Polemik Politik

Keberhasilan Pembangunan di Papua Tolok Ukur Keseriusan Pemerintah

Oleh : Yeremia Kogoya)*

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tercatat sudah 13 kali mendatangi Papua. Sejumlah pembangunan insfrastruktur pun mulai terus digencarkan, mulai dari pembangunan jalur Trans Papua, Jembatan Youtefa, hingga Palapa Ring Timur. Keberhasilan pembangunan di Tanah Papua dinilai sebagai komitmen Presiden Jokowi memeratakan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Presiden Jokowi telah resmi menjabat lagi, hal ini berarti rencana keberlanjutan percepatan pembangunan akan segera dimulai kembali. Jika ditilik dari masa pemerintahan pertamanya, mantan walikota Solo ini telah menorehkan beragam realisasi pembangunan. Mulai dari sektor infrastruktur, ekonomi, industri, kesehatan, pendidikan juga birokrasi.

Di awal masa pemerintahan dulu, Presiden Jokowi beserta kabinetnya memiliki lima poin penting yang masuk ke dalam daftar rencana Pembangunan periode 2014-2019. Poin pertamanya adalah konsen pada pembangunan sumber daya manusia. Yang mana akan dimulai dari pelayanan dasar kepada rakyat Indonesia, termasuk mengatasi angka kemiskinan, dan juga menekan masalah ketimpangan sosial di masyarakat.

Konsentrasi kedua ialah menyangkut pada kesenjangan antara wilayah, yakni dengan memperbaiki konektivitas di berbagai daerah sehingga mampu menekan anggaran logistik. Salah satunya dengan pembangunan infrastruktur tol laut. Menurut sejumlah berita, proyek inilah yang begitu dibanggakan dari pemerintahan Jokowi-JK.

Fokus ketiga adalah menciptakan nilai plus untuk sektor, jasa, pertanian, serta di bidang manufaktur. Sementara untuk Poin keempat adalah ketahanan pangan, energi, air, serta pelestarian lingkungan. Untuk poin terakhir atau kelima adalah stabilitas dari keamanan nasional serta pemilihan umum. Jika ditotal kemungkinan 5 target tersebut belum mampu dipenuhi, namun sudah banyak bukti keberhasilan yang dilakukan pemerintah. Sehingga hal ini memang layak untuk diapresiasi.

Bukti keberhasilan yang paling menonjol ialah di sektor pembangunan infrastuktur. Diantara adalah;

Pembangunan Proyek jalan trans Papua sepanjang 4.330,07 kilometer yang dapat menghubungkan provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Yang  membentang dari kota Sorong hingga Merauke. Keberhasilan pembangunan yang kedua ini adalah yang paling fenomenal. Jembatan Holtekamp atau yang populer dengan jembatan youtefa. Selain sebagai penghubung dan berbatasan langsung dengan negara tetangga, Papua Nugini. Jembatan ini juga didesain untuk destinasi wisata.

Jembatan ini makin memudahkan masyarakat yang ingin ke kawasan Koya atau Arso. Yang kabarnya akan menjadi titik lokasi pengembangan industri di masa mendatang. Tak hanya itu, pembangunan jembatan Youtefa mampu meringkas jarak dan waktu. Yang semula memakan waktu hingga 2.5 jam kini hanya 60 menit saja, dari Jayapura ke Skouw. Termasuk melancarkan arus distribusi kebutuhan hidup masyarakat sekitar.

Keberhasilan lainnya ialah dibangunnya enam infrastruktur di bidang kelistrikan. Yakni, PLTA Orya Genyem, PLT Mini Hidro Prafi, Saluran Udara Tegangan tinggi, dan juga Saluran Udara Tegangan Tinggi Genyem-Waena-Jayapura. Dua kemudian ialah, Gardu Induk Waena-Sentani 20 Megavolt Ampere dan Gardu Induk Jayapura dengan tegangan 20 Megavolt Ampere, terakhir adalah Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) berkekuatan 70 kilo Volt Holtekamp-Jayapura dengan panjang 43,4 kilo meter sirkit. Adanya pembangunan di kelistrikan ini, diharap akan mampu membantu memerdekakan warga Papua dari kurangnya pasokan energi.

Di lain hal, keberhasilan pembangunan ini disusul oleh rampungnya pembenahan Bandara Sentani. Menurut berita, Bandara ini akan menjadi bandar udara terbesar di Papua. Serta digunakan sebagai penghubung utama menuju wilayah pedalaman Papua. Sebelumnya lokasi ini adalah bandara kelas I. Kemudian dilakukan sejumlah renovasi dan revitalisasi terhadap beberapa fasilitas. Antara lain ialah, perpanjangan runway, memperluas area parkir, apron, dan juga yang lainnya. Hal ini berguna untuk menunjang target menjadi bandara Internasional yang telah diresmikan pada tahun 2017 silam.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga tengah melaksanakan pembangunan jalan perbatasan Indonesia – Papua Nugini. Yang dimulai dari Merauke hingga Jayapura di Provinsi Papua dengan panjang 1.098 kilometer. Pembangunan perbatasan ini disebut-sebut merupakan rencana Presiden Joko Widodo dalam membangun Indonesia dari pinggiran. Dengan cara memperkuat daerah dan desa, membuka keterisolasian daerah pedalaman, mengurangi biaya hidup,  dan tak lupa meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Capaian-capaian ini tentunya hanya beberapa saja yang mampu terekspos. Padahal ada begitu banyak target yang telah direalisasikan. Maka dari itu, kita perlu menyerahkan sepenuhnya pembangunan kepada pemerintahan Jokowi lima tahun kedepan. Sebab, tak ada keraguan dan apapun lagi yang perlu di khawatirkan. Terlebih Banyak pihak yang yakin akan kemajuan negara segera terwujud ditangannya, termasuk saya.

)* Penulis mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta

Show More

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih