Tetap Taati Prokes Hindari Euforia Penurunan Kasus Covid-19
Oleh : Ahmad Fauzan )*
Turunnya jumlah pasien Corona amat disyukuri karena PPKM terbukti ampuh dalam mengendalikan Corona. Namun, kita harus harus tetap mematuhi Prokes dan tidak larut dalam euforia karena ancaman virus Covid-19 masih mengintai.
Bagaimana kabar Corona hari ini? Ada berita baik ketika jumlah pasien covid turun dratis menjadi ‘hanya’ 7.000-an orang per harinya (data tanggal 6 september 2021). Jika dibandingkan dengan 2 bulan lalu maka sangat bagus, karena pada juli lalu jumlah pasien covid berada di atas 30.000 orang per harinya.
Turunnya jumlah pasien Corona menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mengendalikan virus covid-19. Namun kita tidak boleh lengah sedikitpun lalu lalai dan melepas masker saat bepergian, karena keadaan belum benar-benar aman. Corona masih mengintai di mana-mana, apalagi saat ini virus jahat itu sudah bermutasi menjadi varian Mu yang jauh lebih ganas daripada varian Alfa (generasi pertama).
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Irvan Prawira Satyaputra menyatakan bahwa ada beberapa pelonggaran aturan saat PPKM, karena terjadi penurunan kasus Corona di Palembang. Di antaranya Mall sudah boleh dibuka, maksimal sampai jam 8 malam dan kapasitasnya hanya 50%. Selain itu cafe juga boleh melakukan dine in tetapi pengunjung juga dibatasi dan mereka hanya boleh buka sampai jam 8 malam juga.
Akan tetapi, Kombes Pol Irvan menambahkan, ada saja pelanggaran protokol kesehatan walau ada pelonggaran aturan. Yang paling sering adalah pemilik cafe dan mereka terus ditegur agar menaati poin-poin dalam protokol kesehatan. Penyebabnya karena masi ada saja yang kapasitasnya membludak, padahal maksimal pengunjung hanya 25%.
Ketika ada pemilik bisnis yang bandel maka ia bisa kena teguran keras dan didenda sampai puluhan juta rupiah, dan tempatnya pun disegel selama beberapa hari. Hukuman ini dirasa pantas agar mereka terus ingat untuk mematuhi poin-poin dalam protokol kesehatan 10M. Saat disegel, cafe tersebut harus disterilkan agar yakin bahwa tidak ada virus covid-19 yang tersisa pasca ada kerumunan.
Penegasan ini dirasa wajar karena jangan sampai masyarakat merayakan ‘kebebasan’ dan tenggelam dalam euforia, lantas berpesta besar-besaran di cafe. Tempat itu berubah dari semi restoran menjadi lokasi untuk ‘dugem’ lalu banyak yang minum-minum, tentu sambil melepas masker. Apa mereka tidak takut terkena Corona?
Euforia yang selanjutnya terjadi ketika ada yang diam-diam mengadakan pesta pernikahan dan mengundang sampai ratusan orang. Padahal aturannya maksimal hanya 25% dari kapasitas tempat resepsi, dan semua harus menaati protokol kesehatan, seperti pakai masker dan mencuci tangan. Ingatlah bahwa beberapa bulan lalu ada pengantin yang meninggal secara tragis karena Corona, pasca berpesta di sebuah Rumah Makan di kawasan Jawa Barat.
Jumlah pasien covid masih 7.000-an per hari dan jangan sampai kita jadi pasien berikutnya, lantas beresiko kehilangan nyawa karena imunitas tubuh sedang turun. Saat pandemi kita harus makin waspada dan giat berolahraga untuk menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, ubah pola makan menjadi sehat dan konsumsi lebih banyak air mineral, sayur, dan buah-buahan.
Selain itu, ajari juga anak-anak untuk tertib memakai masker dan jangan dilepas ketika sampai di tempat tujuan. Mereka belum mendapatkan vaksinasi, sehingga harus lebih ketat dalam menerapkan protokol kesehatan. Jangan lupa pula untuk memberi vitamin tambahan, susu, dan madu, agar imunitasnya terjaga.
Ketika kasus Corona sedang menurun, jangan bergembira lalu malas memakai masker. Justru ketika kita tenggelam dalam euforia, di sanalah Corona mengintai lalu diam-diam menginfeksi tubuh. Tetaplah menaati protokol kesehatan 10M dan menjaga imunitas.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute