Tentukan Nasib Bangsa Mendatang, Peran Aktif Pemuda Dalam Pemilu Sangat Penting
Oleh : Dina Kahyang Putri )*
Dalam beberapa waktu mendatang, panggung demokrasi Indonesia akan kembali bergemuruh dengan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024. Pada momen ini, keterlibatan para pemuda atau pemilih milenial menjadi fokus utama karena mereka memiliki potensi besar untuk ikut serta dalam menentukan arah masa depan bangsa.
Tanpa ragu, Pemilu adalah landasan utama dalam sistem demokrasi Indonesia, yang membutuhkan partisipasi aktif dari berbagai lapisan masyarakat untuk menjaga keberlangsungan demokrasi yang sehat.
Keberlangsungan Pemilu di Indonesia tak lepas dari kenyataan bahwa negara ini menganut sistem politik demokrasi. Seiring dengan hal tersebut, pemilihan umum yang dilakukan secara bebas dan berkala menjadi penanda utama bahwa suatu negara benar-benar menjalankan prinsip demokrasi.
Meski seringkali dihadapkan pada berbagai kendala, penyelenggaraan Pemilu tetap menjadi fondasi kokoh bagi negara ini untuk terus melangkah menuju demokratisasi yang lebih matang.
Namun, esensi dari Pemilu sejatinya bukan hanya tentang mekanisme pengambilan keputusan secara langsung oleh rakyat, melainkan juga tentang pemberian hak dan kewenangan kepada warga negara.
Dengan dijalankannya Pemilu, rakyat Indonesia memiliki kemampuan untuk memilih wakil dan pemimpin politik secara langsung, sebuah hak yang memberikan kekuatan pada suara rakyat untuk mengukir masa depan sesuai dengan aspirasinya.
Ketika melihat kembali partisipasi dalam Pemilu sebelumnya, data mencatat bahwa pada Pemilu tahun 2019, angka partisipasi mencapai sekitar 90 persen. Sedangkan, pada Pilkada 2020, tingkat partisipasi menurun menjadi sekitar 70 persen, dipengaruhi oleh pandemi COVID-19. Meski demikian, angka ini tetap menggambarkan betapa pentingnya peran rakyat dalam menyuarakan hak pilihnya.
Dalam konteks ini, Ahmad Mustain Saleh, Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Bangkalan, menegaskan bahwa peran pemuda atau generasi milenial sangat krusial dalam setiap perubahan di Indonesia.
Dengan merujuk pada berbagai aksi nyata yang telah dilakukan oleh para pemuda sebelumnya, Mustain mendorong agar para pemuda kembali turun ke panggung demokrasi pada Pemilu 2024.
Partisipasi aktif para pemuda bukan hanya sebatas menjadi pemilih. Mustain berharap agar mereka turut mengawal dan mengkritisi jalannya Pemilu, melibatkan diri dalam seluruh aspek pemilihan untuk memastikan keberlangsungan demokrasi yang berkualitas di Indonesia.
Menurutnya, kolaborasi antara pemilih, penyelenggara Pemilu, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya adalah kunci kesuksesan Pemilu 2024.
Sementara itu, Waka DPRD Jateng, Sukirman, juga ikut ambil bagian dalam mendukung partisipasi pemuda. Ia menyadari bahwa generasi milenial memiliki andil besar dengan jumlah mencapai 55 hingga 60 persen dari total pemilih.
Oleh karena itu, pihak DPRD Jateng berkomitmen untuk merangkul, mengajak, dan mendorong keterlibatan aktif generasi muda dalam Pemilu 2024.
Sukirman menilai bahwa komunikasi yang intim dan pemahaman yang benar tentang pemilu dan politik secara umum adalah kunci untuk mendapatkan partisipasi maksimal dari kalangan muda. Dalam upayanya untuk mengubah persepsi negatif beberapa anak muda terhadap dunia politik, ia menekankan perlunya pendekatan yang lebih personal untuk memberikan pemahaman yang akurat.
Pentingnya partisipasi politik generasi muda semakin ditekankan oleh Sukirman. Menurutnya, partisipasi tersebut bukan hanya tentang memilih pemimpin, melainkan juga mengkritisi, memahami, dan terlibat aktif dalam proses demokrasi.
Ia menegaskan bahwa melibatkan kaum muda dalam berbagai peran politik, seperti menjadi kader atau peserta Pemilu, dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia.
Kendati demikian, tantangan tetap ada. Sukirman menyoroti bahwa masih ada anak muda yang merasa skeptis terhadap dunia politik, menganggapnya keras, kotor, dan hanya fokus pada kekuasaan.
Oleh karena itu, peran semua pihak, termasuk media, sangat penting dalam memberikan pemahaman yang benar mengenai politik kepada generasi muda.
Sikap optimis juga datang dari Wakil Ketua DPRD Jateng terkait dengan peran media digital. Ia menginginkan media untuk dimaksimalkan sebagai alat informasi bagi kaum milenial.
Media diharapkan dapat membantu menyebarkan informasi yang benar, tepat, dan akurat untuk meningkatkan pemahaman generasi muda tentang pentingnya partisipasi politik dan hak memilih.
Dengan semua upaya ini, diharapkan partisipasi masyarakat pada Pemilu 2024 akan mencapai tingkat yang lebih tinggi. Sukirman percaya bahwa melibatkan generasi muda tidak hanya akan membentuk pemimpin berkualitas, tetapi juga memastikan keberlanjutan demokrasi yang sehat di Tanah Air.
Sebagai kesimpulan, penentuan nasib bangsa di masa depan sangat tergantung pada bagaimana pemuda Indonesia aktif terlibat dalam Pemilu 2024. Partisipasi mereka bukan hanya sebagai pemilih, tetapi juga sebagai pengawas, kritikus, dan penggerak demokrasi.
Oleh karena itu, mari bersama-sama membangun kesadaran akan peran kunci pemuda dalam menyongsong masa depan Indonesia yang lebih baik melalui pesta demokrasi Pemilu 2024. Segera bergerak, sebab nasib bangsa ada di tangan kita sendiri.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute