Tidak Mudik Dapat Melindungi Diri dan Keluarga Dari Penyebaran Corona
Oleh: Xeraphine Siwi*
Pemerintah Indonesia terus menerus melakukan berbagai upaya secara maksimal dengan mempertimbangkan berbagai skenario dan kebijakan untuk memutus rantai penyebaran virus corona atau Corona Virus Disease (Covid-19) demi keselamatan dan keamanan seluruh masyarakat. Pemerintah tidak dapat berdiri sendiri dalam upaya tersebut, tetapi memerlukan dukungan dan kerjasama dari semua pihak, termasuk untuk tidak mudik, dikarenakan arus mudik ke daerah-daerah di Indonesia akan membuat penanganan virus Covid-19 semakin sulit.
Mudik lebaran sudah merupakan suatu tradisi, menjelang hari raya Idul Fitri yang sangat dinantikan banyak orang. Di Indonesia, mudik identik dengan pergerakan jutaan manusia, khususnya dari perkotaan menuju perdesaan untuk berkumpul dengan keluarga dalam rangka silaturahim. Namun, dengan situasi seperti saat ini, mudik menjadi masalah di tengah Wabah Virus Corona karena menyangkut kesehatan bahkan nyawa manusia.
Sejauh ini, seruan untuk tidak mudik masih berupa imbauan dan arahan, namun pemerintah tengah mengatur peraturan pemerintah (PP) terkait kebijakan mudik lebaran 2020. Imbauan untuk tidak mudik, bisa menyelamatkan banyak orang, dan mencegah bertambahnya daerah episentrum Covid-19, karena penularan virus corona akan makin cepat apabila masyarakat tidak melakukan social distancing atau physical distancing dengan baik.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengungkapkan bahwa pemerintah mengimbau masyarakat agar tak perlu melaksanakan mudik karena akan memperluas sebaran Virus Corona ke berbagai daerah di Indonesia. Terlebih arus mudik dari Jakarta yang saat ini menjadi episentrum virus ini.
Dalam Islam, lanjut Ma’ruf, diajarkan bila melakukan sesuatu yang bisa diyakini menimbulkan bahaya buat dirinya atau orang lain, maka hal tersebut dilarang oleh agama, bahkan cenderung diharamkan.
Untuk mendukung imbauan ini, Ma’ruf mengatakan pemerintah telah melakukan beberapa upaya, seperti menghapus program mudik gratis, hingga menyiapkan bantuan sosial bagi mereka yang terpaksa membatalkan mudik.
Imbauan untuk tidak pulang kampung pada musim Lebaran tahun ini juga disuarakan oleh dua ormas Islam besar, yakni NU dan Muhammadiyah.
Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PB NU Robikin Emhas mengatakan, virus korona berbahaya karena kecepatan persebarannya dan gejala yang bisa tidak terdeteksi oleh orang yang terinfeksi sehingga membuat mereka menjadi carrier (pembawa) dan tanpa sadar menyebarkan virus ke tempat dan orang lain. Menurutnya, seorang muslim harus bersikap adil dan proporsional, baik dari aspek akidah, ibadah, maupun muamalah.
Senada dengan Robikin, Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menuturkan, inti silaturahmi adalah saling mendoakan, berbagi suka-duka, dan membantu meringankan beban atau masalah. Dalam situasi tertentu, misalnya karena keadaan, jarak, dan kesempatan, hal itu dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, baik menggunakan media surat, surat elektronik (e-mail), telepon, video call, maupun cara-cara yang lain. Dalam ajaran Islam, lanjutnya, menyelamatkan kehidupan jauh lebih penting daripada melaksanakan tradisi yang mengandung risiko keselamatan.
Mengingat wabah Corona ini berada di level darurat kesehatan, masyarakat diharapkan agar masyarakat bisa bersikap bijaksana. Sebaiknya, mudik ditunda dulu hingga kondisi kembali kondusif. Ingat! Virus ini bukanlah bahan lelucon, masyarakat Indonesia harus bersatu, sadar diri, berbenah, bersama-sama berjuang untuk negeri melawan pandemic Covid-19.
Memaksakan diri untuk mudik justru bisa membahayakan diri sendiri dan orang lain, termasuk keluarga. Kita tidak pernah tahu di tengah perjalanan menuju kampung halaman bisa saja tanpa sadar terjadi kontak fisik dengan orang yang terpapar Covid-19, atapun sebaliknya, secara tidak sadar kita membawa virus tersebut di dalam diri kita dan menjangkiti orang lain.
Mungkin juga bagi keluarga di kampung, muncul kekuatiran sendiri akan datangnya keluarga atau sanak saudara, apalagi dari daerah wabah. Bagaimanpun juga, saat para pemudik ingin bertemu dengan keluarga terutama para orang tua, tanpa menyadari bahwa mereka sangat rentan tertular virus.
Kita harus menerapkan budaya disiplin dengan tetap berada di tempat masing-masing. Hal ini akan sangat membantu pemerintah membatasi penyebaran Covid-19. Pergerakan manusia dalam jumlah besar seperti mudik berpotensi menambah penyebaran virus ini. Tentu saja, kita rindu untuk bisa pulang kampung halaman. Namun yang lebih penting mari kita jaga keluarga kita dan kampung halaman kita tetap sehat dengan tidak melakukan perjalan jauh, apalagi mudik. Lindungi Diri dan Keluarga, Jangan Mudik
*pemerhati sosial budaya