya setelah mengetahui bahwa sedikit demi sedikit KST Papua mulai goyah dan diberantas. Warga juga mengapresiasi seluruh upaya yang telah dilakukan oleh aparat keamanan saat penyerbuan markas besar KST Papua tempat mereka bersarang. Pasalnya, memang sudah lama KST Papua bertindak brutal.

            Sementara itu, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa dalam melakukan penegakan hukum terhadap KST juga harus tegas dan terukur. Dirinya juga mengaku bahwa pihaknya akan terus mengawal keamanan di Papua. Listyo juga mengaku akan terus berkomunikasi dengan Komnas HAM di pusat maupun di Papua. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa langkah yang dilakukan oleh jajarannya sudah proporsional.

            Pada awal 2023, KST bertindak anarkhis dengan melakukan pembakaran terhadap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Oksibil, Kabupaten Bintang. Insiden tersebut membuat satu ruang kelas terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut dikarenakan kejadian kebakaran terjadi saat tidak ada kegiatan proses belajar mengajar.

            Pembakaran sekolah yang dilakukan oleh KST tentu saja menjadi bukti bahwa KST tidak menginginan pembangunan di Papua. KST tidak senang jika generasi muda di Papua mendapatkan pendidikan yang layak. Bahkan kekacauan tersebut membuat sektor ekonomi sempat lumpuh.

            Sementara itu, dalam rangkaian HUT Kemerdekaan RI ke-78, KST berulah dengan mengganggu keamanan dan mengancam keselamatan masyarakat di Pegunungan Tengah Papua. Gangguan keamanan dari KST tersebut berupa aksi melakukan tembakan yang mengarah ke Lapangan Trikora, Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.

            Tidak hanya itu, KST juga membakar Gedung Perpustakaan SMAN 1 Ilaga pada 17 Agustus 2023, sekitar pukul 13.28 WIT. Aksi pembakaran keji itu, dilakukan oleh KST pimpinan Titus Murib. Sehari sebelumnya, Tiga orang warga dilaporkan meninggal usai penembakan yang diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Komplek Yosoma, Jalan Batas Batu, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

            Selama ini TNI yang berada di Papua telah menjalankan kegiatan guna membantu berbagai kesulitan serta kebutuhan masyarakat Papua. Tentu saja dalam bertindak harus humanis dan tidak  boleh menyakiti hati rakyat. Namun demikian KST juga terus berulah melalui berbagai aksi teror terhadap masyaraat Papua, dengan membunuh masyarakat yang tidak berdosa, juga membunuh aparat negara yang sedang bertugas.

            Keberanian dan ketegasan aparat keamanan tentu saja patut diapresiasi, keamanan di Papua harus terus diupayakan agar pembangunan di Papua dapat terus berjalan.

)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih