Warta Strategis

Teroris Hanya Berkedok Agama Kerena Mereka Tidak Beragama

Oleh : Novi Agusta )*

 

Lagi, terjadi serangkaian aksi terorisme yang dilakukan suatu golongan dengan mengatasnamakan Agama tertentu. Aksi kali ini terjadi di wilayah Jawa Timur yang dalam kurun waktu 2 hari telah terjadi 3 aksi bom bunuh diri, yaitu: pada hari Minggu, 13 Mei 2018 yang terjadi di tiga gereja di Surabaya dalam kurun waktu yang hampir bersamaan di Gereja Kristen Indonesia jalan Diponegoro, Gereja Santa Maria di Ngagel, dan Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno. Kemudian, pada malam hari nya di Sidoarjo, satu keluarga terduga teroris meledakkan bom di kamar rumahnya blok B lantai 5 Rusunawa Wonocolo. Dan pada pagi hari ini, Senin 15 Mei 2018 aksi bom bunuh diri terjadi lagi di Markas Kepolisian Resor Kota Besar (Mapolrestabes) Surabaya.

Banyak korban jiwa dan korban terluka dari serangkaian aksi bom bunuh diri ini, yang lebih ironis lagi para pelaku teroris tersebut membawa serta pasangan (suami/istri) dan anak-anak mereka untuk dijadikan korban dalam melakukan aksinya. Apakah ini merupakan bentuk pengabdian mereka terhadap Agamanya? Lalu Agama mana yang memperbolehkan seorang manusia untuk melakukan hal keji tersebut? Tidak ada satu Agama pun yang akan membenarkan dan menjadikan para pelaku sebagai pahlawan. Apa yang mereka lakukan hanya ingin mengadu domba dan membuat umat beragama yang ada di Indonesia terhasut untuk saling membenci. Mereka serasa tidak rela jika masyarakat Indonesia memiliki toleransi umat beragama yang tinggi dan saling menjaga satu sama lainnya. Harapan mereka dengan melakukan aksi ini akan tercipta situasi yang tidak kondusif, umat beragama saling membenci, terjadi kepanikan, dan perasaan yang tidak aman dari masyarakat kita.

Jika itu yang menjadi harapan mereka, apakah kita dapat menyebut mereka beragama? Mengatasnamakan Agama untuk melakukan hal-hal yang sama sekali tidak diajarkan oleh Agama manapun. Ya! Mereka memang tidak beragama, karena setiap Agama selalu mengajarkan untuk saling berkasih sayang dan saling menjaga satu sama lain, saling menghormati dan menghargai sesama umat beragama. Apa yang dilakukan oleh para pelaku sangat bertolak belakang dengan apa yang agama kita selalu ajarkan. Maka jangan kita memberi ruang untuk mereka yang tidak beragama untuk merasa bangga dengan apa yang mereka lakukan! Janganlah kita memberikan respon-respon yang mereka harapkan muncul dari aksi yang telah dilakukan. Mereka ingin kita merasa takut dan mereka ingin kita terpecah belah.

Untuk itu, kita sebagai masyarakat tetaplah bersikap tenang, ciptakan suasana yang harmonis dan saling memperkuat, mari kita ciptakan kedamaian dengan menyampaikan pesan-pesan yang mendamaikan, dan tidak memperkeruh suasana dengan ikut serta dalam menyebarkan isu-isu yang belum dapat diakui kebenarannya. Kita jangan mudah terhasut dengan apa yang telah terjadi saat ini dan tetap mempererat persatuan kita sebagai masyarakat Indonesia yang cinta damai. Mari jadikan aksi yang telah dilakukan oleh para pelaku ini sebagai momentum untuk bersatu dan melawan dengan menunjukkan sikap dan kecaman atas apa yang telah mereka perbuat.

Saat ini, kita cukup menantikan pengungkapan kebenaran informasi dari pihak kepolisian dengan tetap waspada dan menjaga keamanan diri kita serta menjadi lebih peka dengan apa yang terjadi di sekitar kita. Selain itu, kita dapat memberikan informasi kepada pihak berwenang apabila dirasakan ada kondisi maupun tingkah laku yang janggal terjadi di lingkungan kita.

Kepolisian beserta pihak berwenang saat ini sedang melakukan penyelidikan dan akan mengupas tuntas kasus terorisme ini hingga ke akarnya. Kita harus optimis dan memberikan kepercayaan penuh kepada pihak kepolisian dan pemerintah untuk mengungkap jaringan teroris yang ada dibalik semua rangkaian aksi teror yang terjadi pekan ini. Kita dapat mengawal dan memberikan dukungan kepada pihak kepolisian dan pemerintah dengan tetap menjaga kestabilan dan kondusifitas lingkungan di masyarakat. Dengan terungkapnya dalang dibalik kejadian aksi bom bunuh diri ini, besar harapan kita bahwa kejadian ini menjadi aksi terakhir yang dilakukan oleh para pelaku teror.

Dengan adanya serangkaian aksi teror yang telah terjadi, seharusnya  dijadikan momentum oleh DPR di masa sidang berikutnya, yaitu tanggal 18 Mei 2018 untuk segera melakukan pengesahan terhadap revisi undang-undang nomor 15 tahun 2003 mengenai Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme yang hingga saat ini masih belum dapat disahkan karena belum terbentuknya kesepakatan mengenai definisi salah satunya.

Jika kita mencermati, dengan ditangkapnya sejumlah terduga teroris beberapa waktu ini mengindikasikan adanya kebangkitan sel terorisme yang selama ini terkesan ‘tidur’. Pihak aparat keamana saat ini merasa kesulitan melakukan tindakan pencegahan karena terbentur Undang-Undang Terorisme yang berlaku saat ini. UU Terorisme yang saat ini dipakai bersifat responsif. Artinya, pihak aparat keamanan baru bisa menangkap terduga teroris saat dia sudah mulai melancarkan aksinya. Apakah memang harus menunggu para pelaku tindak pidana terorisme tersebut melakukan aksinya baru ditangkap? Bila kita mengacu pada definisi penanggulangan sesungguhnya harus dimulai dari pencegahan dimana saat belum melaksanakan aksinya mereka dapat segera ditangkap dan diberikan perlakuan khusus untuk deradikalisasi.

Dari penjelasan tersebut di atas, maka harus segera dilakukan revisi dari UU yang telah ada dan harapannya RUU untuk Terorisme nomor 15 tahun 2003 diharapkan dapat pula mengatur bila seseorang kedapatan memiliki bukti kuat berafiliasi dengan jaringan teroris tertentu, pihak aparat keamanan bisa langsung melakukan penangkapan, bukan saat pelaku sudah melakukan aksinya. Selain itu, dengan adanya revisi maka dapat memperkuat pihak-pihak yang berwenang (Kepolisian, Densus 88, TNI, dan lain sebagainya) untuk dapat melakukan pemberantasan terhadap aksi-aksi teror yang meresahkan masyarakat.

 

)* Penulis adalah Pengamat Sosial Politik

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih