Polemik Politik

KTT AIS di Bali Akan Bahas Empat Masalah Kelautan

Bali – Provinsi Bali kembali menjadi tuan rumah pelaksanaan evet internasional. Kesempatan kali merupakan perheltan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Negara Pulau dan Kepulauan (AIS) yang membahas empat masalah kelautan dan telah dijadwalkan di Nusa Dua, Kabupaten Badung pada 10-11 Oktober 2023.

“Sebagian besar anggota AIS sudah mengkonfirmasi kehadiran, kami harap mendekati acara makin banyak yang konfirmasi,” kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Usman Kansong di sela Media Briefing terkait KTT AIS dan Forum Air Dunia (WWF) di Nusa Dua, Bali.

Menurut dia, KTT AIS yang menjadi wadah kerja sama negara pulau dan kepulauan itu tidak hanya sekedar pertemuan namun menekankan solusi konkret terkait empat masalah yakni mitigasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut dan tata kelola maritim.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama melalui konferensi video, Asisten Deputi Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Sora Lokita mengungkapkan empat isu tersebut dirumuskan melalui identifikasi negara di forum AIS.

Dia mengungkapkan forum AIS merupakan inisiatif Indonesia yang pertama kali idenya muncul pada 2017 mengingat Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Sehingga, Indonesia bisa berkontribusi kepada negara pulau dan kepulauan karena memiliki karakteristik geografis dan tantangan yang sama.

Selain empat isu tersebut, ada dua tantangan lainnya di antaranya polusi maritim, konektivitas, dan pemberdayaan masyarakat pesisir.

“Indonesia punya banyak praktik terbaik, kami tidak mau simpan tapi ingin membuat gerakan global di mana cara pintar ini bisa digerakkan, harapannya gerakan jadi lebih masif sehingga bisa mengatasi tantangan bersama,” katanya.

Sementara itu, Penasehat Senior Tata Kelola Iklim di Badan PBB terkait Program Pembangunan (UNDP) Indonesia, Abdul Wahid Situmorang mengharapkan solusi yang ditawarkan atau dikerjasamakan adalah solusi yang bisa digunakan semua negara baik negara berkembang dan negara maju.

“Oleh karena itu Sekretariat AIS Forum, kami mengumpulkan berbagai solusi oleh pemangku kepentingan, kami kumpulkan sebagai AISPedia, solusi itu kami gunakan sebagai wadah untuk kerja sama dengan negara pulau dan kepulauan,” ucapnya.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih