Polemik Politik

Terapkan Prokes Ketat, Cegah Kenaikan Kasus Covid-19 saat PTM

Oleh : Syafrudin Pratama *)

Seperti yang kita ketahui, Wiku Adisasmito selaku Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 mengimbau kepada seluruh sekolah yang telah menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen untuk wajib menetatkan protokol kesehatan mengingat saat ini kasus Covid-19 kembali melonjak serta ditemukan siswa di beberapa sekolah yang tertular Covid-19.

Pihak sekolah diharapkan untuk mengingatkan siswanya agar berupaya melindungi diri dalam setiap kesempatan. Seperti mengimbau kepada para siswa agar rajin mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak aman. Perilaku hidup bersih dan sehat seperti ini harus terus diingatkan kepada para siswa agar terhindar dari paparan Covid-19.

Kemudian, pihak sekolah maupun orangtua siswa sebaiknya menyegerakan agar seluruh anak didiknya mendapatkan vaksin Covid-19 di sentra vaksinasi terdekat. Upaya tersebut dilakukan agar siswa dapat menjalankan aktivitas PTM 100 persen dengan aman, nyaman, dan terlindungi dari Covid-19. Protokol kesehatan dapat diterapkan mulai dari rumah, sebelum berangkat, saat di perjalanan menuju sekolah maupun saat berada dilingkungan sekolah.

Selain itu, Dinas Pendidikan di Jawa Barat diminta untuk turut memantau protokol kesehatan di sekolah-sekolahnya dikarenakan seusai jam sekolah anak-anak kerap berkerumun tanpa menggunakan masker.

Asep Gufron selaku Ketua Satuan Tugas Harian Covid-19 Kota Bandung berharap jangan sampai kasus Covid-19 di Bandung mengalami peningkatan. Asep memaparkan bahwa selama tujuh hari sejak 20-26 Juli 2022, penambahan konfirmasi aktif Covid-19 di Kota Bandung menyentuh angka 144 kasus dengan kasus sembuh sebanyak 431 kasus.

Jika dibandingkan dengan kota atu kabupaten lain di Jawa Barat, Kota Bandung telah masuk ke dalam tiga besar wilayah kasus aktif tertinggi, sehingga penting untuk mengakselerasi vaksin booster di Kota Bandung.

Penulis mengingatkan bahwa dilihat dari jumlah kasus yang meningkat di Kota Bandung, penting untuk menerapkan dan saling mengawasi kedisiplinan terhadap protokol kesehatan yang baik dan benar. Seperti memakai masker dengan benar serta tidak melepasnya saat berbicara, menggunakan sanitasi setiap atau setelah bersentuhan dengan orang lain, dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Disamping itu, pemerintah pusat hingga tingkat daerahjuga harus memastikan setiap orang telah menerima vaksin dosis ketiga atau vaksin booster.

Dengan belajar dari pengalaman di lonjakan sebelumnya, memakai masker dengan benar di setiap kegiatan masyarakat, serta melakukan vaksinasi booster dapat membantu menekan kemungkinan terjadinya lonjakan kasus ke depannya.

Selanjutnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga memberikan catatan penting kepada sekolah yang melaksanakan PTM 100 persen agar warga sekolah, baik guru maupun murid tetap taat protokol kesehatan.

Sekolah perlu meningkatkan pengawasan terhadap implementasi prokes di sekolah. Jangan sampai PTM 100 persen yang dilakukan tersebut menimbulkan cluster baru penularan Covid-19. Pihak sekolah juga harus memperhatikan fasilitas kesehatan seperti tempat cuci tangan beserta sabun, toilet yang bersih, dan disinfeksi seluruh ruangan di lingkungan sekolah sehingga dapat mencegah penularan Covid-19.

Menurut penulis, sosialisasi mengenai protokol kesehatan menjadi sebuah keharusan yang dilakukan tiap sekolah terlebih saat melakukan PTM 100 persen. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan kesempatan yang baik untuk menyosialisasikan protokol kesehatan kepada siswa.

Siswa yang sudah melakukan vaksin booster akan memiliki kekebalan lebih dibandingkan dengan yang baru vaksin dua kali. Terlebih lagi dibandingkan dengan yang belum vaksin, sehingga booster berguna untuk melindungi diri dari kemungkinan paparan Covid-19 di lingkungan sekolah.

Penulis berharap orang tua siswa dan pihak sekolah harus lebih waspada dengan mengimbau untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi bagi yang belum mendapatkannya. Siswa yang sudah melakukan vaksinasipun harus tetap waspada karena gejala yang ditimbulkan ketika terpapar Covid-19 tidak lebih parah dari yang belum menerima vaksinasi.

Perlu adanya sikap yang serius agar Indonesia dapat mengatasi paparan Covid-19 lebih cepat khususnya di lingkungan sekolah, sehingga penyebaran tidak bertambah banyak dan Pembelajaran Tatap Muka 100 persen dapat tetap berjalan dengan baik. Salah satu contoh yang bisa diterapkan adalah pengadaan vaksinasi di sekolah bekerja sama dengan sentra vaksin terdekat agar pemberian vaksinasi kepada para siswa lebih teratur sehingga semua siswa mendapatkan vaksinasi.

Selain diterapkannya protokol kesehatan yang baik di lingkungan sekolah yang menerapkan PTM 100 persen, pemerintah juga harus tetap memberikan imbauan kepada masyarakat bahwa Covid-19 di Indonesia belum berakhir dan selalu menjaga protokol kesehatan saat bepergian serta melakukan vaksinasi atau booster bagi masyarakat yang belum mendapatkannya.

Dengan menjalani protokol kesehatan yang diikuti dengan program vaksinasi di lingkungan sekolah, maka diharapkan Pembelajaran Tatap Muka 100 persen dapat dilakukan dengan baik tanpa adanya paparan Covid-19 kepada para siswa.

*Penulis adalah kontributor Trilogi Institute

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih