Polemik Politik

Pemerintah Terus Percepat Distribusi Beras Bulog Demi Turunkan Harga di Pasaran

Demi menurunkan harga beras di pasaran, Pemerintah terus mempercepat pendirstribusian beras Badan Urusan Logistik (Bulog). Distribusi yang semakin dipercepat ini dengan cara menjual stok beras Bulog secara komersial di masyarakat, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir nantinya terkait ketersediaan dan harga beras di pasaran.

Dampak El Nino memang begitu nyata dirasakan masyarakat Indonesia, khususnya berdampak pada pangan di Indonesia seperti beras. Petani masih sulit menanam padi di tengah musim kemarau akibat dampak dari El Nino saat ini, sehingga stok beras juga semakin menipis di masyarakat. Adanya permintaan beras yang tinggi dengan stok beras yang terbatas membuat pemerintah berfikir untuk menstabilkan harga beras dan memenuhi permintaan beras di pasaran.

Beberapa bulan belakangan ini harga beras terus melonjak. Mengutip data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) pada 1 Mei bulan lalu, rata-rata harga beras nasional masih di angka Rp12.800 per kg, akan tetapi semakin hari harga beras terus melonjak naik hingga per Senin (9/10) menjadi Rp14.5500 per kg. Kenaikkan harga beras yang semakin melonjak membuat masyarakat khawatir. Karena beras merupakan makanan pokok utama masyarakat Indonesia yang bisa dikatakan wajib konsumsi.

Kendati demikian, pemerintah terus berupaya untuk menstabilkan harga beras dengan stok beras yang beredar. Karena dampak El Nino yang masih melanda Indonesia, pemerintah mau tidak mau mengambil jalan impor untuk memenuhi kebutuhan stok beras bagi masyarakat di tengah-tengah permintaan yang begitu banyak. Dengan begitu, nantinya harga beras bisa stabil dan kebutuhan masyarakat juga dapat terpenuhi.

Pelaksana Tugas (PLT) Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa Presiden Jokowi meminta teman-teman penggiling padi untuk mengedrop beras Bulog kemudian dijual komersial di pasaran. Para penggiling padi yang tidak memiliki gabah kering panen sebaiknya membeli saja untuk kemudian dijual kembali. Sebab dengan begitu, akan mempercepat pendistribusian beras di masyarakat.

Arief juga menegaskan bahwa beras Bulog yang didistribusikan tersebut bukanlah cadangan beras pemerintah (CBP) melainkan beras komersial yang memang diperuntukkan khusus untuk diperjual-belikan. Sehingga, dengan adanya strategi sedemikian rupa, masyarakat tidak perlu khawatir lagi dengan stok dan harga beras. Karena memang Pemerintah RI telah menstabilkan harga beras di pasaran.

Sementara itu, Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Dirut Perum Bulog), Budi Waseso mengatakan bahwa program Bantuan Pangan Tahap II yang dilakukan mulai September hingga November 2023 bertujuan untuk menekan angka fluktuasi harga beras saat ini. Bantuan beras yang digelontorkan selama 3 bulan dengan jumlah total sekitar 640.590 ton kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) diharapkan dapat memberikan dampak yang efektif seperti Bantuan Pangan Tahap I lalu.

Budi menambahkan bahwa upaya yang dilakukan oleh Pemerintah saat ini adalah dengan menyalurkan beras Bantuan Pangan sebanyak 10 kg per KPM untuk 21,3 juta keluarga. Mereka akan mendapatkan beras 10 kg setiap bulannya selama 3 bulan Bantuan Pangan diberikan. Kemudian yang kedua Bulog juga melakukan operasi ke berbagai pasar dan ritel. Lalu, semuanya akan diguyurkan beras secara masif, sehingga nantinya diharapkan harga beras akan turun perlahan dan merata.

Selain upaya menggelontorkan beras Bulog kepada para penggiling padi, juga ditambah dengan strategi lain yakni melakukan percepatan pada penambahan kuota impor beras hingga sebanyak 1,5 juta ton pada akhir tahun 2023 ini, yang mana sebelumnya memang telah disetujui oleh Kepala Negara.

Upaya untuk melakukan impor beras itu akan masuk secara bertahap, sehingga memastikan bahwa nafas stok ketersediaan beras juga masih panjang.  Setidaknya, diproyeksikan bahwa sebanyak 600 ribu ton harus sudah masuk paling lambat pada 31 Desember 2023 ini.

Sebagai informasi, bahwa upaya melakukan impor beras hingga sebesar 1,5 juta ton tersebut berasal dari berbagai macam negara, yang mana kegiatan impor itu akan datang melalui pengiriman hingga di sebanyak delapan pelabuhan di seluruh Indonesia. Untuk bisa memastikan agar distribusi dapat sesegera mungkin dilakukan, maka koordinasi juga telah dilakukan dengan pihak Pelindo untuk mempercepat pembongkaran beras di seluruh pelabuhan itu.

Dalam rangka menurunkan dan melakukan stabilisasi pada harga beras di pasaran, Pemerintah melakukan serangkaian strategi, salah satunya adalah berfokus pada percepatan penyaluran stok beras yang berasal dari Bulog secara komersial kepada masyarakat.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih