Tokoh Agama Sambut Baik Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia
Oleh : Andika Rachman )*
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh umat Katolik dan masyarakat umum di seluruh negeri. Sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik dan salah satu tokoh agama paling berpengaruh di dunia, kedatangan Paus Fransiskus dapat membawa dampak positif bagi hubungan antaragama dan memperkuat kerukunan sosial di Indonesia. Tokoh agama antusias menyambut kunjungan bersejarah ini, penting seluruh masyarakat menjaga kondusivitas dan keamanan, agar acara tersebut berlangsung sukses dan harmonis.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia bukan hanya merupakan kunjungan pastoral biasa, melainkan juga simbolik dalam mempererat tali persaudaraan antarumat beragama. Paus Fransiskus dikenal dengan sikapnya yang terbuka dan inklusif terhadap berbagai agama serta etnis, dan kunjungannya kali ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi perdamaian dan toleransi di Indonesia. Dalam konteks Indonesia yang kaya akan keberagaman budaya dan agama, kedatangan Paus Fransiskus menjadi momentum penting untuk memperkuat rasa persatuan dan kerukunan.
Para tokoh agama di Indonesia, baik dari kalangan Katolik maupun non-Katolik, telah mengeluarkan berbagai imbauan untuk menjaga kondusivitas selama kunjungan Paus Fransiskus. Imbauan ini tidak hanya mencakup ajakan untuk menghindari konflik, tetapi juga untuk berpartisipasi aktif dalam menyambut kunjungan tersebut dengan sikap yang positif dan penuh hormat.
Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo mengatakan Paus Fransiskus telah merencanakan kunjungan ke Indonesia sejak 2020, namun terkendala Covid-19. Oleh karena itu, kunjungan Paus Fransiskus saat ini adalah kesempatan emas bagi umat Katolik dan seluruh rakyat Indonesia untuk menunjukkan semangat persatuan dan cinta kasih. Momen ini diharapkan dapat berjalan dengan damai dan tidak ada pihak yang merasa terpinggirkan.
Masyarakat Muslim juga menunjukkan dukungan terhadap kunjungan Paus Fransiskus. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa pemerintah dan masyarakat Indonesia akan menyambut baik kunjunga Paus Fransiskus. Ini menjadi momentum penting untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Vatikan dan menjadikan Indonesia sebagai barometer kehidupan beragama yang rukun dan damai.
Kementerian Agama bertugas untuk menjamin semua umat beragama di Indonesia dapat beribadah dengan baik. Indonesia memiliki enam agama besar, yaitu Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, dan Khonghucu guna kehidupan beragama di Indonesia berjalan harmonis, Kementerian Agama mengupayakan pendekatan moderat melalui pendidikan keagamaan.
Untuk memastikan kunjungan Paus Fransiskus berlangsung sukses, berbagai pihak telah melakukan persiapan dan koordinasi. Pemerintah Indonesia, bersama dengan Gereja Katolik dan berbagai organisasi masyarakat, telah merancang rencana keamanan yang ketat untuk menjaga agar acara berlangsung tanpa gangguan. Selain itu, kampanye publik untuk menyebarluaskan pesan damai dan toleransi juga gencar dilakukan.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyambut gembira kunjungan Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus ke Indonesia selama 3-6 September 2024. Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Syafiq A. Mughni mengatakan Muhammadiyah menyambut gembira kedatangan Paus Fransiskus. Ini adalah sebuah kunjungan yang memiliki makna simbolik maupun substansi di dalam membangun persaudaraan kemanusian.
Kunjungan ini juga harus dimaknai bahwa bangsa Indonesia masih terus membutuhkan kesamaan definisi terhadap situasi di tingkat nasional dan juga di tingkat internasional serta menjadi jawaban untuk menyamakan persepsi antara negara-negara di dunia dalam memandang berbagai isu global seperti ekstrimisme, krisis iklim, hingga perbedaan antara negara kaya dan miskin.
Masyarakat diharapkan untuk berperan aktif dalam menerima kunjungan ini dengan cara yang positif. Umat Katolik diharapkan untuk mengikuti acara-acara yang diselenggarakan, sementara masyarakat umum diundang untuk turut menjaga suasana kondusif. Partisipasi aktif dari semua kalangan sangat penting untuk memastikan bahwa kunjungan ini meninggalkan kesan yang baik dan memperkuat hubungan antarumat beragama.
Dialog antaragama merupakan salah satu solusi untuk mengatasi potensi ketegangan. Dengan membuka ruang bagi diskusi dan interaksi antar pemuka agama dan masyarakat, diharapkan akan tercipta pemahaman yang lebih mendalam dan mengurangi risiko timbulnya gesekan. Dialog ini juga dapat memperkuat komitmen bersama untuk menjaga kerukunan dan perdamaian.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan kesempatan langka yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Imbauan dari para tokoh agama untuk menjaga kondusivitas dan keamanan adalah langkah yang sangat penting untuk memastikan bahwa acara ini dapat berjalan dengan sukses dan membawa manfaat bagi semua pihak.
Dengan persiapan yang matang, dukungan dari semua kalangan, dan sikap saling menghormati, diharapkan kunjungan ini dapat menjadi momen bersejarah yang memperkuat persatuan dan kerukunan di Indonesia. Semoga kedatangan Paus Fransiskus dapat memberikan inspirasi dan dorongan bagi kita semua untuk terus menjaga perdamaian dan toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
)* Penulis adalah mahasiswa Universitas Jakarta.