Tokoh Agama di Papua Serukan Perdamaian Abadi
Oleh: Delina Tokoro)*
Papua adalah wilayah di Indonesia yang beberapa kali diganggu oleh kelompok separatis, karena mereka ingin memerdekakan diri. Padahal kumpulan pembelot ini salah, karena merusak kedamaian di Papua. Selain itu, warga asli di Bumi Cendrawasih dan para tokoh agama tidak mau terpengaruh OPM, dan menyerukan perdamaian abadi di sana.
Wilayah Papua terkenal akan keindahan alamnya, seperti di Raja Ampat dan puncak Gunung Jayawijaya. Keelokan Bumi cendrawasih sangat dibanggakan oleh rakyatnya, dan mereka hidup dengan rukun dan damai sambil menikmati harmoni alam. Walau di Papua dihuni oleh warga asli dan pendatang, namun hampir tidak ada perpecahan di sana.
Sayangnya oknum separatis tidak suka melihat kedamaian di Papua, karena akan merusak rencana mereka untuk membuat Republik Federal Papua Barat. Jika rakyat di Bumi Cendrawasih bersatu, baik warga asli maupun pendatang, maka mereka tak bisa merayu untuk memerdekakan Papua dan mengibarkan bendera bintang kejora.
Untuk menjaga kedamaian di Papua, maka para tokoh agama mendatangi Moeldoko, Kepala Kantor Staf Kepresidenan. Mereka ingin ada kedamaian abadi di Papua. Moeldoko menerima kedatangan mereka dengan baik, dan berjanji akan meneruskannya ke Presiden Jokowi.
Menurut Moeldoko, Papua adalah anak negeri, saudara sendiri. Papua bisa sempurnakan Indonesia, maka perlu ada dialog untuk mengatasi masalah di sana. Namun, meskipun Presiden Jokowi sangat perhatian pada rakyat di Bumi Cendrawasih, mereka diharap untuk menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa ada interferensi dari pemerintah pusat.
Pernyataan Moeldoko ini tidak boleh diartikan sebagai sesuatu yang negatif, karena mengartikan hak prerogatif rakyat Papua dalam mengatur wilayahnya. Saat di Bumi Cendrawasih masuk dalam masa otsus (otonomi khusus), maka memang diatur bahwa Gubernur, Wali Kota, dan pejabat lain adalah warga asli Papua. Agar mereka bisa membangun daerahnya sendiri.
Jika warga asli Papua yang jadi pemimpin, maka akan lebih mengerti bagaimana cara mendekati masyarakat di sana, yang berbeda suku dan karakter. Gubernur dan Wali Kota bisa memimpin dengan baik, karena mereka paham psikologis masyarakat di sana, sehingga program-program yang dilakukan akan berjalan dengan baik
Begitu juga dengan pemberantasan separatisme. Mereka yang mengacaukan kedamaian di Papua hendaknya dihapuskan dari Bumi Cendrawasih, agar tidak ada lagi korban selanjutnya. Pemerintah pusat sudah membantu dengan menerjunkan lebih banyak anggota TNI dan polisi di Papua, untuk menjaga keamanan dan kedamaian di sana.
Selain itu, para pejabat mulai dari Gubernur sampai Kepala Desa bisa mengatasi anggota OPM dengan pendekatan dari hati ke hati. Sehingga mereka mau bertobat dan disadarkan bahwa saat ini Papua sudah sejahtera, sehingga tidak usah ada cita-cita untuk merdeka dan membentuk Republik Federal Papua Barat.
Penyebabnya karena dari banyak anggota kelompok separatis, ternyata ada anak ABG ingusan yang hanya ikut-ikutan dan mau bergerilya, hanya karena terbujuk. Karena anggota OPM lain menjanjikan senjata api dan image bahwa masuk kelompok tersebut itu keren. Para pejabat bisa mendekati dan merayu agar mereka keluar, dan kembali ke jalan yang benar.
Jika kelompok separatis mulai ditinggalkan oleh anggotanya, maka ia akan bubar dengan sendirinya. Sehingga perdamaian di Papua tidak akan rusak oleh ulah mereka. Di Bumi Cendrawasih, masyarakatnya akan hidup rukun dan damai, tanpa ada gangguan dari OPM dan KKB.
Kedamaian di Papua akan terwujud, ketika semua bekerja sama. Mulai dari masyarakat sipil, pejabat, sampai aparat, kompak dalam menjaga keamanan dan harmoni di Bumi Cendrawasih. Masyarakat akan hidup rukun, dan sejahtera, sehingga akan ada perdamaian abadi di Papua.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta