Tolak dan Boikot PRP serta Organisasi Terlarang di Nabire, Warga Turun ke Jalan Gelar Konvoi
NABIRE – Massa yang tergabung dalam berbagai organisasi, komunitas, paguyuban, hingga masyarakat adat di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, menggelar konvoi di jalanan dan meneriaki tolak dan kutuk keras Petisi Rakyat Papua (PRP), serta organisasi terlarang lainnya di Nabire.
Kepada Tribun-Papua.com Minggu (17/7/2022), Ketua Pemuda Adat Wilayah Saireri II Nabire, Ali Kabiay menyebutkan konvoi tersebut dimaksudkan untuk membawa misi menolak PRP dan segala bentuk aktivitasnya. “Masyarakat Nabire menilai, PRP telah membuat keresahan dengan memunculkan aksi-aksi yang merugikan masyarakat. Oleh karena itu kami menolak, memboikot, dan mengutuk keras segala aktivitasnya,” katanya.
Ia juga menjelaskan, ada dua tuntutan massa saat konvoi berlangsung yaitu menolak segala bentuk kegiatan PRP yang menganggu kenyamanan warga Nabire. Kemudian, yang kedua PRP tidak boleh melakukan aksi di Nabire karena masyarakat Nabire sudah menerima Daerah Otonomi Baru (DOB). “Jadi kita melakukan konvoi ini dengan mengelilingi Kota Nabire, hingga kembali lagi ke Sekretariat BMAPP dan PAS2N di Jalan Wolter Monginsidi,” sebut Ali.
Di lain sisi, Ketua Badan Musyawarah Adat Provinsi Papua (BMAPP), Melkysedek Rumawi menyampaikan penolakannya terhadap PRP, berserta segala bentuk aktivitasnya di Nabire. “Kami menolak segala bentuk organisasi apa lagi organisasi Petisi Rakyat Papua (PRP) yang mengatasnamakan seluruh rakyat Papua, hal itu tidak benar,” tegasnya.
Dikatakan Melkysedek, aksi-aksi PRP selalu merugikan masyarakat yang ada di Kabupaten Nabire, padahal daerah dengan julukan kota jeruk itu adalah zona damai. “Nabire adalah rumah bagi kita semua dan rumah bagi seluruh masyarakat adat Nusantara, jadi kita wajib bersama-sama menolak PRP di Nabire, serta selalu menjaga persatuan dan kesatuan di dalam bingkai NKRI,” terangnya. Setelah selesai melakukan Kegiatan Konvoi di Kota Nabire, para peserta konvoi kembali ke Sekretariat BMAPP dan PAS2N, untuk melakukan prosesi adat bakar batu dengan menggunakan daging Babi dan daging Ayam.
Pada kesempatan itu, Pengendali Masyarakat Adat Suku Dani di Nabire, Kumis Jingga menyampaikan rasa syukurnya, sebab konvoi menyuarakan aspirasi tolak PRP dapat berlangsung lancar. “Semua yang kami bakar hari ini sukses, karena sayuran yg kami bakar dan dagingnya masak semua, itu tandanya kegiatan hari ini sukses,” ucapnya. Lebih lanjut, ia mengatakan acara itu seperti prosesi pihaknya pada saat pergi berperang, di mana sebelum berperang harus melakukan prosesi bakar batu dan jika semua sayuran dan daging telah masak.
“Tentu kami akan menang dalam perang, jadi hari kita sukses melaksanakan pawai ini, kami juga berharap semoga situasi di Nabire tetap aman dan kondusif,” sambungnya. Turut berpartisipasi pula, Badan Musyawarah Adat Provinsi Papua (BMAPP), Pemuda Adat Wilayah Saireri II Nabire (PAS2N), Masyarakat Adat Dani, Masyarakat Adat Mee, dan Masyarakat Adat Mamberamo Raya. Hingga Masyarakat Adat Moni, Masyarakat Adat Biak, Masyarakat Adat Sulawesi, Masyarakat Adat Jawa, Ikatan Keluarga Serui, dan simpatisan lainnya. (*)